Selasa, 28 Juni 2016

Cut Sriyanti; Volume 3, Nomor 2, Januari-Juni 2016, hal. 85-90

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST-SC DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Oleh:
Cut Sriyanti

ABSTRAK
Jumlah persalinan sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan dengan frekuensi diatas 11%. Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka post-SC di rumah sakit umum daerah dr Zainoel Abidin  Banda Aceh pada tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain Quasi Eksperimen, dengan jumlah populasi semua ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Besar sampel pada penelitian ini adalah 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling. Analisa data menggunakan uji T (T-test). Berdasarkan uji statistik didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara mobilisasi dini post-SC p=0,000 terhadap proses penyembuan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014. Adanya Pengaruh antara mobilisasi dini post-SC terhadap proses penyembuhan luka post-SC. Diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan konseling informasi dan edukasi mengenai mobilisasi dini post-SC pada ibu post-SC agar dapat meningkatkan proses penyembuhan luka pada ibu post-SC.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Luka Post-SC

PENDAHULUAN
Menurut Word Health Organitation (WHO), standar rata-rata sectio caesarea disebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30%. Permintaan sectio caesarea (SC) di sejumlah negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya (Judhita, 2009)
Secara umum jumlah persalinan sectio caesarea (SC) di Indonesia adalah sekitar 30-80% dari total persalinan. Angka kejadian sectio caesarea di indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui sectio caesarea yaitu adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan dengan frekuensi diatas 11% (Kemenkes RI, 2013).
              Salah satu tujuan Pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 adalah perbaikan kesehatan maternal. Kematian maternal dijadikan ukuran keberhasilan, terhadap pencapaian target MDGs yaitu penurunan 75% rasio kematian maternal. Frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3% - 0,7% di negara-negara sedang berkembang, sedangkan di negara-negara maju angka tersebut lebih kecil yaitu 0,05% - 0,1%. Berdasarakan data yang diperoleh di Indonesia terjadi peningkatan angka sectio caesarea disertai kejadian infeksi luka post-SC sekitar 90% dari morbiditas pasca operasi disebabkan oleh infeksi luka operasi (Kemenkes RI, 2013).
              Tindakan operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang penting pada periode post-SC untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic usus dan mengurangi rasa nyeri (Kasdu, 2007). 
              Peran petugas kesehatan pada pasien post-SC diarahkan untuk mengembalikan fungsi fisiologis pada seluruh system secara normal, dapat beristirahat dan memperoleh rasa nyaman, meningkatkan konsep diri, serta tidak terjadi infeksi pada luka dan komplikasi post-SC. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi dini (Muttaqin, 2009).
              Mobilisasi dini ialah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing pasien untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan dan dapat mencegah komplikasi post-SC. Tujuan mobilisasi dini diharapkan memperbaiki aliran darah sehingga akan mempercepat proses penyembuhan luka. Luka post-SC merupakan salah satu faktor yang memperpanjang lama perawatan pasien post-SC di Rumah sakit (Cunningham, 2009).
              Berdasarkan hasil study pendahuluan yang di lakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tahun 2014 diperoleh data pada bulan Januari-Desember tahun 2013 tercatat jumlah pasien yang melahirkan dengan sectio caesarea sebanyak 504 pasien (37%), dari 1.362 pasien yang menjalani persalinan, dan pada bulan juni tahun 2014 tercatat 31 pasien yang melahirkan dengan sectio caesarea, Sedangkan jumlah pasien yang melakukan pengangkatan benang jahitan luka post-SC lebih dari hari pengangkatan normal yaitu 10 hari adalah berjumlah 384 pasien pada bulan Januari-Desember pada tahun 2013, dan berjumlah 33 pasien pada bulan juni pada tahun 2014. Hasil study awal pada ruang kebidanan serunei 3, di dapatkan hanya 4 dari 10 orang ibu dengan post-SC yang melakukan mobilisasi dini, sedangkan 6 orang lainnya tidak melakukan mobilisasi dini dengan alasan merasa khawatir jahitannya akan terbuka.
             
METODE
              Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain Quasi Eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, pada tanggal 24 Juli sampai dengan 6 Agustus 2014. Populasi penelitian ini adalah semua ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini 20 orang ibu post-SC, 10 orang kelompok kontrol 10 orang kelompok perlakuan yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisa data menggunakan uji T-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Analisa Univariat
a.       Proses Penyembuhan Luka post-SC
Tabel 1. Distribusi frekuensi proses penyembuhan luka pada ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2014
No
Penyembuhan luka post-SC
Frekuensi
Presentasi(%)
perlakuan
kontrol

1
Sembuh
9
1
50
2
Tidak Sembuh
1
9
50
Jumlah

10
10
100

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari 20 responden, 10 resonden (9 responden diberi perlakuan, dan 1 responden tidak diberi perlakuan) (50%) ibu post-SC yang lukanya mengalami penyembuhan.

b.      Mobilisasi dini
Tabel 2. Distribusi frekuensi mobilisasi dini pada ibu post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2014

No
Mobilisasi Dini
Frekuensi
Presentasi(%)
Perlakuan
Kontrol
1
Ada
9
0
45
2
Tidak Ada
1
10
55
Jumlah

10
10
100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat dari 20 responden, 9 atau (45%) ibu post-SC yang ada melakukan mobilisasi dini.

2.      Analisa bivariat
Rerata Perbedaan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC
Tabel 5.4. Rerata Perbedaan mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC

No
Mobilisasi Dini
Penyembuhan luka
Total
P
N
Sembuh
Tidak Sembuh
f
    %
f
%
f
%
1
Ada
9
45
0
 0
9
45
0,000
20
2
Tidak Ada
1
    5
10 
50
 11
 55

Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa dari 20 responden, 9 responden (45%) melakukan mobilisasi dini dan luka operasi  dapat sembuh dengan baik. Setelah dilakukan uji statistik diperoleh nilai P=0,000 P= (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh mobilisasi dini terhadap proses penyembuhan luka post-SC di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, maka dapat dibahas hasil sebagai berikut:
Gerakan-gerakan yang dillakukan oleh responden setelah operasi karena melahirkan sangat membantu dalam proses penyembuhan luka. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 9 orang (45%), responden yang tidak melakukan mobilisasi dini dan mengalami penyembuhan luka post-SC adalah berjumlah 1 orang (5%), sedangkan yang tidak melakukan mobilisasi dini dan tidak mengalami penyembuhan adalah berjumlah 10 orang (50%), setelah dilakukan uji statistic diperoleh nilai P=0,000 P= (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini mempengaruhi proses penyembuhan luka post-SC.
 Hasil penelitian ini juga didukung oleh Christina, S (2011), yang mengatakan bahwa sebagian besar pasien post-SC melakukan mobilisasi dini dengan baik karena banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini, salah satu keuntungan yang didapat adalah tingkat kesembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak melakukan mobilisasi dini sehingga banyak pasien yang bersedia melakukan mobilisasi dini, selain melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini tingkat pengetahuan dan kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan pun juga menjadi faktor yang mendukung kesediaan pasien untuk melakukan mobilisasi dini. Pasien yang memiliki kesiapan dalam menghadapi persalinan lebih memiliki motivasi yang besar untuk dapat segera sembuh dan merawat bayinya sendiri, biasanya pasien pada usia produktiflah yang memiliki kesiapan lebih besar untuk menghadapi persalinan yaitu antara usia 26-30 tahun. Ditunjang lagi pasien sudah diberikan pengetahuan mengenai mobilisasi dini oleh peneliti sebelum melakukan sectio caesaria sehingga menambah kesiapan serta pengetahuan pasien tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini dan juga peran bidan yang selalu mengajak dan membimbing untuk melakukan mobilisasi dini.
Tindakan operasi akan mengakibatkan penurunan gangguan terhadap mobilisasi pasien karena berpengaruh pada fungsi fisiologis, oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang sangat penting pada periode post-SC untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada post-SC akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur menbantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskular, mencegah dekubitus, merangsang peristaltic usus dan mengurangi rasa nyeri. Mobilisasi dini sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan luka yang mana mobilisasi dini sangat mendukung kerja organ dalam tubuh untuk memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak akibat luka insisi pada saat operasi (Kasdu, 2007). 

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini Post-SC berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka Post-SC.



DAFTAR PUSTAKA

Benson, R.C and Pernoll, M.L. 2009. Buku Saku Obstetri Dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Brunner and Suddarth. 2010. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: EGC
Cunningham, F.G. 2013. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Eisenberg, A. 2009. Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi. Jakarta: Arcan
Hamilton. 2010. Mobilisasi Dini. Jakarta: salemba medika
Juditha, I. 2009. Tips Praktis Bagi Wanita Hamil. Jakarta: Forum Kita
Kasdu, D. 2007. Operasi Caesar: Masalah Dan Solusinya. Jakarta: puspa Sehat
Kozier and ERB. 2011. Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Manuaba, IBG. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa  Kebidanan. Jakarta: EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Murkoff, H. 2009. Kehamilan, Apa Yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta: Arcan
Muttaqin, A. 2009.  Pengantar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta, 164-165.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter and Perry. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Saleha, s. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: salemba medika
Sastroasmoro, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto
Setiabudi,dkk. 2009. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Simkin, P. 2009. Pregnancy Childbirth And The Newborn. New York: Parents Trust For Washington Children
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi
Taniredja. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Uliyah, M. 2009. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Wartonah, T. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Widuri, H. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas Dan Istirahat Tidur). Yogyakarta: Gosyen Publishing
Wirakusumah, F.F. 2012. Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC
Wirnata. 2010. Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Sectio Caesarea. Jakarta: EGC
Www.Depkes.go.id. 2013. Profil Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI (dikutip 13 maret 2014)

Amelia Sari dan Julidar: Volume 3, Nomor 2, Januari-Juni 2016, hal. 45-54

KAJIAN UPAYA PENGOBATAN SECARA FARMAKOLOGI
PADA PENDERITA HIPERTENSI
(Studi dilakukan di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015)

Oleh:
Amelia Sari dan Julidar

ABSTRAK
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke. Untuk mencegah komplikasi hipertensi membutuhkan pengobatan, salah satunya pengobatan farmakologi.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya pengobatan secara farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015. Jenis penelitian ini kuantitatif: deskriptif dengan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan pada tanggal 15 juni 2015.Pengambilan sampel dengan tehnik total sampling berjumlah 62 orang.Analisa data univariat menggunakan rata-rata dan persentase. Hasil penelitian didapatkan bahwa upaya pengobatan secara farmakologi pada penderita hipertensi berada pada kategori tepat (61,3%) meliputi tepat indikasi pada kategori tepat (69,3%), tepat dosis pada kategori tepat (83,9%), tepat cara pakai pada kategori tepat (70,9%), tepat pasien pada kategori tepat (100%), tepat pemilihan pada kategori tepat (80,9%), tepat penilaian obat berada pada kategori kurang tepat (70%), tepat informasi berada pada kategori kurang tepat (51,6%) dan waspada efek samping pada kategori tepat (74,2%).

Kata Kunci:  Pengobatan, Farmakologi, Hipertensi

ABSTRACT
Hypertension is a state of increased blood pressure which gave the symptoms will continue for a targeted organ such as stroke . To prevent the complications of hypertension requiring treatment , one pharmacological treatment .This study aims to assess the pharmacological treatment attempts in patients with hypertension in the village of Cot Rabo Tunong Peusangan District of Bireuen 2015. This type of quantitative research: a descriptive cross sectional study design. The study was conducted on 15 June 2015. The sample with total sampling technique amounted to 62 people. Univariate analysis of data using the average and percentage. The result showed that pharmacological treatment efforts in hypertensive patients are in the right category (61.3%) including precise indication on the appropriate category (69.3%), the right dose at the right category (83.9%), the right way of life in appropriate category (70.9%), the right patient in the right category (100%), proper selection of the appropriate category (80.9%), precise assessment of drugs that are in the category of less precise (70%), the right information is in the category of less right (51.6%) and wary of side effects in the right category (74.2%).

Keywords: Medicine , Pharmacology , Hypertension


PENDAHULUAN
Hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal yaitu 140 mmHg untuk tekanan sistolik dan 90 mmHg untuk tekanan diastolik.Gejala yang akan dialami seseorang yang mengalami hipertensi adalah sakit kepala, perdarahan hidung, pusing, wajah memerah. Jika hipertensi sudah mencapai pada level berat atau menahun, maka akan muncul berbagai komplikasi seperti ensepalopati hipertensif, penyakit jantung koroner dan stroke (American Heart Association, 2010).
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3% (pengukuran standart WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 160/90 mmHg). Pada tahun 2000 prevalensi penderita hipertensi di indonesia mencapai 21% (pengukuran standart Depkes yaitu pada batas tekanan darah normal 139 / 89 mmHg). Selanjutnya meningkat menjadi 37 % pada tahun 2015 dan menjadi 42 % pada tahun 2025 (Zamhir, 2006). Penderita hipertensi di Aceh meningkat 50% setiap tahunnya. Data dari Dinas Kesehatan Aceh pada tahun 2014 mengenai jumlah kasus penyakit tidak menular menunjukkan bahwa penyakit hipertensi menduduki peringkat utama dengan jumlah penderita sebanyak 10712 orang.
Akibat komplikasi yang ditimbulkan dari hipertensi, maka upaya pengobatan harus dilakukan sesegera mungkin demi tercapainya kesehatan yang optimal. Menurut Hays (2004) Terdapat 2 upaya pengobatan hipertensi yang dapat dilakukaan, yaitu secara farmakologi dan non-farmakologi. Secara farmakologi dilakukan dengan cara mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi seperti captopril, amlodipin dan lain-lain. Secara non-farmakologi pengendalian hipertensi dengan cara mengubah gaya hidup seperti berolahraga, mengurangi konsumsi garam dan lain-lain.
Penelitian oleh Yui (2004) mengenai comparison of nifedipin retard with angiotensin converting enzyme inhibitors in Japanese hypertensive patients with coronary artery disease: the Japan multicenter investigation for cardiovascular disease-B (JMIC-B0 randomized trial yang dilakukan kepada 1.650 pasien rawat jalan yang berusia 75 tahun yang memiliki diagnosa kedua hipertensi dan penyakit arteri koroner. Insiden kejadian penyakit jantung dan kematian tidak berbeda antara nifedipin dan ACE-inhibitor. Nifedipin nampaknya lebih efektif daripada ACE-inhibitor dan mengurangi kejadian penyakit jantung dan kematian.
Desa Cot Rabo Tunong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam kecamatan peusangan yang terdiri dari 3 dusun dengan jumlah penduduk 667 jiwa. Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas bahwa jumlah penderita hipertensi tertinggi di kecamatan tersebut adalah desa Cot Rabo Tunong yaitu sebanyak 62 orang. Survey awal dilakukan kepada 10 orang penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan, diperoleh data bahwa 6 orang (60%) penderita hipertensi melakukan upaya pengobatan dengan menggunakan obat-obatan antihipertensi. Namun, terdapat 4 orang (40%)  yang mengatakan bahwa mereka hanya mengkonsumsi mentimun dan seledri untuk pengobatan hipertensi.
Berdasarkan uraian di atas yang menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi di Indonesia meningkat setiap tahunnya.Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi, sehingga dibutuhkan upaya pengobatan sesegera mungkin.Upaya pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu farmakologi dan non-farmakologi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan meneliti mengenai farmakologi obat anti hipertensi karena pengobatan farmakologi berperan penting dalam keberhasilan pengendalian hipertensi yaitu  Bagaimana upaya pengobatan secara farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015.

Metode Penelitian
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
1
Upaya pengobatan farmakologi hipertensi
Usaha yang dilakukan penderita hipertensi untuk mengobati hipertensi dengan cara mengkonsumi obat-obatan antihipertensi. Dengan cara memperhatikan beberapa unsur yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat cara pakai, tepat pasien, tepat pemilihan obat, tepat penilaian, tepat informasi, dan tepat waspada efek samping.
Kuesioner dengan  29 item pernyatan dalam bentuk dikotomi
Wawancara
Tepat jika:
x24

Kurang tepat
Jika :            x
Ordinal

Jenis penelitian kuantitatifdeskriptifdengan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu periode tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali penilaian selama pengamatan (Budiarto, 2004).
            Populasi dalam penelitian iniadalah semua penderita hipertensi yang ada di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan yang sebanyak 62 orang (Tata Usaha Puskesmas Kecamatan Peusangan, 2014).Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang berjumlah 62 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut:
Distribusi data demografi responden disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No
Data
Frekuensi
Persentase
1


Umur
a.   33-39
b.  40-47
c.   48-54
d.  55-61
e.   > 61

4
15
28
15

6,4
24,2
45,2
24,2

Total
62
100
2
Jenis Kelamin
a.   Laki-laki
b.  Perempuan

6
56

9,7
90,3
Total
62
100
    Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 48-54 tahun (45,2%) dan berjenis kelamin perempuan (90,3%).
1.    Upaya pengobatan farmakologi
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
38
61,3
2
Kurang tepat
24
38,7
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 38 orang (61,3%). Upaya pengobatan farmakologi tersebut dapat dijelaskan berdasarkan beberapa unsur sebagai berikut :
a. Tepat indikasi
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat indikasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 3 berikut:





Tabel 3
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Tepat Indikasi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
43
69,3
2
Kurang tepat
19
30,7
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat indikasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 43 orang (69,3%).
b. Tepat dosis
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Tepat Dosis pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
52
83,9
2
Kurang tepat
10
16,1
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 52 orang (83,9%).
c. Tepat cara pakai
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 5 berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara tepat cara pakai pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
44
70,9
2
Kurang tepat
18
29,1
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 44 orang (70,9%).
d. Tepat pasien
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat pasien pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Tepat Pasien pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
62
100
2
Kurang tepat
0
0
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pasien pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 62 orang (100%).
e. Tepat pemilihan obat
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat pemilihan obat pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Tepat Pemilihan Obat pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
50
80,6
2
Kurang tepat
12
19,4
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pemilihan obat pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 50 orang (80,6%).
f. Tepat penilaian kondisi
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 8 berikut:


Tabel 8
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara tepat penilaian kondisi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
18
29
2
Kurang tepat
44
71
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori kurang tepat, yaitu 44 orang (71%).
g. Tepat informasi
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Tepat Informasi pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen
Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
30
48,4
2
Kurang tepat
32
51,6
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori kurang tepat, yaitu 32 orang (51,6%).
h. Waspada efek samping
Hasil penelitian tentang upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 tersaji pada Tabel 10 berikut:

Tabel 10
Distribusi Frekuensi Upaya Pengobatan Farmakologi secara Waspada Efek Samping pada Penderita Hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen Tahun 2015
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tepat
46
74,2
2
Kurang tepat
16
25,8
Total
62
100
Sumber: Data primer (diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen berada pada kategori tepat, yaitu 46 orang (74,2%).
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena pengobatan farmakologi yang dilakukan oleh penderita hipertensi sudah sesuai dengan syarat pemberian obat yaitu seperti tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemberian dan lain-lain.
Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi mengkonsumsi obat atas pentunjuk dokter yaitu obat mengenai penyakit hipertensinya. Selain itu, obat yang dikonsumsi memiliki efek menurunkan gejala darah tinggi yang dialami.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologisecara tepat dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi mengkonsumsi obat hipertensi sesuai dengan takaran yang telah dianjurkan dokter. Selain itu, penderita hipertensi juga mematuhi setiap takaran yang dianjurkan dokter pada setiap tingkatan hipertensi yang dialami.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologisecara tepat cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi mematuhi setiap anjuran dokter mengenai pengkonsumsian obat hipertensi. Mereka mematuhi cara mengkonsumsi obat hipertensi yang dianjurkan, misalnya jika obat harus diminum, maka penderita akan meminum obat tersebut. Lama pemberian obat hipertensi juga diikuti oleh penderita hipertensi.
Hasil penelitian dan teori di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pasien berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena obat hipertensi yang mereka konsumsi sesuai dengan usia mereka. Selain itu, obat yang mereka konsumsi juga sesuai untuk kondisi tubuh mereka dan juga tidak memberikan efek buruk pada penyakit lain yang diderita.
Penelitian oleh Chiburdanidze (2013) mengenai evaluasi ketepatan pemilihan obat dan outcome terapi pada pasien hipertensi rawat jalan di rumah sakit “A” tahun 2013 yang dilakukan pada 45 orang pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketepatan pemilihan obat sebanyak 97%.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat pemilihan obat pada penderita hipertensi di desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi memilih obat sesuai dengan penyakit hipertensi yang dideritanya. Selain itu, obat yang dikonsumsi oleh penderita hipertensi memiliki khasiat untuk mengontrol tekanan darah mereka.
Hasil penelitian yang tersaji menunjukkan bahwa upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori kurang tepat yaitu 18 orang (29%) dan sisanya tepat yaitu 44 orang (71%).
Upaya pengobatan farmakologi secara tepat penilaian kondisi berada pada kategori kurang tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi tidak melakukan kontrol rutin terhadap tekanan darah mereka. Selain itu, mereka tidak dapat menilai gejala-gejala berupa efek samping dari penggunaan obat hipertensi.
Upaya pengobatan farmakologi secara tepat informasi berada pada kategori kurang tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi tidak memperoleh informasi yang tepat mengenai penyebab mereka harus mengkonsumsi obat tertentu. Selain itu, mereka juga tidak memperoleh informasi yang tepat mengenai efek yang ditimbulkan dari setiap obat yang mereka peroleh.
Upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping berada pada kategori tepat. Hal ini disebabkan karena penderita hipertensi selalu merasakan dan selalu siaga jika ada efek samping obat yang dirasakan terutama yang dapat memberikan dampak buruk pada penyakit lain yang diderita. Selain itu, segala efek yang dirasakan akan segera dilaporkan pada petugas kesehatan agar mendapatkan penanganan yang segera.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab V, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.    Kajian upaya pengobatan farmakologi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (61,3%).
2.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat indikasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (69,3%).
3.    Kajian upaya pengobatan farmakologi secara tepat dosis pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (89,3%).
4.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat cara pakai pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (70,9%).
5.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat pasien pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (100%).
6.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat pemilihan obat pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (80,9%).
7.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat penilaian kondisi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori kurang tepat (70%).
8.    Kajian upaya pengobatan farmakologisecara tepat informasi pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori kurang tepat (51,6%).
9.    Kajian upaya pengobatan farmakologi secara waspada efek samping pada penderita hipertensi di Desa Cot Rabo Tunong Kecamatan Peusangan Bireuen tahun 2015 berada pada kategori tepat (74,2%).


DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan Stroke. Yogyakarta: Dianloka.
Anwar, H. 2012. Rumus Chi Square. Diakses dari http://www.statistikian.compada tanggal 19 Januari 2015.
American Heart Association. 2010. Heart Disease & Stroke Statistics. Texas: American Heart Association.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI Press.
Gunawan, L. 2010. Hipertensi. Jakarta: Kanisius.
Hays, r, d., Joel d. k., Donna, l. m., Stephen, j. c., Naseem, a., William, b. c. & Caren k. 2004. Kidney Disease Quality of Life Short Term (KDQOL-SF): a Manual for Use and Scoring. Medical Care; 19 (1): 1-39. Diakses dari http://www.rand.org>  pada tanggal 4 Januari 2015.
Setiawan, N. 2005.Pengolahan dan Analisa Data.Inspektorat Jenderal Pendidikan Nasional: 1-9.
Smeltzer, C., Suzanne & Brenda, G. B. 2004.Buku ajar keperawatanmedikal bedah.Jakarta: EGC.
Smet, B. 2005.Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarna Indonesia.
Soeharto, I. 2004. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widodo, R. (2009). Pemberian Makanan, Suplemen dan Obat Pada Anak. Jakarta: EGC,

WHO. 2009. Klasifikasi Hipertensi. Journal World Health Organization; 3 (1): 1-9. Diakses dari http://www.who.int/ pada tanggal 6 Januari 2015.