Senin, 06 Juli 2015

Andriani: Jurnal Pionir, Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2015, hal. 19-28

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN SUSUNAN GIGI ANAK KELAS V DAN VI  SDN 1 KAYE LEE KECAMATAN INGIN JAYA
KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2015

Oleh:
Andriani

ABSTRAK
Usia 6-12 tahun adalah masa yang kritis bagi kesehatan gigi anak, dalam pertumbuhan gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua khususnya ibu. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih lama dari yang seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan gigi tetap. Hal ini mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan susunan gigi bertumpuk/berjejal. Data pemeriksaan awal dari 20 murid kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee  terdapat  (65%) yang mengalami susunan gigi berjejal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee  Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Penelitian ini bersifat analitik, dengan desain cross sectional.. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee yang berjumlah 54 orang beserta ibu sebagai responden dengan sampel adalah total populasi yaitu 54 murid beserta ibu sebagai responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pemeriksaan dan wawancara menggunakan kuesioner. Menunjukkan, pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak berada pada kategori kurang baik yaitu 61,1%. Susunan gigi pada murid kelas V dan VI  SDN 1 Kaye Lee yang paling banyak adalah susunan gigi berjejal yaitu 57,4%. Hasil Uji Chi Square menunjukan nilai df (1) dengan X² hitung adalah 5,358 sedangkan X² tabel adalah 3,841. Berdasarkan hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Ha diterima, dimana ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak. Disarankan kepada ibu agar dapat menambah wawasan dengan lebih memperbanyak informasi dan meningkatkan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran yang tinggi terutama mengenai kesehatan gigi dan mulut anak khususnya tentang susunan gigi anak.

Kata kunci: Pengetahuan Ibu, Susunan Gigi

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Program pembangunan nasional bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat kearah perilaku sehat. Diharapkan pengertian dan kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan sehingga mereka ikut berpatisipasi. Perencanaan program yang telah disusun dengan baik tidak akan secara optimal, betapa pentingnya peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan (Herijulianti, 2002).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
1
Status atau derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor yang meliputi : lingkungan, perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan. Seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia kedalam tiga domain (kawasan) yaitu: kognitif, efektif dan psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan ketiga domain ini di ukur dari : pengetahuan, sikap, dan tindakan  (Notoadmodjo, 2003).
Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi (Budiharto, 2010). Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa di mulai pada pengetahuan atau kognitif (Notoadmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2007).
Orang tua khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka, ibu merupakan tokoh kunci dalam keluarga. Posisi wanita sangat menentukan kesehatan keluarga, bagi pasien yang masih muda biasanya alasan mengenai tuntutan pelayanan kesehatan giginya berasal dari anjuran yang di berikan oleh dokter gigi keluarga atau dokter gigi anak-anak dan keikut sertaan ibunya (Dewi, 2007).
Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia, tapi mungkin perlu dicermati satu hal yang teramat penting, yaitu peranan ibu. Ibu memegang peranan penting dalam keluarga, sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu ia lahir adalah ibunya. Maka dari itu, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh sang anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status kesehatan gigi anaknya kelak. Namun ‘tahu’ saja tidak cukup, perlu diikuti dengan ‘peduli’ dan ‘bertindak’ (Mozartha, 2001).
Usia 6-12 tahun adalah masa yang "kritis" bagi kesehatan gigi anak, di usia inilah setiap anak mengalami masa gigi campuran, yaitu gigi susu mulai tanggal satu-persatu digantikan dengan gigi sulung. di masa ini banyak sekali masalah yang timbul. Misalnya, satu gigi mau tumbuh, gigi lain berlubang. Atau salah satu gigi tumbuh sebelum gigi susunya tanggal (persistensi), sedangkan gigi lainnya sulit menembus gusi sehingga menimbulkan pembengkakan, bahkan radang. Kondisi ini sangat rawan, karena kemungkinan terjadinya pertumbuhan gigi secara tidak langsung dapat menimbulkan kelainan (Nova, 2010).
Prevalensi (angka kejadian) kelainan susunan geligi dan pengatupan rahang di Indonesia konon mencapai 80%. Kelainan ini menjadi masalah terbesar ketiga setelah gigi berlubang dan penyakit gusi (Admin, 2012)
Kelainan dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan gigi akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada fungsi estetika dan kegunaan gigi anak yang bersangkutan. Selain itu, dengan adanya kelainan ini seorang anak akan mengalami kesulitan untuk membersihkan giginya. Hal seperti inilah yang akan mengakibatkan timbulnya gangguan dan kelainan gigi yang bertambah parah, misalnya gigi berlubang atau karies dan gigi akan tanggal sebelum waktunya. Apabila gigi tetap secara tepat tumbuh maka kemungkinan terjadinya gigi yang bertumpuk/berjejal dapat dihindari (Paramita, 2000).
Pertumbuhan dan perkembangan gigi harus dipantau secara seksama  karena bagaimanapun juga gigi merupakan salah satu alat penting bagi kesehatan tubuh. Jangankan anak-anak, orang dewasapun akan terganggu apabila memiliki kelainan dan gangguan pada giginya (paramita,2000). Banyak orang menomorduakan kondisi kesehatan gigi. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Ini jelas menandakan adanya permasalahan yang cukup laten yaitu minimnya kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi dimasyarakat khususnya orang tua yang kemudian membawa dampak kepada generasi berikutnya (Pratiwi, 2007).
Dalam pertumbuhan gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua yang lebih mengenai periode dan transisi atau waktu bercampurnya gigi susu dan gigi tetap. Tanggalnya gigi susu selama ini sering di abaikan. Karena beranggapan akan diganti oleh gigi tetap. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih lama dari yang seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan/erupsi gigi tetap. Hal ini mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk/berjejal (Pratiwi, 2007).
Untuk mengetahui ada tidaknya gangguan dan kelainan gigi secara lebih dini maka orang tua harus mengamati dan jika perlu mencatat secara rutin perubahan-perubahan yang terjadi didalam rongga mulut anak. Hal ini menunjukan bahwa orang tua berperan penting dalam menunjang kesehatan gigi anak (Paramita,2000).
Berdasarkan pengamatan awal dan hasil wawancara yang penulis lakukan pada murid kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee   Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015 sebanyak 20 orang murid di dapat data 12 orang murid mengalami susunan gigi yang tidak teratur/berjejal. Penulis juga mewawancarai murid, dari hasil wawancara pada murid diperoleh banyak dari murid tersebut mengatakan bahwa mereka jarang dibawa ke Poli Gigi Rumah Sakit/Puskesmas bahkan ada yang tidak pernah di bawa ke Poli Gigi Rumah Sakit/Puskesmas untuk memeriksa kesehatan gigi mereka.

A.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis ingin mengetahui ”Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Susunan Gigi Anak Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015”.

B.   Tujuan Penelitian
            Mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Susunan Gigi Anak Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015”.

C.  Manfaat penelitian
Dapat memberi masukan/informasi serta dapat menambahkan pengetahuan ibu terhadap susunan gigi anak agar tidak terjadinya susunan gigi yang tidak teratur/berjejal pada anak.



KERANGKA PENELITIAN
A.     Kerangka Konsep
Variabel Independent                                   Variabel Dependent
Pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak
Susunan gigi anak
                                                                                                                       
 







B.     Definisi Operasional

No
Variabel
Devinisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
1.
Pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak
Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu mengenai susunan gigi anak
Wawancara
Kuesioner
Baik :
≥50%
Kurang baik:
<50%

Ordinal
2.
Susunan gigi anak
Keadaan gigi yang tumbuh dan letaknya dalam lengkung rahang
Pemeriksaan
Kartu status dan Diagnosa set
1. Susunan gigi teratur
2. Susunan gigi tidak teratur/berjejal
Nominal

Hypotesa
Ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015.

METODE PENELITIAN
A.     Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat analitik yaitu mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Susunan Gigi Anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai 7 Maret tahun 2015

C.     Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh murid kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015 yang berjumlah 54 murid beserta ibu sebagai responden.
2.    Sampel
Sampel yang digunakan adalah seluruh murid kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015  yang berjumlah 54 murid beserta ibu sebagai responden.
26
 


D.     Instrumen Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini digunakan instrumen penelitian yaitu Instrumen diagnosa set, kartu status dan kuesioner.

E.     Analisa Data
Penelitian ini bersifat analitik, analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1.    Analisa Univariat
untuk melihat gambaran setiap variabel independen yaitu pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak serta variabel dependen yaitu susunan gigi anak.
2.    Analisa Bivariat
Untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak di gunakan uji statistik Chi-Square, dengan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai dengan 7 Maret  tahun 2015 tentang Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Susunan Gigi Anak murid kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015 , maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1.    Data Umum
a.    Jenis Pendidikan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pendidikan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pendidikan Ibu
Murid Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee  kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015
No
Jenis Pendidikan
Frekuensi
Persentase %
1
Tinggi (Diploma, S1, S2, S3)
4
7,4
2
Menengah (SMA, SMK)
12
22,2
3
Dasar (SD, SMP)
38
70,4
Jumlah
54
100

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jenis pendidikan ibu yang paling banyak yaitu pada kategori dasar (SD,SMP) sebanyak 38 orang (70,4%).
b.    Jenis Pekerjaan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu
Murid Kelas Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee  kecamatan Ingin Jaya
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015

No
Pekerjaan Ibu
Frekuensi
Persentase %
1
Ibu Rumah Tangga
16
29,6
2
Petani/Peternak
32
59,3
3
PNS/Pegawai swasta
 6
11,1
Jumlah
54
100
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan ibu yang paling tinggi yaitu pada kategori petani/peternak sebanyak 32 orang (59,3%).
2.    Data Khusus
a.    Pengetahuan Ibu
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang
Susunan Gigi Anak Kelas V dan VI di SDN 1 Kaye Lee 
kecamatan Ingin JayaKabupaten Aceh Besar Tahun 2015


No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase %
1
Baik
21
38,9
2
Kurang Baik
33
61,1
Jumlah
54
100
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu yang paling banyak pada kategori kurang baik yaitu 33 orang (61,1%).

b.    Susunan Gigi Anak
Distribusi frekuensi responden berdasarkan susunan gigi anak dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.





Tabel 5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Susunan Gigi Anak
Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin jaya  
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015.
No
Susunan Gigi Anak
Frekuensi
%
1
Tidak berjejal
23
42,6
2
Tidak Teratur/Berjejal
31
57,4
Jumlah
54
100%

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa dari 54  murid yang paling banyak mengalami susunan gigi berjejal yaitu 31 murid (57,4%).
c.    Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Susunan Gigi Anak
Hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015   dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6
Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Susunan Gigi Anak
Kelas V Dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin jaya 
Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015.
No
Pengetahuan Ibu
Susunan Gigi Anak
Total
%
df
α
Tidak Berjejal
Berjejal
F
%
F
%
1
Baik
13
(8,9)
24,1
8
(12,1)
14,8
21
38,9
5,358
1
0,05
(3,841)
2
Kurang
10
(14,1)
18,5
23
(18,9)
42,6
33
61,1
Jumlah
23
42,6
31
57,4
54
100
Dari tabel 6, dapat dilihat bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI SDN 1 Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015. Dengan hasil analisa bivariate menggunakan Uji Chi Square menunjukan bahwa X² hitung sebesar 5,358, sedangkan X² tabel dengan derajat kepercayaan (α = 0,05) dan df=1 adalah 3,84, karena X² hitung > X² tabel, maka dalam penelitian ini Ha diterima.
A.  Pembahasan
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu tentang susunan gigi anak pada kategori kurang baik yaitu 33 orang (61,1%), sedangkan pada kategori baik hanya 21 orang (38,9%). Penulis berpendapat hal ini dikarenakan tingkat pendidikan ibu yang rendah yaitu dari 54 ibu 38 orang (70,4%) memiliki tingkat pendidikan Dasar (SD,SMP), dan kurangnya informasi yang didapat oleh ibu tentang kesehatan gigi dan mulut khususnya informasi tentang susunan gigi anak.
Pengetahuan orang tua khususnya ibu sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (Christiono, 2011). Hal ini menunjukan bahwa orang tua berperan penting dalam menunjang kesehatan gigi anak (Paramita, 2000). Tinggi rendahnya pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor kesadaran dan kebiasaan dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 54 murid 31 orang (57,4%) mengalami susunan gigi berjejal, sedangkan murid yang tidak mengalami susunan gigi berjejal hanya 23 orang (42,6%). Penulis berpendapat bahwa anak mengalami susunan gigi berjejal karena pencabutan gigi susu terlalu dini dan pencabutan gigi susu terlalu lama akibatnya gigi persistensi, hal itu dikarenakan kurangnya  perhatian ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya karena kesibukan ibu dalam aktifitas sehari-hari yaitu sebagai petani. Pada tabel 2 jelas terlihat bahwa jenis pekerjaan ibu yang paling tinggi sebagai petani yaitu sebanyak 32 orang (59,3%). Menururt Maulani (2006) susunan gigi berjejal terjadi karena pencabutan gigi terlalu dini, jauh sebelum gigi tetap pengganti dibawahnya muncul gigi susu merupakan petunjuk jalan gigi tetap sehingga gigi susu yang di cabut terlalu dini membuat gigi tetap dibawahnya kehilangan arah.
Pada penelitian Trie Erri Astoeti dkk (2003) ditemukan bahwa 51,6% murid-murid kelas 4-6 SD di DKI Jakarta menderita gigi berjejal. Bahkan berdasarkan survei kesehatan gigi yang dilakukan Departemen Kesehatan pada tahun 1999 gangguan maloklusi ditanah air menduduki peringkat kedua dalam daftar penyakit gigi dan mulut.
Hasil Uji chi Square menunjukan bahwa pengetahuan ibu dengan kategori baik mempunyai susunan gigi anak tidak berjejal yaitu (24,1%), sedangkan berjejal (14,8%). Pengetahuan ibu dengan kategori kurang baik mempunyai susunan gigi anak tidak berjejal yaitu (18,5%), sedangkan berjejal yaitu (42,6%). Nilai X² hitung (5,358) dan X² tabel (3,841), berarti X² hitung > X² tabel, maka Ha diterima, dimana ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak.
Dalam pertumbuhan gigi anak di perlukan perhatian dan pengetahuan orang tua yang lebih mengenai periode dan transisi atau waktu bercampurnya gigi susu dan gigi tetap. Tanggalnya gigi susu selama ini sering di abaikan. Karena beranggapan akan diganti oleh gigi tetap. Tanggalnya gigi secara prematur dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya gigi tetap, sebaliknya gigi susu yang bertahan lebih lama dari yang seharusnya, juga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan/erupsi gigi tetap. Hal ini mengakibatkan gigi tetap erupsi pada tempat yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan gigi bertumpuk/berjejal (Pratiwi, 2007).
Hal ini terkait dengan rendahnya kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang, termasuk rongga mulutnya. Padahal, kesehatan oral yang tidak diperhatikan akan berdampak pada perkembangan kemampuan anak secara keseluruhan, baik fisik maupun kecerdasannya. Meskipun kelak gigi sulung akan diganti oleh gigi tetap, bukan berarti tidak perlu dirawat karena gangguan pada gigi sulung dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan gigi-gigi tetapnya. Selain untuk mempertahankan ruang bagi gigi tetapnya, gigi sulung yang bagus dan terawat juga memengaruhi rasa percaya diri anak. Dan, secara psikologis dapat terbawa hingga dewasa (Djamil, 2011).

KESIMPULAN DAN SARAN
A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
Ada hubungan pengetahuan ibu dengan susunan gigi anak kelas V dan VI di SDN ! Kaye Lee Kecamatan Ingin Jaya  Kabupaten Aceh Besar Tahun 2015 (X² hitung 5,358 > X² tabel 3,841)
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1.    Diharapkan kepada ibu agar dapat menambah wawasan dengan lebih memperbanyak informasi dan meningkatkan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran yang tinggi terutama mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dan ikut serta dalam setiap penyuluhan yang diadakan oleh pihak kesehatan setempat.
2.    Diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat aktif dalam meningkatkan derajad kesehatan gigi murid dengan melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan gigi.
3.    Diharapkan kepada tenaga kesehatan gigi agar dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua khususnya ibu dan kepada anak usia sekolah tentang penyebab dan akibat dari susunan gigi berjejal.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, s., 1995. Sikap Manusia Teori Pengukurannya, Pustaka pelajar, Yogyakarta.
Darwita drg, 2005. Pembersihan plak.www.google.co.id
Depkes RI, 2009. Undang-undang R.I NO 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta
Herijulianti, 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta
Houwik, Noise, et, al, 1993. Ilmu kedokteran Gigi Pencegahan, Gajah Mada Universitas Press, Jakarta.
Narlan,S,dkk. (1994); kumpulan makalah ilmiah, Hilton Convetion Center. Jakarta
Notoatmodjo, S., 1997. Ilmu Kesehatan Gigi Pencegahan . Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Panjaitan. M, 1995. Ilmu Pencegahan Karies Gigi,Universitas Sumatera Utara Press. Medan.
Pratiwi. 2007, Gigi Sehat. Buku Kompas. Jakarta

Santoso, 2004. Kesehatan dan Gigi, Rineka cipta, Jakarta.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar