PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA
POST-SC DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
Oleh:
Cut Sriyanti
ABSTRAK
Jumlah persalinan
sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka
kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007
adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani
melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat
tindakan dengan frekuensi diatas 11%. Untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka
post-SC di rumah sakit umum daerah dr Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain Quasi Eksperimen,
dengan jumlah populasi semua ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh. Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 orang kelompok
perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah quota sampling. Analisa data menggunakan uji T (T-test).
Berdasarkan uji statistik didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara mobilisasi
dini post-SC p=0,000 terhadap proses penyembuan luka post-SC di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014. Adanya Pengaruh
antara mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka post-SC.
Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan konseling informasi dan
edukasi mengenai mobilisasi dini post-SC pada ibu post-SC agar dapat
meningkatkan proses penyembuhan luka pada ibu post-SC.
Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Luka Post-SC
PENDAHULUAN
Menurut Word Health Organitation (WHO), standar rata-rata sectio caesarea disebuah negara
adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah sakit pemerintah
rata-rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Permintaan sectio
caesarea (SC) di sejumlah
negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya (Judhita, 2009)
Secara umum jumlah persalinan sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka
kejadian sectio caesarea di indonesia
menurut data survey nasional tahun 2007 adalah 927.000 dari 4.039.000
persalinan. Beberapa
kerugian dari persalinan yang dijalani melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi
saat tindakan dengan frekuensi diatas 11% (Kemenkes RI, 2013).
Salah satu tujuan Pembangunan Millennium
Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal.
Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan, terhadap pencapaian target MDGs yaitu penurunan 75% rasio kematian
maternal. Frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% - 0,7% di negara-negara
sedang berkembang, sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil
yaitu 0,05% - 0,1%. Berdasarakan data yang diperoleh di Indonesia terjadi
peningkatan angka sectio caesarea
disertai kejadian infeksi luka post-SC
sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi luka operasi
(Kemenkes RI, 2013).
Tindakan
operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena
berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan
kegiatan yang penting pada periode post-SC
untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal.
Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada
sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic
usus dan mengurangi rasa nyeri (Kasdu, 2007).
Peran petugas
kesehatan pada pasien post-SC
diarahkan untuk mengembalikan fungsi fisiologis pada seluruh system secara
normal, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, meningkatkan konsep
diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka dan komplikasi post-SC. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan
mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi dini
(Muttaqin, 2009).
Mobilisasi dini
ialah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara
membimbing pasien untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini
merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan dan dapat mencegah
komplikasi post-SC. Tujuan mobilisasi
dini diharapkan memperbaiki aliran darah sehingga akan mempercepat proses
penyembuhan luka. Luka post-SC
merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan pasien post-SC di Rumah sakit (Cunningham,
2009).
Berdasarkan hasil study
pendahuluan yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh pada tahun 2014 diperoleh data pada bulan Januari-Desember tahun 2013
tercatat jumlah pasien yang melahirkan dengan sectio caesarea sebanyak 504 pasien (37%), dari 1.362 pasien yang
menjalani persalinan, dan pada bulan juni tahun 2014 tercatat 31 pasien yang
melahirkan dengan sectio caesarea,
Sedangkan jumlah pasien yang melakukan pengangkatan benang jahitan luka post-SC
lebih dari hari pengangkatan normal yaitu 10 hari adalah berjumlah 384 pasien
pada bulan Januari-Desember pada tahun 2013, dan berjumlah 33 pasien pada bulan
juni pada tahun 2014. Hasil study
awal pada ruang kebidanan serunei 3, di dapatkan hanya 4 dari 10 orang ibu
dengan post-SC yang melakukan mobilisasi dini, sedangkan 6 orang lainnya tidak
melakukan mobilisasi dini dengan alasan merasa khawatir jahitannya akan
terbuka.
METODE
Penelitian
ini merupakan penelitian dengan desain Quasi
Eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh, pada tanggal 24 Juli sampai dengan 6 Agustus 2014.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu post-SC
di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam
penelitian ini 20 orang ibu post-SC, 10
orang kelompok kontrol 10 orang kelompok perlakuan yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi. Analisa data menggunakan uji T-test.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Analisa
Univariat
a.
Proses
Penyembuhan Luka post-SC
Tabel 1. Distribusi frekuensi proses penyembuhan luka pada ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Zainoel Abidin Tahun 2014
No
|
Penyembuhan luka post-SC
|
Frekuensi
|
Presentasi(%)
|
|
perlakuan
|
kontrol
|
|||
1
|
Sembuh
|
9
|
1
|
50
|
2
|
Tidak Sembuh
|
1
|
9
|
50
|
Jumlah
|
10
|
10
|
100
|
Berdasarkan
tabel 1 dapat dilihat dari 20 responden, 10 resonden (9 responden diberi
perlakuan, dan 1 responden tidak diberi perlakuan) (50%) ibu post-SC yang lukanya mengalami
penyembuhan.
b.
Mobilisasi dini
Tabel 2. Distribusi frekuensi mobilisasi dini pada ibu post-SC di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2014
No
|
Mobilisasi Dini
|
Frekuensi
|
Presentasi(%)
|
|
Perlakuan
|
Kontrol
|
|||
1
|
Ada
|
9
|
0
|
45
|
2
|
Tidak Ada
|
1
|
10
|
55
|
Jumlah
|
10
|
10
|
100
|
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 20 responden, 9 atau (45%)
ibu post-SC yang ada melakukan
mobilisasi dini.
2.
Analisa
bivariat
Rerata Perbedaan mobilisasi dini
terhadap proses penyembuhan luka post-SC
Tabel 5.4. Rerata Perbedaan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC
No
|
Mobilisasi Dini
|
Penyembuhan luka
|
Total
|
P
|
N
|
|||||
Sembuh
|
Tidak Sembuh
|
|||||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
|
Ada
|
9
|
45
|
0
|
0
|
9
|
45
|
0,000
|
20
|
|
2
|
Tidak Ada
|
1
|
5
|
10
|
50
|
11
|
55
|
|||
Berdasarkan
tabel 5.4 terlihat bahwa dari 20 responden, 9 responden (45%) melakukan
mobilisasi dini dan luka operasi dapat
sembuh dengan baik. Setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai P=0,000 P=
(P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitian
yang telah dilakukan mengenai pengaruh mobilisasi dini terhadap proses
penyembuhan luka post-SC di Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, maka dapat dibahas hasil
sebagai berikut:
Gerakan-gerakan
yang dillakukan oleh responden setelah operasi karena melahirkan sangat
membantu dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa responden yang melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 9 orang (45%),
responden yang tidak melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 1 orang (5%),
sedangkan yang tidak melakukan mobilisasi dini dan tidak mengalami penyembuhan
adalah berjumlah 10 orang (50%), setelah dilakukan uji statistic diperoleh
nilai P=0,000 P= (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini
mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Christina, S (2011), yang mengatakan bahwa sebagian besar pasien post-SC melakukan mobilisasi dini dengan
baik karena banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan
mobilisasi dini, salah satu keuntungan yang didapat adalah tingkat kesembuhan
luka yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak melakukan mobilisasi dini
sehingga banyak pasien yang bersedia melakukan mobilisasi dini, selain melihat
banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini
tingkat pengetahuan dan kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan pun juga
menjadi faktor yang mendukung kesediaan pasien untuk melakukan mobilisasi dini.
Pasien yang memiliki kesiapan dalam menghadapi persalinan lebih memiliki
motivasi yang besar untuk dapat segera sembuh dan merawat bayinya sendiri,
biasanya pasien pada usia produktiflah yang memiliki kesiapan lebih besar untuk
menghadapi persalinan yaitu antara usia 26-30 tahun. Ditunjang lagi pasien
sudah diberikan pengetahuan mengenai mobilisasi dini oleh peneliti sebelum
melakukan sectio caesaria sehingga menambah kesiapan serta pengetahuan pasien
tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini dan juga peran bidan yang selalu
mengajak dan membimbing untuk melakukan mobilisasi dini.
Tindakan
operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena
berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan
kegiatan yang sangat penting pada periode post-SC
untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal.
Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada
sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic
usus dan mengurangi rasa nyeri. Mobilisasi dini sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhan luka yang mana mobilisasi dini sangat mendukung kerja organ dalam
tubuh untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak akibat luka insisi pada
saat operasi (Kasdu, 2007).
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini Post-SC
berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka Post-SC.
DAFTAR PUSTAKA
Benson, R.C and Pernoll, M.L. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth. 2010. Keperawatan
Medical Bedah. Jakarta: EGC
Cunningham, F.G. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Eisenberg, A. 2009. Kehamilan,
Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan
Hamilton. 2010. Mobilisasi
Dini. Jakarta: salemba medika
Juditha, I. 2009. Tips
Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta: Forum Kita
Kasdu, D. 2007. Operasi Caesar:
Masalah Dan Solusinya. Jakarta: puspa Sehat
Kozier and ERB. 2011. Dasar
Keperawatan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2009. Buku Ajar
Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta: EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC
Murkoff, H. 2009. Kehamilan,
Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta: Arcan
Muttaqin, A. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 164-165.
Nursalam. 2008. Konsep Dan
Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter and Perry. 2010. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Saleha, s. 2009. Asuhan
Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: salemba medika
Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto
Setiabudi,dkk. 2009. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Simkin, P. 2009. Pregnancy
Childbirth And The Newborn. New
York: Parents Trust For Washington Children
Sulistyawati, A. 2009. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi
Taniredja. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Alfabeta
Uliyah, M. 2009. Keterampilan
Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Wartonah, T. 2009. Kebutuhan
Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widuri, H. 2010. Kebutuhan
Dasar Manusia (Aspek Mobilitas Dan Istirahat Tidur). Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Wirakusumah, F.F. 2012. Obstetri
Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Wirnata. 2010. Mobilisasi
Dini Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Jakarta: EGC
Www.Depkes.go.id. 2013. Profil Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI (dikutip 13 maret 2014)
The ultimate guide to making smart-phone & smartphone smart
BalasHapusof all the smartphone and titanium razor smart-phone technologies titanium fishing pliers that titanium magnetic surround smartphones and 먹튀 tablets. The number one goal is to take your nipple piercing jewelry titanium