WAKTU PENJEPITAN TALI PUSAT TERHADAP
KADAR HAEMOGLOBIN BAYI BARU LAHIR
Oleh
:
Salmiani
Abdul Manaf, Irnawati
ABSTRAK
Anemia defisiensi besi merupakan
masalah defisiensi nutrient tersering terjadi pada anak diseluruh dunia,
terutama negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Kekurangan zat
besi selama kehamilan dan persalinan akan meningkatkan risiko kesakitan serta
kematian pada bayi1. Penjepitan tali pusat
merupakan salah satu tindakan dari manajemen aktif kala tiga. 4,5. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui adanya
pengaruh waktu penjepitan tali pusat terhadap kadar Hb bayi baru lahir. Rancangan Penelitian
ini merupakan penelitian
post test-only
control group design. Populasi
dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir di BPM Jawiriyah pada tahun 2015. Sampel penelitian yaitu
bayi baru lahir pada bulan Mei-Oktober
2015 dengan jumlah 36 bayi, 18 waktu
penjepitan 1-59 detik dan 18 waktu penjepitan 60-180 detik. Hasil Penelitian ada
perbedaan bermakna antara kadar haemoglobin (HB) pada waktu penjepitan 1-59
detik dan waktu penjepitan 60-180 detik. Hal ini didapat dari hasil uji
statistik, yaitu uji t dua sampel saling bebas, dimana didapat nilai p-value
adalah sebesar 0.000 yang mana lebih kecil dari nilai alpha 5%. Kadar
haemoglobin (HB) untuk waktu penjepitan 60-180 detik lebih besar daripada kadar
haemoglobin (HB) dengan waktu penjepitan 1-59 detik. Kesimpulan Terdapat
perbedaan bermakna kadar haemoglobin (HB) antara waktu penjepitan tali
pusat 1-59 detik dengan waktu penjepitan tali pisat 60-180 detik dengan p-value
= 0.000. Disarankan
selanjutnya dapat dilakukan penelitian kadar Haematokrit BBL untuk mendapatkan derajat defisiensi yang
lebih spesifik, dan dapat ditetapkan standar prosedur waktu penjepitan tali
pusat.
Kata Kunci : Penjepitan tali pusat, Kadar HB, Bayi Baru lahir
PENDAHULUAN
Anemia defisiensi besi merupakan
masalah defisiensi nutrient tersering terjadi pada anak diseluruh dunia,
terutama negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Secara epidemiologi,
prevalensi tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa anak anak.
Beberapa penyebab diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat
kehamilan,dan percepatan pertumbuhan masa anak anak yang disertai rendahnya
asupan besi. Kekurangan zat besi sangat mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah
laku, dan pertumbuhan seorang bayi. Kekurangan zat besi selama kehamilan dan
persalinan akan meningkatkan risiko kesakitan serta kematian pada bayi1.
Proses persalinan merupakan masa transisi dari fetus ke bayi,
fase ini merupakan bagian yang penting dari proses tumbuh kembang anak. Selama
periode intra uteri, oksigenasi otak fetus disuplay oleh plasenta, setelah bayi lahir peran tersebut
diambil alih oleh paru paru bayi. Peralihan peran oksigenasi dari plasenta ke
paru paru bayi terjadi pada masa setelah bayi lahir dan sebelum plasenta
dilahirkan. Pada masa ini oksigenasi bayi melalui plasenta masih berlanjut,
darah masih ditransfusikan ke bayi (transfusi plasental). Hal ini dapat
mempengaruhi kadar haemoglobin (Hb), haematokrit (Ht), menambah volume
eritrosit, mencegah hipovolemi dan hipotensi pada bayi baru lahir, sehingga
otak bayi tetap mendapat suplai oksigen yang cukup. Intervensi pada masa
transisi ini dapat menurunkan volume darah pada neonatus sekitar 25-40%.
Setelah paru-paru bayi mengambil peranan ini, peran oksigenasi plasenta
berhenti, pembuluh darah talipusat menutup namun oksigenasi otak tidak sampai berhenti2,3
Penjepitan dan
pemotongan tali pusat memegang peranan penting dalam menentukan kecukupan zat
besi pada bayi baru lahir. Kontroversi saat memotong talipusat yang tepat dan
manfaat untuk bayi baru lahir masih menjadi perdebatan para ahli dan menunda
pemotongan tali pusat masih dianggap suatu tindakan yang berbahaya pada
manajemen aktif kala tiga, beberapa penelitian membuktikan berbagai manfaat
menunda pemotongan tali pusat pada bayi baru lahir baik dari segi mencegah
anemia maupunpengaruh jangka panjang untuk perkembangan selanjutnya dari bayi
baru lahir.3,4
Penjepitan tali pusat
merupakan salah satu tindakan dari manajemen aktif kala tiga. Kapan waktu
penjepitan tali pusat ini tidak pernah disebutkan konsensus pasti. Pengertian
segera memotong tali pusat mengacu kepada waktu dari bayi lahir sampai dengan
terpotongnya tali pusat, yaitu 1 menit.
Menunda penjepitan tali pusat atau penjepitan tali pusat lambat adalah waktu
setelah bayi lahir sampai dengan terpotongnya tali pusat diperkirakan 2 – 3
menit atau sampai tidak ada denyut ditali pusat.4,5 Definisi
penundaan pengikatan tali pusat
bervariasi diantara beberapa penelitian yang sudah dilakukan. Mcdonnel
tahun 1997 menyebutkan waktu penundaan adalah 31 detik, menurut Rabe tahun 2000
adalah selama 45 detik, dan menurut Hoffmeyr tahun 1993 adalah selama 60 sampai
120 detik.
Sampai saat ini waktu
yang tepat untuk menunda penjepitan tali pusat masih diperdebatkan oleh
beberapa ahli. Penundaan penjepitan tali pusat dapat menyediakan tambahan darah
sebanyak 80-100 ml pada bayi baru lahir.4 Penundaan waktu penjepitan tali pusat sekitar
2-3 menitdapat memberikan redistribusi darah diantara plasenta dan bayi,
memberikan bantuan placental transfusion yang didapatkan oleh bayi sebanyak
35-40 ml/kg dan mengandung 75 mg zat besi sebagai hemoglobin, yang mencukupi
kebutuhan zat besi bayi pada 3bulan pertama kehidupannya. Sebaliknya penjepitan
tali pusat secara dini (kurang lebih10-15 detik setelah kelahiran) dapat
menghalangi sebagian besar jumlah zat besi yangmasuk ke dalam tubuh bayi.
Penundaan penjepitan tali pusat juga dapat meningkatkan penyimpanan zat besi
saat lahir sehingga dapat mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.6
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
adalah penelitian posttest-only control group design.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh waktu penjepitan tali
pusat terhadap kadar Hb bayi baru lahir. Tempat penelitian ini dilakukan di
Bidan praktek mandiri Jawiriyah Kota banda Aceh dengan periode waktu selama 6
bulan antara bulan Mei sampai Oktober 2015. Sampel penelitian adalah bayi baru
lahir di BPM Jawiriyah priode bulan
Mei-Oktober 2015 dengan kriteria inklusi: Bayi baru lahir; tidak asfiksia;
berat lahir normal (≥ 2500 s.d. < 4.000 g), kehamilan tunggal,
spontan ,umur kehamilan aterm, persalinan pervaginam, Ibu : tidak menderita diabetes melitus
(anamnesis), hipertensi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90
mmHg), pre-eklamsi/ eklamsi, perdarahan ante partum/ solutio plasenta dan
inersia/ atonia uteri . Orang tua
bersedia berpartisipasi dalam penelitian. Kriteria eksklusi :
Setelah bayi lahir tiba-tiba terjadi perdarahan pada ibu yang banyak
(perdarahan post partum), Kelainan plasenta (infark dengan cara visual,
hematom), bayi dengan Ikterus, sindrom
down dan kelainan kongenital berat.
Besar subyek penelitian menggunakan
Rumus besar subyek penelitian untuk uji hipotesis terhadap rerata 2 populasi.
Apabila zα=1,96, zβ=0,842, δ= simpang baku kadar Hb pada bayi baru lahir =
5. X1 adalah rerata kadar Hb pada bayi
baru lahir yang dilakukan penjepitan tali pusat 1-59 detik setelah lahir dan X2 adalah rerata kadar Hb pada
bayi baru lahir yang dilakukan penjepitan tali pusat 60 detik setelah lahir.
Beda X1 dan X2 atau (X1-X2) ditetapkan
sebesar = 5. Besar subyek penelitian
adalah :

Dengan
mempertimbangkan kemungkinan drop out, ditetapkan besar subyek untuk masing-masing
kelompok penelitian = 18 subyek, sehingga total = 36 subyek.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 1. Kadar haemoglobin (HB) pada bayi baru lahir berdasarkan lama
penjepitan tali pusat.
Waktu
|
N
|
Rerata
(gram/dl)
|
SD
(gram/dl)
|
Maksimal
(gram/dl)
|
Minimal
(gram/dl)
|
1-59
detik
|
18
|
16.47
|
1.26
|
18,7
|
14
|
60-180
detik
|
18
|
18.79
|
0.97
|
20,2
|
17,1
|
Berdasarkan tabel datas dapat
dilihat bahwa penelitian dilakukan pada 36 subyek bayi baru lahir, dibedakan
menjadi dua kelompok yang terdiri dari 18 bayi baru lahir dengan waktu
penjepitan antara 1 sampai 59 detik dan 18 bayi baru lahir dengan waktu
penjepitan antara 60 sampai 180 detik. Hasil rata-rata kadar haemoglobin yang
didapat adalah 16.47 gram/dl, waktu penjepitan dibawah 1 menit dan 18.79 gram/dl
untuk waktu penjepitan antara 1 sampai 3 menit dengan standar deviasi
masing-masing adalah 1.2 gram/dl dan 0.97gram/dl
Tabel 2. Perbedaan
kadar haemoglobin (HB) antara waktu penjepitan 1-59 detik dengan 60-180 detik.
Waktu
|
N
|
Rerata
(gram/dl)
|
SD
(gram/dl)
|
P-value
|
1-59
detik
|
18
|
16.47
|
1.26
|
0.000
|
60-180
detik
|
18
|
18.79
|
0.97
|
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa ada perbedaan bermakna antara kadar haemoglobin pada waktu penjepitan 1-59 detik dan waktu
penjepitan 60-180 detik. Hal ini didapat dari hasil uji statistik, yaitu uji t
dua sampel saling bebas, dimana didapat nilai p-value adalah sebesar 0.000.
Berdasarkan analisa statistik
menggunakan uji-t terhadap dua kelompok menunjukkan bahwa ada perbedaan
bermakna antara kelompok waktu penjepitan tali pusat 1-59 detik dan kelompok
waktu penjepitan tali pusat 60-180 detik dengan p-value sebesar 0.000. Hasil
rata-rata kadar haemoglobin yang didapat adalah 14.47 gram/dl, pada penjepitan
tali pusat 1-59 detik dan 18.79 gram/dl untuk waktu penjepitan tali pusat
60-180 detik. Standar deviasi masing-masing adalah 1.26 gram/dl dan 0.97
gram/dl. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu penjepitan tali pusat
makan akan semakin menaikkan kadar haemoglobin (HB) pada bayi baru lahir .
Hasil penelitian ini sesui dengan
penelitian sebelumnya yang memberikan batasan; nilai normal Hb bayi baru lahir
dengan usia kehamilan > 34 minggu
adalah 14 – 20 gram/dl, dengan nilai ratarata 17 gram/dl. Nilai Hb bayi baru
lahir pada kehamilan aterm 19,3 ± 2,2 gram/dl. Beberapa jam pertama kehidupan
terjadi peningkatan konsentrasi Hb. Peningkatan ini terutama terjadi akibat
transfusi plasental selama proses persalinan. Pada jam-jam pertama kehidupan,
plasma meninggalkan sirkulasi. Total volume darah pada bayi menyesuaikan segera
setelah bayi lahir, terjadi penurunan volume plasma, sementara eritrosit tetap11.
juga berpendapat, nilai hemoglobin bayi sehat aterm tidak berubah secara
signifikan sampai minggu ke-3 kehidupan, pada usia 8 – 12 minggu kemudian turun
sampai 11 gram/dl11.
Di dalam plasenta diperkiraan
mengandung sejumlah 75 – 125 cc darah saat lahir, atau kurang lebih 1/4 sampai
1/3 volume darah fetus. Kurang lebih 1/3 darah plasenta ditransfusikan dalam
waktu 15 detik pertama setelah lahir dan setengahnya dalam 1 menit pertama
setelah lahir. Sebagian besar bayi sehat mendapatkan transfusi plasental dengan
jumlah yang besar dalam 45 detik setelah lahir. Volume darah bayi meningkat pada penjepitan
tali pusat tunda dibandingkan dengan penjepitan tali pusat dini. Rata-rata volume darah saat satu setengah jam
setelah lahir pada bayi dengan penjepitan dini 78 ml/kg BB dibanding 98,6
ml/kgBB pada bayi dengan penjepitan tunda 8.
Penudaan penjepitan tali pusat
memberikan kesempatan aliran darah dan oksigen dari plasenta ke bayi. Peristiwa
tersebut telah terjadi sejak dalam
kandungan (baby’s lifeline), yang
berfungsi sebagai penyuplai darah,oksigenasi, menfasilitasi perfusi paru dan
mendukung transisi bayi menuju pernafasannya sendiri dengan efektif.
Sementara itu, penjepitan tali pusat
tunda dapat menfasilitasi lebih banyak
darah plasenta ke bayi, sehingga dapat menyebabkan kejadian polisitemia.
Polisitemia pada bayi baru lahir didefinisikan sebagai peningkatan kadar Ht >
65%. Polisitemia dihubungkan peningkatan jumlah eritrosit dalam pembuluh darah
dan sering dihubungkan dengan kelainan/ gangguan pada neonatus. Pada keadaan bahaya polisitemia mengancam,
maka penjepitan tali pusat dini dapat melindungi bayi-bayi dengan risiko tinggi
terjadinya polisitemia tersebut14
Kesimpulan
Hasil rata-rata kadar haemoglobin yang didapat
untuk waktu penjepitan 1-59 detik
adalah 16.47%. Hasil rata-rata kadar haemoglobin yang didapat
untuk waktu penjepitan 60-180 detik
adalah 18.79% Terdapat perbedaan bermakna kadar haemoglobin (HB) antara waktu
penjepitan tali pusat 1-59 detik dengan waktu penjepitan tali pisat 60-180
detik dengan p-value = 0.000.
DAFTAR
PUSTAKA
Windiastuti E. 2015. Indonesian
pediatric society. IDAI
Kosim MS.Mencegah gejala
sisa.Dalam:Seminar dan Pelatihan di Bidang
Perinatologi “Tata Taksana Masa Kini Persalinan Prematur dan
BBLR”.Bandung;2005.
Philip AGS dan Saigal S.When
Should We Clamp the Umbilical Cord?.Neo Reviews
2004;5: e142-e154.
SG, Niebyl JR, Simpson JL. Fetal
Physiology in : Obstetrics Normal and Problem Pregnancies, 5th Editon.
Churchill Livingstone Elsevier. 2007
Mercer JS, Debra EO. Delayed cord clamping increases
infants iron stores. The Lancet 2006; Vol 367.
Pan American Health Organization.
Beyond Survival: Integrated delivery care practices for long-term maternal and
infant nutrition, health and development. Washington, D.C.: PAHO 2007.
Morley GM. Lost Causes and Side
Effects: The Neurological Damage Caused by Immediate Cord Clamping is
Irreversible. 2001. Diunduh dari : http://www.cordclamping.com/morley2.htm
Mercer JS, Nelson CC dan
Skovgaard RL. Umbilical cord clamping: beliefs and practices of american nurse-midwives. Jaurnal
of Midwifery & Women’s Health
2000;45:58-66
Budjang RF.Penanggulangan bayi
(neonatus ). Dalam:Wiknjosastro H, Saifuddin AB, dan Rachimhadi T, penyunting.
Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2005.h.247-63
Hutton E Kdan Hassan E S. Late vs Early Clamping of the Umbilical
Cord in Full-term Neonates.
Systematic Review and Meta-analysis of Controlled Trials. JAMA.2007;297: 1241-1252
Oski FA, Naiman JL. Normal Blood
values in the newborn period. Dalam: Hematologic problems in the newborn.Edisi kedua.
Philadelphia: W.B.Saunders;1996.h.1-30
Peevy KJ. Blood abnormalities.
Dalam : Gomella TL, penyunting. Neonatology :
management, procedures, on-call problems, diseases, and drugs.Edisi
ke-4. New York: McGraw-Hill;1999.h.314-34
Ringoringo HP.Pendekatan
diagnostik status besi bayi berusia 0 bulan sampai 6 bulan di banjarbaru: saat terbaik pemberian
suplementasi zat besi (disertasi). Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2008.
Gupta G dan Wilson CG.
Polycythemia in neonate. Dalam : Lokeshar MR, Penyunting. Textbook of neonatal
hematology-onkology.Edisi ke-1. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers; 2003.h.118-25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar