KAJIAN UPAYA PENGOBATAN SECARA FARMAKOLOGI
PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Studi dilakukan di Desa Cot Rabo Tunong
Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015)
Oleh:
Amelia Sari dan Julidar
ABSTRAK
Hipertensi
merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan
berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke. Untuk mencegah komplikasi
hipertensi membutuhkan pengobatan, salah satunya pengobatan
farmakologi.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya pengobatan secara
farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan
Peusangan Bireuen tahun 2015. Jenis penelitian ini kuantitatif: deskriptif
dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan pada tanggal 15 juni
2015.Pengambilan sampel dengan tehnik total sampling berjumlah 62 orang.Analisa
data univariat menggunakan rata-rata dan persentase. Hasil penelitian
didapatkan bahwa upaya pengobatan secara farmakologi pada penderita hipertensi
berada pada kategori tepat (61,3%) meliputi tepat indikasi pada kategori tepat
(69,3%), tepat dosis pada kategori tepat (83,9%), tepat cara pakai pada
kategori tepat (70,9%), tepat pasien pada kategori tepat (100%), tepat
pemilihan pada kategori tepat (80,9%), tepat penilaian obat berada pada
kategori kurang tepat (70%), tepat informasi berada pada kategori kurang tepat
(51,6%) dan waspada efek samping pada kategori tepat (74,2%).
Kata Kunci: Pengobatan, Farmakologi, Hipertensi
ABSTRACT
Hypertension is a state of increased
blood pressure which gave the symptoms will continue for a targeted organ such
as stroke . To prevent the complications of hypertension requiring treatment ,
one pharmacological treatment .This study aims to assess the pharmacological treatment attempts
in patients with hypertension in the village of Cot Rabo Tunong Peusangan
District of Bireuen 2015. This type of quantitative research: a descriptive
cross sectional study design. The study was conducted on 15 June 2015. The
sample with total sampling technique amounted to 62 people. Univariate analysis
of data using the average and percentage. The result showed that
pharmacological treatment efforts in hypertensive patients are in the right
category (61.3%) including precise indication on the appropriate category
(69.3%), the right dose at the right category (83.9%), the right way of life in
appropriate category (70.9%), the right patient in the right category (100%),
proper selection of the appropriate category (80.9%), precise assessment of
drugs that are in the category of less precise (70%), the right information is
in the category of less right (51.6%) and wary of side effects in the right
category (74.2%).
Keywords: Medicine , Pharmacology , Hypertension
PENDAHULUAN
Hipertensi
adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah di atas nilai normal yaitu 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan 90 mmHg untuk tekanan diastolik.Gejala yang akan dialami seseorang yang mengalami hipertensi adalah
sakit kepala, perdarahan hidung, pusing, wajah memerah. Jika hipertensi sudah
mencapai pada level berat atau menahun, maka akan muncul berbagai komplikasi
seperti ensepalopati hipertensif, penyakit jantung koroner dan stroke (American
Heart Association, 2010).
Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah
8.3% (pengukuran standart WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 160/90
mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21%
(pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89
mmHg). Selanjutnya meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada
tahun 2025 (Zamhir, 2006). Penderita hipertensi di Aceh meningkat 50% setiap
tahunnya. Data dari Dinas Kesehatan Aceh pada tahun 2014 mengenai jumlah kasus
penyakit tidak menular menunjukkan bahwa penyakit hipertensi menduduki
peringkat utama dengan jumlah penderita sebanyak 10712 orang.
Akibat komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi,
maka upaya pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin demi tercapainya
kesehatan yang optimal. Menurut Hays (2004) Terdapat 2 upaya pengobatan hipertensi yang
dapat dilakukaan, yaitu secara farmakologi dan non-farmakologi. Secara
farmakologi dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi
seperti captopril, amlodipin dan lain-lain. Secara non-farmakologi pengendalian
hipertensi dengan cara mengubah gaya hidup seperti berolahraga, mengurangi
konsumsi garam dan lain-lain.
Penelitian oleh
Yui (2004) mengenai comparison of
nifedipin retard with angiotensin converting enzyme inhibitors in Japanese
hypertensive patients with coronary artery disease: the Japan multicenter
investigation for cardiovascular disease-B (JMIC-B0 randomized trial yang
dilakukan kepada 1.650 pasien rawat jalan yang berusia 75 tahun yang memiliki
diagnosa kedua hipertensi dan penyakit arteri koroner. Insiden kejadian
penyakit jantung dan kematian tidak berbeda antara nifedipin dan ACE-inhibitor.
Nifedipin nampaknya lebih efektif daripada ACE-inhibitor dan mengurangi
kejadian penyakit jantung dan kematian.
Desa Cot Rabo
Tunong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam kecamatan peusangan yang
terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk 667 jiwa. Berdasarkan informasi
dari pihak puskesmas bahwa jumlah penderita hipertensi tertinggi di kecamatan
tersebut adalah desa Cot Rabo Tunong yaitu sebanyak 62 orang. Survey awal
dilakukan kepada 10 orang penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong
Kecamatan Peusangan, diperoleh data bahwa 6 orang (60%) penderita hipertensi
melakukan upaya pengobatan dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi.
Namun, terdapat 4 orang (40%) yang
mengatakan bahwa mereka hanya mengkonsumsi mentimun dan seledri untuk
pengobatan hipertensi.
Berdasarkan
uraian di atas yang menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi di Indonesia
meningkat setiap tahunnya.Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi, sehingga
dibutuhkan upaya pengobatan sesegera mungkin.Upaya pengobatan hipertensi dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu farmakologi dan non-farmakologi. Dalam
penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti mengenai farmakologi obat anti
hipertensi karena pengobatan farmakologi berperan penting dalam keberhasilan
pengendalian hipertensi yaitu Bagaimana upaya pengobatan secara farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015.
Metode
Penelitian
No
|
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Alat Ukur
|
Cara Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala Ukur
|
1
|
Upaya pengobatan
farmakologi hipertensi
|
Usaha yang
dilakukan penderita hipertensi untuk mengobati hipertensi dengan cara
mengkonsumi obat-obatan antihipertensi. Dengan cara memperhatikan beberapa
unsur yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara pakai, tepat pasien,
tepat pemilihan obat, tepat penilaian, tepat informasi, dan tepat waspada
efek samping.
|
Kuesioner
dengan 29 item pernyatan dalam bentuk
dikotomi
|
Wawancara
|
Tepat jika:
x
![]()
Kurang tepat
Jika : x
![]() |
Ordinal
|
Jenis penelitian kuantitatifdeskriptifdengan desain cross sectional study yaitu penelitian
yang dilakukan dalam satu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya
dilakukan satu kali penilaian selama pengamatan (Budiarto, 2004).
Populasi dalam
penelitian iniadalah semua penderita hipertensi yang ada di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan yang sebanyak 62 orang (Tata Usaha Puskesmas
Kecamatan Peusangan, 2014).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah total sampling dimana
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 62 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat
disajikan hasil penelitian sebagai berikut:
Distribusi data demografi responden disajikan pada tabel berikut:
Tabel
1
Distribusi
Frekuensi Data Demografi Responden di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan
Bireuen Tahun 2015
No
|
Data
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Umur
a.
33-39
b.
40-47
c.
48-54
d.
55-61
e.
> 61
|
4
15
28
15
|
6,4
24,2
45,2
24,2
|
Total
|
62
|
100
|
|
2
|
Jenis Kelamin
a.
Laki-laki
b.
Perempuan
|
6
56
|
9,7
90,3
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer
(diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 48-54
tahun (45,2%) dan berjenis kelamin perempuan (90,3%).
1.
Upaya pengobatan farmakologi
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi pada penderita
hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015
tersaji pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan
Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
38
|
61,3
|
2
|
Kurang tepat
|
24
|
38,7
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 2 dapat
diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi pada penderita hipertensi di Desa
Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu
38 orang (61,3%). Upaya pengobatan farmakologi tersebut dapat dijelaskan
berdasarkan beberapa unsur sebagai berikut :
a.
Tepat indikasi
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat indikasi pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 tersaji pada Tabel 3 berikut:
Tabel
3
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Tepat Indikasi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
43
|
69,3
|
2
|
Kurang tepat
|
19
|
30,7
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
3 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat indikasi pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada
pada kategori tepat, yaitu 43 orang (69,3%).
b.
Tepat dosis
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat dosis pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 tersaji pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Tepat Dosis pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
52
|
83,9
|
2
|
Kurang tepat
|
10
|
16,1
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
4 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat dosis pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada
pada kategori tepat, yaitu 52 orang (83,9%).
c.
Tepat cara pakai
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat cara pakai pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 tersaji pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara tepat cara pakai pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Persentase
|
|
1
|
Tepat
|
44
|
70,9
|
2
|
Kurang tepat
|
18
|
29,1
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
5 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat cara pakai
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
berada pada kategori tepat, yaitu 44 orang (70,9%).
d.
Tepat pasien
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat pasien pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 tersaji pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Tepat Pasien pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
62
|
100
|
2
|
Kurang tepat
|
0
|
0
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
6 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pasien pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada
pada kategori tepat, yaitu 62 orang (100%).
e.
Tepat pemilihan obat
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat pemilihan obat
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
tahun 2015 tersaji pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Tepat Pemilihan Obat pada Penderita Hipertensi di Desa Cot
Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
50
|
80,6
|
2
|
Kurang tepat
|
12
|
19,4
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
7 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pemilihan
obat pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan
Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 50 orang (80,6%).
f.
Tepat penilaian kondisi
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
tahun 2015 tersaji pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara tepat penilaian kondisi pada Penderita Hipertensi di Desa
Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
18
|
29
|
2
|
Kurang tepat
|
44
|
71
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
8 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian
kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan
Bireuen berada pada kategori kurang tepat, yaitu 44 orang (71%).
g.
Tepat informasi
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 tersaji pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Tepat Informasi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
30
|
48,4
|
2
|
Kurang tepat
|
32
|
51,6
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
9 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
berada pada kategori kurang tepat, yaitu 32 orang (51,6%).
h.
Waspada efek samping
Hasil
penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
tahun 2015 tersaji pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan
Farmakologi secara Waspada Efek Samping pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
|
Kategori
|
Frekuensi
|
Persentase
|
1
|
Tepat
|
46
|
74,2
|
2
|
Kurang tepat
|
16
|
25,8
|
Total
|
62
|
100
|
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel
10 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek
samping pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan
Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 46 orang (74,2%).
Hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi pada
penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun
2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena pengobatan
farmakologi yang dilakukan oleh penderita hipertensi sudah sesuai dengan syarat
pemberian obat yaitu seperti tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis, tepat
cara pemberian dan lain-lain.
Hal ini
disebabkan karena penderita hipertensi mengkonsumsi obat atas pentunjuk dokter
yaitu obat mengenai penyakit hipertensinya. Selain itu, obat yang dikonsumsi
memiliki efek menurunkan gejala darah tinggi yang dialami.
Hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologisecara tepat
dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan
Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena
penderita hipertensi mengkonsumsi obat hipertensi sesuai dengan takaran yang
telah dianjurkan dokter. Selain itu, penderita hipertensi juga mematuhi setiap
takaran yang dianjurkan dokter pada setiap tingkatan hipertensi yang dialami.
Hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologisecara tepat
cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan
Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan
karena penderita hipertensi mematuhi setiap anjuran dokter mengenai
pengkonsumsian obat hipertensi. Mereka mematuhi cara mengkonsumsi obat
hipertensi yang dianjurkan, misalnya jika obat harus diminum, maka penderita
akan meminum obat tersebut. Lama pemberian obat hipertensi juga diikuti oleh
penderita hipertensi.
Hasil
penelitian dan teori di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi
secara tepat pasien berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena obat
hipertensi yang mereka konsumsi sesuai dengan usia mereka. Selain itu, obat
yang mereka konsumsi juga sesuai untuk kondisi tubuh mereka dan juga tidak
memberikan efek buruk pada penyakit lain yang diderita.
Penelitian oleh
Chiburdanidze (2013) mengenai evaluasi ketepatan pemilihan obat dan outcome
terapi pada pasien hipertensi rawat jalan di rumah sakit “A” tahun 2013 yang
dilakukan pada 45 orang pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan
pemilihan obat sebanyak 97%.
Hasil
penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat
pemilihan obat pada penderita hipertensi di desa Cot Rabo Tunong Kecamatan
Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan
karena penderita hipertensi memilih obat sesuai dengan penyakit hipertensi yang
dideritanya. Selain itu, obat yang dikonsumsi oleh penderita hipertensi
memiliki khasiat untuk mengontrol tekanan darah mereka.
Hasil
penelitian yang tersaji menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi secara
tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong
Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori kurang tepat yaitu
18 orang (29%) dan sisanya tepat yaitu 44 orang (71%).
Upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi berada
pada kategori kurang tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi
tidak melakukan kontrol rutin terhadap tekanan darah mereka. Selain itu, mereka
tidak dapat menilai gejala-gejala berupa efek samping dari penggunaan obat
hipertensi.
Upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi berada pada
kategori kurang tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi tidak
memperoleh informasi yang tepat mengenai penyebab mereka harus mengkonsumsi
obat tertentu. Selain itu, mereka juga tidak memperoleh informasi yang tepat
mengenai efek yang ditimbulkan dari setiap obat yang mereka peroleh.
Upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping berada pada
kategori tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi selalu merasakan
dan selalu siaga jika ada efek samping obat yang dirasakan terutama yang dapat
memberikan dampak buruk pada penyakit lain yang diderita. Selain itu, segala
efek yang dirasakan akan segera dilaporkan pada petugas kesehatan agar
mendapatkan penanganan yang segera.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab V, maka penulis
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.
Kajian upaya pengobatan farmakologi
pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
tahun 2015 berada pada kategori tepat (61,3%).
2.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat indikasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (69,3%).
3.
Kajian upaya pengobatan farmakologi
secara tepat dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan
Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (89,3%).
4.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (70,9%).
5.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat pasien pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (100%).
6.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat pemilihan obat pada penderita hipertensi di Desa Cot
Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada
kategori tepat (80,9%).
7.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot
Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada
kategori kurang tepat (70%).
8.
Kajian upaya pengobatan
farmakologisecara tepat informasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo
Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori kurang tepat
(51,6%).
9.
Kajian upaya pengobatan farmakologi
secara waspada efek samping pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong
Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (74,2%).
DAFTAR PUSTAKA
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke.
Yogyakarta: Dianloka.
Anwar, H. 2012. Rumus Chi Square. Diakses
dari http://www.statistikian.compada tanggal 19 Januari 2015.
American Heart Association. 2010. Heart Disease & Stroke Statistics.
Texas: American Heart Association.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik.
2007. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta: UI Press.
Gunawan, L. 2010. Hipertensi. Jakarta: Kanisius.
Hays, r, d., Joel d. k., Donna, l. m., Stephen, j. c., Naseem, a.,
William, b. c. & Caren k. 2004. Kidney Disease Quality of Life Short Term
(KDQOL-SF): a Manual for Use and Scoring. Medical
Care; 19 (1): 1-39. Diakses dari http://www.rand.org> pada tanggal 4 Januari 2015.
Setiawan, N. 2005.Pengolahan dan Analisa
Data.Inspektorat Jenderal Pendidikan
Nasional: 1-9.
Smeltzer, C., Suzanne & Brenda, G. B. 2004.Buku ajar keperawatanmedikal
bedah.Jakarta: EGC.
Smet, B. 2005.Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarna Indonesia.
Soeharto, I. 2004. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Widodo, R. (2009). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat Pada Anak. Jakarta: EGC,
WHO. 2009. Klasifikasi Hipertensi. Journal World Health Organization; 3
(1): 1-9. Diakses dari http://www.who.int/ pada
tanggal 6 Januari 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar