HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN SUSUNAN GIGI ANAK KELAS V
DAN VI SDN 1 KAYE LEE KECAMATAN INGIN
JAYA
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2015
Oleh:
Andriani
ABSTRAK
Usia 6-12 tahun adalah masa yang kritis bagi kesehatan
gigi anak, dalam
pertumbuhan gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua khususnya
ibu. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih lama dari yang
seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan gigi tetap. Hal ini
mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak seharusnya, sehingga
menyebabkan susunan gigi bertumpuk/berjejal. Data pemeriksaan awal dari 20
murid kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee terdapat (65%) yang mengalami susunan gigi berjejal.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan susunan
gigi anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Penelitian ini
bersifat analitik, dengan desain cross sectional.. Populasi pada penelitian ini
yaitu seluruh anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee yang berjumlah 54 orang
beserta ibu sebagai responden dengan sampel adalah total populasi yaitu 54
murid beserta ibu sebagai responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah pemeriksaan dan wawancara menggunakan kuesioner. Menunjukkan,
pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak berada pada kategori kurang baik
yaitu 61,1%. Susunan gigi pada murid kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee yang paling banyak adalah
susunan gigi berjejal yaitu 57,4%. Hasil Uji Chi Square menunjukan nilai df (1)
dengan X² hitung adalah 5,358 sedangkan X² tabel adalah 3,841. Berdasarkan
hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dimana ada hubungan
pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak. Disarankan kepada ibu agar dapat
menambah wawasan dengan lebih memperbanyak informasi dan meningkatkan
pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran yang tinggi terutama mengenai kesehatan
gigi dan mulut anak khususnya tentang susunan gigi anak.
Kata kunci: Pengetahuan
Ibu, Susunan Gigi
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Program pembangunan
nasional bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat.
Diharapkan pengertian dan kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan sehingga
mereka ikut berpatisipasi. Perencanaan program yang telah disusun dengan baik
tidak akan secara optimal, betapa pentingnya peran masyarakat dalam pembangunan
kesehatan (Herijulianti, 2002).
Pelayanan kesehatan
gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,
pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
1
|
Perilaku kesehatan
gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan konsep
sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang
dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di
dalam mulut, termasuk gusi (Budiharto, 2010). Terbentuknya suatu perilaku baru,
terutama pada orang dewasa di mulai pada pengetahuan atau kognitif
(Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).
Orang tua khususnya
ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi
anak-anak mereka, ibu merupakan tokoh kunci dalam keluarga. Posisi wanita sangat
menentukan kesehatan keluarga, bagi pasien yang masih muda biasanya alasan
mengenai tuntutan pelayanan kesehatan giginya berasal dari anjuran yang di
berikan oleh dokter gigi keluarga atau dokter gigi anak-anak dan keikut sertaan
ibunya (Dewi, 2007).
Banyak faktor yang menyebabkan
sulitnya meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia, tapi
mungkin perlu dicermati satu hal yang teramat penting, yaitu peranan ibu. Ibu
memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan ibu dari
anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya.
Maka dari itu, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan
gigi anaknya kelak. Namun ‘tahu’ saja tidak cukup, perlu diikuti dengan
‘peduli’ dan ‘bertindak’ (Mozartha, 2001).
Usia 6-12 tahun adalah masa yang
"kritis" bagi kesehatan gigi anak, di usia inilah setiap anak
mengalami masa gigi campuran, yaitu gigi susu mulai tanggal satu-persatu
digantikan dengan gigi sulung. di masa ini banyak sekali masalah yang timbul.
Misalnya, satu gigi mau tumbuh, gigi lain berlubang. Atau salah satu gigi
tumbuh sebelum gigi susunya tanggal (persistensi), sedangkan gigi lainnya sulit
menembus gusi sehingga menimbulkan pembengkakan, bahkan radang. Kondisi
ini sangat rawan, karena kemungkinan terjadinya pertumbuhan gigi secara tidak
langsung dapat menimbulkan kelainan (Nova, 2010).
Prevalensi (angka kejadian) kelainan
susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia konon mencapai 80%. Kelainan
ini menjadi masalah terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi
(Admin, 2012)
Kelainan dan
gangguan pertumbuhan dan perkembangan gigi akan mengakibatkan terjadinya
gangguan pada fungsi estetika dan kegunaan gigi anak yang bersangkutan. Selain
itu, dengan adanya kelainan ini seorang anak akan mengalami kesulitan untuk
membersihkan giginya. Hal seperti inilah yang akan mengakibatkan timbulnya
gangguan dan kelainan gigi yang bertambah parah, misalnya gigi berlubang atau
karies dan gigi akan tanggal sebelum waktunya. Apabila gigi tetap secara tepat
tumbuh maka kemungkinan terjadinya gigi yang bertumpuk/berjejal dapat dihindari
(Paramita, 2000).
Pertumbuhan dan
perkembangan gigi harus dipantau secara seksama
karena bagaimanapun juga gigi merupakan salah satu alat penting bagi
kesehatan tubuh. Jangankan anak-anak, orang dewasapun akan terganggu apabila
memiliki kelainan dan gangguan pada giginya (paramita,2000). Banyak orang
menomorduakan kondisi kesehatan gigi. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu
penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan
penampilan. Ini jelas menandakan adanya permasalahan yang cukup laten yaitu
minimnya kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi dimasyarakat khususnya orang
tua yang kemudian membawa dampak kepada generasi berikutnya (Pratiwi, 2007).
Dalam pertumbuhan
gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua yang lebih mengenai
periode dan transisi atau waktu bercampurnya gigi susu dan gigi tetap.
Tanggalnya gigi susu selama ini sering di abaikan. Karena beranggapan akan
diganti oleh gigi tetap. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh
terhadap tumbuh kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih
lama dari yang seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan/erupsi
gigi tetap. Hal ini mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak
seharusnya, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk/berjejal (Pratiwi, 2007).
Untuk mengetahui
ada tidaknya gangguan dan kelainan gigi secara lebih dini maka orang tua harus
mengamati dan jika perlu mencatat secara rutin perubahan-perubahan yang terjadi
didalam rongga mulut anak. Hal ini menunjukan bahwa orang tua berperan penting
dalam menunjang kesehatan gigi anak (Paramita,2000).
Berdasarkan pengamatan
awal dan hasil wawancara yang penulis lakukan pada murid kelas V dan VI SDN 1
Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2015 sebanyak 20 orang murid di dapat data 12 orang murid mengalami
susunan gigi yang tidak teratur/berjejal. Penulis juga mewawancarai murid, dari
hasil wawancara pada murid diperoleh banyak dari murid tersebut mengatakan
bahwa mereka jarang dibawa ke Poli Gigi Rumah Sakit/Puskesmas bahkan ada yang
tidak pernah di bawa ke Poli Gigi Rumah Sakit/Puskesmas untuk memeriksa
kesehatan gigi mereka.
A.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas penulis ingin mengetahui ”Apakah Ada Hubungan Pengetahuan
Ibu Dengan Susunan Gigi Anak Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015”.
B.
Tujuan Penelitian
Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Susunan Gigi Anak Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2015”.
C.
Manfaat penelitian
Dapat
memberi masukan/informasi serta dapat menambahkan pengetahuan ibu terhadap
susunan gigi anak agar tidak terjadinya susunan gigi yang tidak teratur/berjejal
pada anak.
A. Kerangka Konsep
Variabel
Independent Variabel Dependent
Pengetahuan
ibu tentang susunan gigi anak
|
Susunan
gigi anak
|
B. Definisi Operasional
No
|
Variabel
|
Devinisi Operasional
|
Cara Ukur
|
Alat Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala Ukur
|
1.
|
Pengetahuan ibu
tentang susunan gigi anak
|
Segala sesuatu yang
diketahui oleh ibu mengenai susunan gigi anak
|
Wawancara
|
Kuesioner
|
Baik :
≥50%
Kurang baik:
<50%
|
Ordinal
|
2.
|
Susunan gigi anak
|
Keadaan gigi yang
tumbuh dan letaknya dalam lengkung rahang
|
Pemeriksaan
|
Kartu status dan
Diagnosa set
|
1. Susunan gigi
teratur
2. Susunan gigi
tidak teratur/berjejal
|
Nominal
|
Hypotesa
Ada hubungan
pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian
ini bersifat analitik yaitu mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Susunan
Gigi Anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SDN SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai 7 Maret tahun 2015
C. Populasi dan Sampel
1.
Populasi
Populasi penelitian
ini adalah seluruh murid kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015
yang berjumlah 54 murid beserta ibu sebagai responden.
2.
Sampel
Sampel
yang digunakan adalah seluruh murid kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan
Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun
2015 yang berjumlah 54 murid beserta ibu
sebagai responden.
26
|
D. Instrumen Penelitian
Untuk mendukung
penelitian ini digunakan instrumen penelitian yaitu Instrumen diagnosa set,
kartu status dan kuesioner.
E. Analisa Data
Penelitian ini
bersifat analitik, analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai
berikut :
1.
Analisa Univariat
untuk
melihat gambaran setiap variabel independen yaitu pengetahuan ibu tentang susunan
gigi anak serta variabel dependen yaitu susunan gigi anak.
2.
Analisa Bivariat
Untuk
melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu
hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak di gunakan uji statistik
Chi-Square, dengan α = 0,05.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Berdasarkan
penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai dengan 7 Maret tahun 2015 tentang Hubungan Pengetahuan Ibu
dengan Susunan Gigi Anak murid kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan Ingin
Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015 ,
maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Data Umum
a. Jenis Pendidikan
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan jenis pendidikan dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini.
Tabel
1
Distribusi
frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan Ibu
Murid
Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee
kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2015
No
|
Jenis
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentase
%
|
1
|
Tinggi (Diploma, S1, S2, S3)
|
4
|
7,4
|
2
|
Menengah (SMA, SMK)
|
12
|
22,2
|
3
|
Dasar (SD, SMP)
|
38
|
70,4
|
Jumlah
|
54
|
100
|
Berdasarkan tabel 1
di atas dapat dilihat bahwa jenis pendidikan ibu yang paling banyak yaitu pada
kategori dasar (SD,SMP) sebanyak 38 orang (70,4%).
b. Jenis Pekerjaan
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2
dibawah ini.
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu
Murid
Kelas Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee
kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2015
No
|
Pekerjaan
Ibu
|
Frekuensi
|
Persentase
%
|
1
|
Ibu Rumah Tangga
|
16
|
29,6
|
2
|
Petani/Peternak
|
32
|
59,3
|
3
|
PNS/Pegawai swasta
|
6
|
11,1
|
Jumlah
|
54
|
100
|
Berdasarkan tabel 2
diatas dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan ibu yang paling tinggi yaitu pada kategori
petani/peternak sebanyak 32 orang (59,3%).
2. Data Khusus
a. Pengetahuan Ibu
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu dapat dilihat pada tabel 4
dibawah ini.
Tabel
4
Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang
Susunan
Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee
kecamatan
Ingin JayaKabupaten Aceh Besar Tahun 2015
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Persentase
%
|
1
|
Baik
|
21
|
38,9
|
2
|
Kurang Baik
|
33
|
61,1
|
Jumlah
|
54
|
100
|
Berdasarkan tabel 4
diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu yang paling banyak pada kategori
kurang baik yaitu 33 orang (61,1%).
b. Susunan Gigi Anak
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan susunan gigi anak dapat dilihat pada tabel 5
dibawah ini.
Tabel
5
Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Susunan Gigi Anak
Kelas
V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin jaya
Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2015.
No
|
Susunan
Gigi Anak
|
Frekuensi
|
%
|
1
|
Tidak berjejal
|
23
|
42,6
|
2
|
Tidak Teratur/Berjejal
|
31
|
57,4
|
Jumlah
|
54
|
100%
|
Berdasarkan tabel 5
diatas dapat dilihat bahwa dari 54 murid
yang paling banyak mengalami susunan gigi berjejal yaitu 31 murid (57,4%).
c. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Susunan Gigi Anak
Hubungan
pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan
Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun
2015 dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel
6
Hubungan
Pengetahuan Responden Dengan Susunan Gigi Anak
Kelas
V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin jaya
Kabupaten
Aceh Besar Tahun 2015.
No
|
Pengetahuan
Ibu
|
Susunan
Gigi Anak
|
Total
|
%
|
X²
|
df
|
α
|
|||
Tidak
Berjejal
|
Berjejal
|
|||||||||
F
|
%
|
F
|
%
|
|||||||
1
|
Baik
|
13
(8,9)
|
24,1
|
8
(12,1)
|
14,8
|
21
|
38,9
|
5,358
|
1
|
0,05
(3,841)
|
2
|
Kurang
|
10
(14,1)
|
18,5
|
23
(18,9)
|
42,6
|
33
|
61,1
|
|||
Jumlah
|
23
|
42,6
|
31
|
57,4
|
54
|
100
|
Dari tabel 6, dapat
dilihat bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan
VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Dengan
hasil analisa bivariate menggunakan Uji Chi Square menunjukan bahwa X² hitung sebesar 5,358, sedangkan X² tabel dengan derajat kepercayaan (α = 0,05) dan df=1 adalah 3,84, karena
X² hitung > X² tabel, maka dalam penelitian ini Ha diterima.
A.
Pembahasan
Hasil penelitian
berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu tentang susunan gigi
anak pada kategori kurang baik yaitu 33 orang (61,1%), sedangkan pada kategori
baik hanya 21 orang (38,9%). Penulis berpendapat hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan ibu yang rendah yaitu dari 54 ibu 38 orang (70,4%) memiliki tingkat
pendidikan Dasar (SD,SMP), dan kurangnya informasi yang didapat oleh ibu
tentang kesehatan gigi dan mulut khususnya informasi tentang susunan gigi anak.
Pengetahuan orang
tua khususnya ibu sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang
mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan
tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui
proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi
dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung
kesehatan gigi dan mulut anak (Christiono, 2011). Hal ini menunjukan bahwa
orang tua berperan penting dalam menunjang kesehatan gigi anak (Paramita,
2000). Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor
kesadaran dan kebiasaan dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan
merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan tabel 5
dapat dilihat bahwa dari 54 murid 31 orang (57,4%) mengalami susunan gigi
berjejal, sedangkan murid yang tidak mengalami susunan gigi berjejal hanya 23
orang (42,6%). Penulis berpendapat bahwa anak mengalami susunan gigi berjejal
karena pencabutan gigi susu terlalu dini dan pencabutan gigi susu terlalu lama
akibatnya gigi persistensi, hal itu dikarenakan kurangnya perhatian ibu terhadap kesehatan gigi dan
mulut anaknya karena kesibukan ibu dalam aktifitas sehari-hari yaitu sebagai
petani. Pada tabel 2 jelas terlihat bahwa jenis pekerjaan ibu yang paling
tinggi sebagai petani yaitu sebanyak 32 orang (59,3%). Menururt Maulani (2006)
susunan gigi berjejal terjadi karena pencabutan gigi terlalu dini, jauh sebelum
gigi tetap pengganti dibawahnya muncul gigi susu merupakan petunjuk jalan gigi
tetap sehingga gigi susu yang di cabut terlalu dini membuat gigi tetap
dibawahnya kehilangan arah.
Pada penelitian
Trie Erri Astoeti dkk (2003) ditemukan bahwa 51,6% murid-murid kelas 4-6 SD di
DKI Jakarta menderita gigi berjejal. Bahkan berdasarkan survei kesehatan gigi
yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 1999 gangguan maloklusi ditanah
air menduduki peringkat kedua dalam daftar penyakit gigi dan mulut.
Hasil Uji chi
Square menunjukan bahwa pengetahuan ibu dengan kategori baik mempunyai susunan
gigi anak tidak berjejal yaitu (24,1%), sedangkan berjejal (14,8%). Pengetahuan
ibu dengan kategori kurang baik mempunyai susunan gigi anak tidak berjejal
yaitu (18,5%), sedangkan berjejal yaitu (42,6%). Nilai X² hitung (5,358) dan X²
tabel (3,841), berarti X² hitung > X² tabel, maka Ha diterima, dimana ada
hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak.
Dalam pertumbuhan
gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua yang lebih mengenai
periode dan transisi atau waktu bercampurnya gigi susu dan gigi tetap.
Tanggalnya gigi susu selama ini sering di abaikan. Karena beranggapan akan
diganti oleh gigi tetap. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh
terhadap tumbuh kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih
lama dari yang seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan/erupsi
gigi tetap. Hal ini mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak
seharusnya, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk/berjejal (Pratiwi, 2007).
Hal ini terkait
dengan rendahnya kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang, termasuk rongga
mulutnya. Padahal, kesehatan oral yang tidak diperhatikan akan berdampak pada
perkembangan kemampuan anak secara keseluruhan, baik fisik maupun
kecerdasannya. Meskipun kelak gigi sulung akan diganti oleh gigi tetap, bukan
berarti tidak perlu dirawat karena gangguan pada gigi sulung dapat mempengaruhi
pertumbuhan serta perkembangan gigi-gigi tetapnya. Selain untuk mempertahankan
ruang bagi gigi tetapnya, gigi sulung yang bagus dan terawat juga memengaruhi
rasa percaya diri anak. Dan, secara psikologis dapat terbawa hingga dewasa
(Djamil, 2011).
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Ada hubungan
pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI di SDN ! Kaye Lee
Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh
Besar Tahun 2015 (X² hitung 5,358 > X² tabel 3,841)
B.
Saran
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.
Diharapkan kepada ibu agar dapat menambah wawasan
dengan lebih memperbanyak informasi dan meningkatkan pengetahuan serta
menumbuhkan kesadaran yang tinggi terutama mengenai kesehatan gigi dan mulut
anak. Dan ikut serta dalam setiap penyuluhan yang diadakan oleh pihak kesehatan
setempat.
2.
Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat aktif
dalam meningkatkan derajad kesehatan gigi murid dengan melakukan kerja sama
dengan tenaga kesehatan gigi.
3.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan gigi agar dapat
memberikan penyuluhan kepada orang tua khususnya ibu dan kepada anak usia
sekolah tentang penyebab dan akibat dari susunan gigi berjejal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, s., 1995. Sikap
Manusia Teori Pengukurannya, Pustaka pelajar, Yogyakarta.
Darwita drg, 2005. Pembersihan plak.www.google.co.id
Depkes RI,
2009. Undang-undang R.I NO 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta
Herijulianti, 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta
Houwik, Noise, et,
al, 1993. Ilmu kedokteran Gigi Pencegahan, Gajah Mada Universitas Press,
Jakarta.
Narlan,S,dkk. (1994);
kumpulan makalah ilmiah, Hilton
Convetion Center. Jakarta
Notoatmodjo, S.,
1997. Ilmu Kesehatan Gigi Pencegahan .
Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S.,
2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta, Jakarta.
Panjaitan. M, 1995. Ilmu
Pencegahan Karies Gigi,Universitas Sumatera Utara Press. Medan.
Pratiwi.
2007, Gigi Sehat. Buku Kompas.
Jakarta
Santoso,
2004. Kesehatan dan Gigi, Rineka
cipta, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar