Selasa, 28 Juni 2016

Cut Sriyanti; Volume 3, Nomor 2, Januari-Juni 2016, hal. 85-90

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST-SC DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Oleh:
Cut Sriyanti

ABSTRAK
Jumlah persalinan sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan dengan frekuensi diatas 11%. Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka post-SC di rumah sakit umum daerah dr Zainoel Abidin  Banda Aceh pada tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain Quasi Eksperimen, dengan jumlah populasi semua ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling. Analisa data menggunakan uji T (T-test). Berdasarkan uji statistik didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara mobilisasi dini post-SC p=0,000 terhadap proses penyembuan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014. Adanya Pengaruh antara mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka post-SC. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan konseling informasi dan edukasi mengenai mobilisasi dini post-SC pada ibu post-SC agar dapat meningkatkan proses penyembuhan luka pada ibu post-SC.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Luka Post-SC

PENDAHULUAN
Menurut Word Health Organitation (WHO), standar rata-rata sectio caesarea disebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Permintaan sectio caesarea (SC) di sejumlah negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya (Judhita, 2009)
Secara umum jumlah persalinan sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan dengan frekuensi diatas 11% (Kemenkes RI, 2013).
              Salah satu tujuan Pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan, terhadap pencapaian target MDGs yaitu penurunan 75% rasio kematian maternal. Frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% - 0,7% di negara-negara sedang berkembang, sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0,05% - 0,1%. Berdasarakan data yang diperoleh di Indonesia terjadi peningkatan angka sectio caesarea disertai kejadian infeksi luka post-SC sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi luka operasi (Kemenkes RI, 2013).
              Tindakan operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang penting pada periode post-SC untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic usus dan mengurangi rasa nyeri (Kasdu, 2007). 
              Peran petugas kesehatan pada pasien post-SC diarahkan untuk mengembalikan fungsi fisiologis pada seluruh system secara normal, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, meningkatkan konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka dan komplikasi post-SC. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi dini (Muttaqin, 2009).
              Mobilisasi dini ialah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing pasien untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan dan dapat mencegah komplikasi post-SC. Tujuan mobilisasi dini diharapkan memperbaiki aliran darah sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka. Luka post-SC merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan pasien post-SC di Rumah sakit (Cunningham, 2009).
              Berdasarkan hasil study pendahuluan yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014 diperoleh data pada bulan Januari-Desember tahun 2013 tercatat jumlah pasien yang melahirkan dengan sectio caesarea sebanyak 504 pasien (37%), dari 1.362 pasien yang menjalani persalinan, dan pada bulan juni tahun 2014 tercatat 31 pasien yang melahirkan dengan sectio caesarea, Sedangkan jumlah pasien yang melakukan pengangkatan benang jahitan luka post-SC lebih dari hari pengangkatan normal yaitu 10 hari adalah berjumlah 384 pasien pada bulan Januari-Desember pada tahun 2013, dan berjumlah 33 pasien pada bulan juni pada tahun 2014. Hasil study awal pada ruang kebidanan serunei 3, di dapatkan hanya 4 dari 10 orang ibu dengan post-SC yang melakukan mobilisasi dini, sedangkan 6 orang lainnya tidak melakukan mobilisasi dini dengan alasan merasa khawatir jahitannya akan terbuka.
             
METODE
              Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain Quasi Eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, pada tanggal 24 Juli sampai dengan 6 Agustus 2014. Populasi penelitian ini adalah semua ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini 20 orang ibu post-SC, 10 orang kelompok kontrol 10 orang kelompok perlakuan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisa data menggunakan uji T-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Analisa Univariat
a.       Proses Penyembuhan Luka post-SC
Tabel 1. Distribusi frekuensi proses penyembuhan luka pada ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2014
No
Penyembuhan luka post-SC
Frekuensi
Presentasi(%)
perlakuan
kontrol

1
Sembuh
9
1
50
2
Tidak Sembuh
1
9
50
Jumlah

10
10
100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 20 responden, 10 resonden (9 responden diberi perlakuan, dan 1 responden tidak diberi perlakuan) (50%) ibu post-SC yang lukanya mengalami penyembuhan.

b.      Mobilisasi dini
Tabel 2. Distribusi frekuensi mobilisasi dini pada ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2014

No
Mobilisasi Dini
Frekuensi
Presentasi(%)
Perlakuan
Kontrol
1
Ada
9
0
45
2
Tidak Ada
1
10
55
Jumlah

10
10
100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 20 responden, 9 atau (45%) ibu post-SC yang ada melakukan mobilisasi dini.

2.      Analisa bivariat
Rerata Perbedaan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC
Tabel 5.4. Rerata Perbedaan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC

No
Mobilisasi Dini
Penyembuhan luka
Total
P
N
Sembuh
Tidak Sembuh
f
    %
f
%
f
%
1
Ada
9
45
0
 0
9
45
0,000
20
2
Tidak Ada
1
    5
10 
50
 11
 55

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa dari 20 responden, 9 responden (45%) melakukan mobilisasi dini dan luka operasi  dapat sembuh dengan baik. Setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai P=0,000 P= (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, maka dapat dibahas hasil sebagai berikut:
Gerakan-gerakan yang dillakukan oleh responden setelah operasi karena melahirkan sangat membantu dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 9 orang (45%), responden yang tidak melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 1 orang (5%), sedangkan yang tidak melakukan mobilisasi dini dan tidak mengalami penyembuhan adalah berjumlah 10 orang (50%), setelah dilakukan uji statistic diperoleh nilai P=0,000 P= (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC.
 Hasil penelitian ini juga didukung oleh Christina, S (2011), yang mengatakan bahwa sebagian besar pasien post-SC melakukan mobilisasi dini dengan baik karena banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini, salah satu keuntungan yang didapat adalah tingkat kesembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak melakukan mobilisasi dini sehingga banyak pasien yang bersedia melakukan mobilisasi dini, selain melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini tingkat pengetahuan dan kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan pun juga menjadi faktor yang mendukung kesediaan pasien untuk melakukan mobilisasi dini. Pasien yang memiliki kesiapan dalam menghadapi persalinan lebih memiliki motivasi yang besar untuk dapat segera sembuh dan merawat bayinya sendiri, biasanya pasien pada usia produktiflah yang memiliki kesiapan lebih besar untuk menghadapi persalinan yaitu antara usia 26-30 tahun. Ditunjang lagi pasien sudah diberikan pengetahuan mengenai mobilisasi dini oleh peneliti sebelum melakukan sectio caesaria sehingga menambah kesiapan serta pengetahuan pasien tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini dan juga peran bidan yang selalu mengajak dan membimbing untuk melakukan mobilisasi dini.
Tindakan operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang sangat penting pada periode post-SC untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic usus dan mengurangi rasa nyeri. Mobilisasi dini sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka yang mana mobilisasi dini sangat mendukung kerja organ dalam tubuh untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak akibat luka insisi pada saat operasi (Kasdu, 2007). 

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini Post-SC berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka Post-SC.



DAFTAR PUSTAKA

Benson, R.C and Pernoll, M.L. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth. 2010. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC
Cunningham, F.G. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Eisenberg, A. 2009. Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan
Hamilton. 2010. Mobilisasi Dini. Jakarta: salemba medika
Juditha, I. 2009. Tips Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta: Forum Kita
Kasdu, D. 2007. Operasi Caesar: Masalah Dan Solusinya. Jakarta: puspa Sehat
Kozier and ERB. 2011. Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa  Kebidanan. Jakarta: EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Murkoff, H. 2009. Kehamilan, Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta: Arcan
Muttaqin, A. 2009.  Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 164-165.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter and Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Saleha, s. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: salemba medika
Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto
Setiabudi,dkk. 2009. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Simkin, P. 2009. Pregnancy Childbirth And The Newborn. New York: Parents Trust For Washington Children
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi
Taniredja. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Uliyah, M. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Wartonah, T. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widuri, H. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas Dan Istirahat Tidur). Yogyakarta: Gosyen Publishing
Wirakusumah, F.F. 2012. Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Wirnata. 2010. Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Jakarta: EGC
Www.Depkes.go.id. 2013. Profil Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI (dikutip 13 maret 2014)

1 komentar:

  1. The ultimate guide to making smart-phone & smartphone smart
    of all the smartphone and titanium razor smart-phone technologies titanium fishing pliers that titanium magnetic surround smartphones and 먹튀 tablets. The number one goal is to take your nipple piercing jewelry titanium

    BalasHapus