PENGARUH PENGETAHUAN
DAN DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP PEMBERIAN
IMNUNISASI HB0 DI
KECAMATAN
BEUTONG KABUPATEN
NAGAN RAYA
TAHUN 2013
Oleh:
Fithriany
ABSTRAK
Penyakit Hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Untuk mencegahnya maka sangat
diperlukan pemberian vaksininasi rutin Hepatitis B yang dapat mengurangi
transmisi infeksi Hepatitis B kronis yang penularannya dari ibu Hepatitis B
kepada bayinya. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga
terhadap pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2013. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel yang diambil berjumlah 97 ibu yang mempunyai bayi usia 8 hari
sampai 2 bulan yang berada di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Teknik
pengambilan sampel adalah porpusive sampling Instrument penelitian berupa
kuisioner, Analisis data
dilakukan dengan menggunakan uji chis-square. Persentase ibu yang
memberikan imunisasi HB0 lebih besar didapatkan pada ibu yang berpengetahuan
baik 87,0%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan ( p value < 0,05) yang
signifikan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi HB0. Persentase ibu
yang memberikan imunisasi HB0 lebih besar didapatkan pada ibu yang mempunyai
dukungan keluarga 77,1%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan ( p value <
0,05) yang signifikan antara sikap dengan pemberian imunisasi HB0. Pengetahuan
( p value < 0,000) dan Dukungan Keluarga ( p value < 0,000) hal ini
menunjukkan ada hubungan ( p value < 0,05) yang signifikan antara
pengetahuan dan dukunga keluarga dengan pemberian imunisasi HB0. Diharapkan
kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan penyuluhan atau konseling
tentang pemberian imunisasi HB0.
Kata Kunci: Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Imunisasi HB0
A.
Pendahuluan
Penyakit Hepatitis B merupakan
salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Virus Hepatitis B telah menginfeksi lebih dari 350 juta orang di dunia atau
sekitar 5% penduduk dunia dan 78% diantaranya terdapat di Asia Tenggara
termasuk Indonesia (Depkes RI, 2002). Menurut Markum, 1997 dalam Ranuh, (2001)
infeksi hepatitis B ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. bila bayi terinfeksi pada waktu lahir atau pada usia 1-5 tahun maka akan terjadi
penyakit hati yang kronik. Infeksi yang berjalan kronis mempunyai kemungkinan
untuk menjadi cirrhosis hepatitis dan
kanker hati. Mereka yang menderita infeksi kronis ini merupakan sumber untuk
penularan penyakit hepatitis B.
Untuk
mencegahnya maka sangat diperlukan pemberian vaksinasi rutin Hepatitis B yang
dapat mengurangi transmisi infeksi Hepatitis B kronis yang penularannya dari
ibu terinfeksi Hepatitis B kepada bayinya atau dari anak ke anak pada tahun
pertama kehidupannya, sehingga dosis pertama vaksin Hepatitis B harus diberikan
sesegera mungkin setelah kelahiran terutama dalam waktu 24 jam (Depkes RI,
2002).
Hasil estimasi
WHO (World Health Organitation) terhadap
kematian akibat PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi)
adalah dalam satu tahun tidak kurang 1000 balita meninggal karena polio, 4000
anak karena dipteria,15.000 anak karena demam kuning (yellow fever),
198.000 anak karena tetanus,294.000 anak karena pertusis, 386.000 anak karena
Hepatitis B/Hib, dan 540.000 anak karena campak. Selain itu 600.000 orang dewasa
mengalami kematian karena infeksi Hepatitis B (WHO, 2006). Menurut New York State Departement of Health di Amerika Serikat terdapat atau dari dua
puluh orang atau sekitar 5% dari populasi penduduk yang terinfeksi VHB selama
hidupnya. Dan ditemukan sekitar 200.000 sampai 300.000 kasus baru infeksi VHB
di Amerika Serikat setiap tahunnya. Penelitian di Taiwan pada 3.654 pria Cina
yang HbsAg positif bahkan mendapatkan angka yang lebih besar, yaitu 40-50%
(Soewignjo, 2008).
Imunisasi bayi
universal dikenal sebagai strategi yang sesuai bagi setiap negara untuk pengendalian jangka panjang
terhadap infeksi VHB kronis dan sequelae (cirrhosis dan kanker
hati). Imunisasi efektif mencegah 95% infeksi kronis yang berkembang dan
merupakan vaksin pertama yang dapat melawan kanker pada manusia. Pada tahun
1992, vaksin Hepatitis B direkomendasikan World Health Assembly (WHA) ke
dalam program imunisasi nasional pada negara-negara dengan tingkat prevalensi
HBsAg 8% atau lebih ( Maryanti, 2011).
Pada bulan
November 1987 sampai dengan Oktober 1990 telah dilakukan ujicoba (pilot
project) imunisasi Hepatitis B selama 3 tahun di Pulau Lombok Nusa Tenggara
Barat. Kegiatan tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi infeksi Hepatitis
B dari 6% menjadi 1,4%.Tahun 1996 - 1997 dikembangkan secara nasional di 27
propinsi. Pada April 1997 imunisasi Hepatitis B ditambahkan kedalam program
imunisasi secara nasional (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan
epidemiologi dunia, Indonesia dikelompokkan ke dalam daerah endemik
menengah sampai tinggi.Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 10 juta
pengidap penyakit Hepatitis B di Indonesia dan
menurut PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) pada Pekan Peduli Hepatitis
B tahun 2001 lebihdari 11 juta pengidap Hepatitis B di
Indonesia. Pada populasi umum usia di
bawah usia 4 tahun 6,2%, Depkes RI, 2002). Di Indonesia cakupan imunisasi
cakupan HB0 pada bayi 0-7 hari secara Nasional baru mencapai 29,2% dari target
yang ditetapkan Pemerintah yaitu 80% (Yadipa, 2006).
Retnaninggsih (2010) yang menyatakan
pengetahuan dan wawasan yang banyak tentang kesehatan khususnya imunisasi akan
memberikan suatu pengambilan keputusan yang tepat untuk memberikan imunisasi
pada bayi. Dukungan keluarga juga merupakan salah satu faktor penting yang
mempunyai dampak terhadap derajat kesehatan yang tinggi oleh karena itu seluruh
keluarga harus tahu bagaimana cara memberi dukungan gizi yang sesuai, mencegah
dan mengobati penyakit yang sering didapat (termasuk mengetahui bagaimana cara
merawat anak sakit), dan melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas
kesehatan.
Menurut WHO dalam Fadliyana, (2008)
merekomendasikan 12 upaya pokok yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk
meningkatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangan, anak/balita,
salahsatu di antaranya adalah Berikan anak imunisasi yang lengkap sebelum usia
1 tahun sesuai jadwal, yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak.
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan angka
kesakitan dan kematian beberapa penyakit terinfeksi pada bayi dan anak.
Selain itu keberhasilan suatu
program imunisasi dimasyarakat berkaitan dengan dukungan dari kelompok
masyarakat, salah satunya adalah keluarga. Tanggung jawab keluarga
terhadap imunisasi bayi/ balita sangat memegang peranan penting sehingga akan
diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta peningkatan
kesehatan anak.
Berdasarkan
laporan Dinas Kesehatan Propinsi Aceh Tahun 2011 bahwa pencapaian imunisasi
dasar untuk Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 86,4%, dimana BCG adalah 95,0%,
DPT/HB I adalah 93,5%, DPT/HB 2 adalah 85,0%, DPT/HB 3 adalah 87,8% dan Polio
adalah 89,2%, campak mencapai 86,36%. Sedangkan HB0 hanya 68% sementara target
yang diharapkan oleh Dinkes Propinsi adalah 90% (Profil Dinkes Aceh Tahun
2011).
Berdasarkan
survey pendahuluan yang didapat dari Puskesmas Beutong Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya didapatkan jumlah
sasaran bayi di Kecamatan Beutong pada
bulan Januari sampai Desember adalah 275 2012 bayi sedangkan cakupan
imunisasinya hanya 50,5% bayi yang mendapatkan imunisasi HB0 dan Jumlah sasaran
bayi yang mendapatkan imunisasi pada bulan Januari sampai Mei 2013 adalah 173
bayi sedangkan bayi yang mendapatkan imunisasi bayi laki–laki terdiri dari 38
bayi (41,8%) dan bayi perempuan terdiri dari 29 bayi (35,4%).
Berdasarkan
uraian diatas maka peneliti tertarik
untuk mengetahui lebih lanjut tentang “ Faktor Pengetahuan dan Dukungan
Keluarga yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah
Bagaimanakah pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhada pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
tahun 2013?
C.
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
tahun 2013.
D. Jenis Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian survey analitik dengan ,menggunakan desain cross sectional . Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2013 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 8 hari sampai 1
bulan yang berada di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya berjumlah 130 bayi. Pengambilan sampel di
lakukan dengan menggunakan rumus minimal
simple size (Lameshow 1997), yaitu :

Keterangan :
n =
Besar simple minimal
Z =
Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%
D =
Derajat ketepatan yang digunakan 90% atau 0,1
P =
Proporsi target adalah 50% atau 0,5
Q =
Proporsi tanpa atribut 1- P = 0,5
Maka,
= 96,04= 97

Teknik pengambilan sampel menggunakan tehnik cluster random sampling yaitu dengan mengacak beberapa kelompok
(desa) yaitu untuk dijadikan sampel, setelah mengacak desa dengan cara lotre
maka didapat 6 desa dari 24 desa yang akan dijadikan sampel yaitu desa Keude
Seumot, Lhouk Seumot, Blang Seumot, Menasah Dayah, Mns Tengeh dan Blang Baro
Rambong. Instrumen penelitian adalah kuisioner. Pengolahan Data menggunakan
uji statistic chi-square (x2).
E.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
1.
Pemberian Imunisasi HB0
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Pemberian Imunisasi
HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
No
|
Pemberian
Imunisasi HB0
|
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
1
|
Diberikan
|
39
|
40,2
|
2
|
Tidak Diberikan
|
58
|
59,8
|
|
Total
|
97
|
100
|
Pada tabel 1 dapat kita lihat dari 97 responden sebagian besar tidak diberikan imunisasi HB0
58 responden (59,8%)
2.
Pengetahuan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu
Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
No
|
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
Presentase
|
1
|
Tinggi
|
23
|
23,7
|
2
|
Sedang
|
31
|
32
|
3
|
Rendah
|
43
|
44,3
|
|
Total
|
97
|
100
|
Pada tabel 2 dapat kita lihat dari 97 responden sebagian besar pengetahuan ibu renda terhadap pemberian imunisasi HB0 44,3%
3.
Dukungan Keluarga
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
No
|
Pemberian
Imunisasi HB0
|
Frekuensi
|
Presentase (%)
|
1
|
Mendukung
|
48
|
49,5
|
2
|
Tidak Mendukung
|
49
|
50,5
|
|
Total
|
97
|
100
|
Pada tabel 3 dapat dilihat dari 97 responden hanya sedikit sekali
perbedaan antara yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan
keluarga terhadap pemberian imunisasi HB0, namun didominasi pada yang tidak
mendapat dukungan keluarga yaitu 50,5%.
Tabel 4:
Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya
No
|
Pengetahuan
|
Pemberian
Imunisasi HB0
|
Total
|
%
|
P Value
|
|||
Diberikan
|
Tidak
Diberikan
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
2
3
|
Tinggi
Sedang
Rendah
|
20
13
6
|
87
41,9
14
|
3
18
37
|
13
58,1
86
|
23
31
43
|
100
100
100
|
0,000
|
|
Total
|
39
|
|
58
|
|
97
|
|
|
Signifikan
p < 0.05
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan dari 23 ibu yang berpengetahuan
tinggi yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (87%) dan yang tidak memberikan
imunisasi HB0 sebanyak (13%), dan dari 31 ibu yang berpengetahuan sedang yang
memberikan imunisasi HB0 sebanyak (41,9%), dan yang tidak memberikan imunisasi
HB0 sebanyak (58,1%), dan dari 43 ibu yang berpengetahuan rendah yang
memberikan imunisasi HB0 sebanyak (14%)
dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (86%).
Uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan
95% diperoleh nilai p- value = 0,000
yang berarti p-value < 0,05 ada pengaruh pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi HB0.
Hal
ini sejalan dengan penelitian
Retnaninggsih (2010) menunjukkan ada hubungan bermakna pengetahuan ibu dengan
perilaku pemberian imunisasi Hepatitis B0 pada bayinya di Puskesmas Pembina
Kota Palembang. Hal ini juga sependapat dengan hasil penelitian Isfan (2006)
yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi. Pendapat yang sama juga dikemukakan
Ladifre (2009) menyatakan ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi mempunyai
peluang 10,62 kali status imunisasi anaknya lengkap dibandingkan dengan ibu
yang berpengetahuan rendah.
Penelitian
lain juga menyatakan bahwa terdapat risiko 40,7 kali lebih besar untuk
menggimunisasikan bayinya pada ibu yang berpengetahuannya baik tentang
imunisasi dibanding dengan pengetahuannya kurang karena pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Idwar, 2000).
Pengetahuan ibu mempengaruhi keyakinan dan sikap ibu dalam kepatuhannya
terhadap imunisasi. Kepatuhan terhadap perilaku pencegahan yang berkaitan
dengan dunia medis merupakan fungsi dari keyakinan tentang kesehatan, ancaman,
pertimbangan mengenai hambatan atau kerugian (misalnya biaya dan waktu), serta
keuntungan yaitu efektifitas dari anjuran medis tersebut ( Smet, 1993).
Tabel 5:
Hubungan Dukungan KeluargaTerhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong
Kabupaten Nagan Raya
No
|
Dukungan Keluarga
|
Pemberian Imunisasi HB0
|
Total
|
%
|
p
value
|
|||
Diberikan
|
Tidak
Diberikan
|
|||||||
f
|
%
|
f
|
%
|
|||||
1
2
|
Mendukung
Tidak
Mendukung
|
37
2
|
77,1
4,1
|
11
47
|
22,9
95,9
|
48
49
|
100
100
|
0,000
|
|
Total
|
39
|
|
58
|
|
97
|
|
|
Signifikan p< 0.05
Berdasarkan
tabel 5 bahwa dari 48 ibu yang mendapat dukungan keluarga dan memberikan
imunisasi HB0 sebanyak (77,1%), sedangkan yang mendapatkan dukungan dan tidak
memberikan imunisasi HB0 sebanyak (22,9%). Dan dari 49 ibu yang tidak mendapat
dukungan keluarga yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (4,1%), dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (95,5%). Uji Chi-Square menunjukkan nilai p-value = 0,000
yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi
HB0.
Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat Hamilton (2002) mengemukakan bahwa
kebutuhan dasar manusia merupakan sumber kekuatan yang mendorong kearah tujuan
tertentu secara disadari maupun tidak disadari. Dorongan itu disebut dengan
motivasi, motivasi bisa timbul dari dalam diri individu itu sendiri maupun yang
datang dari lingkungan sekitarnya khususnya dukungan suami atau keluarga
terdekat.
Hal
ini sejalan dengan penelitian dengan Inaku (2009) yang menyatakan terdapat
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 12-24 bulan. Ini juga sependapat
dengan Arsyad (2007) yang menyatakan dukungan keluarga terhadap pemberian
imunisasi Hepatitis B 0-7 hari di Puskesmas Sangkup masih minim.
Dukungan
keluarga mempengaruhi pemberian imunisasi HB0 karena keluarga berperan dalam
pembentukan tingkah laku, tempat mengharapkan dan mendapatkan pemenuhan
kebutuhan fisik maupun emosinal. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa
sebagian besar dukungan yang diberikan
keluarga kepada ibu adalah
dukungan informasional, sehingga dengan adanya dukungan informasional ibu dan
keluarga menjadi lebih tahu bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit yang
sering didapat (termasuk mengetahui bagaimana cara merawat anak sakit), dan
melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas termasuk pemberian imunisasi HB0, jadi dengan tingkat
pengetahuan ibu dan keluarga yang tinggi sehingga bisa mengatasi permasalahan
yang timbul seperti efek samping dari imunisasi serta anggapan-anggapan yang
keliru tentang imunisasi pada bayi. Maka Dukungan atau keputusan dari pihak
keluarga yang baik, akam mempengaruhi tindakan dan sikap ibu menjadi yakin dan
membawa bayinya untuk diimunisasi.
F.
Kesimpulan
1.
Ada hubungan antara pengetahuan
dengan pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
2.
Ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan
Raya
G.
Saran
a.
Bagi Pengambil Kebijakan
Kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya perlu kiranya meningkatkan cakupan
imunisasi khususnya HB 0 dengan cara
peningkatan promosi kesehatan yang melibatkan suami dan keluarga.
b.
Bagi tempat Penilitian
Kepada
bidan di Puskesmas Beutong, agar terus meningkatkan pemberian informasi baik
melalui penyuluhan perorangan ataupun penyuluhan perkelompok dengan melibatkan
suami dan keluarga yang dilaksanakan di posyandu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006.
Prosedur Penelitian, Rineka Cipta.
Jakarta
Ani, M. 2011. Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu,Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar
Lengkap Pada Balita, http://www.skripsi-KTI.com (dikutip 5 Mei
2013)
Depkes RI. 2002,. Pedoman Penggunaan Uniject Hepatitis B.
Jakarta
_____ 2005. Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta
_____ 2006, Modul
Materi Dasar 1 Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta
_____ 2009, Modul
Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisas, Depkes, Jakarta
Dwi Maryanti.
Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi &
Balita. Jakarta
Hamilton. MP.
2002. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.
EGC. Jakarta
Idwar, 2001. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Hepatitis B pada bayi (0-11 Bulan) di
Kabupaten Aceh Besar Provinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun a1998/1999 dari http://digilib.ac.ui.com ( 3 juli 20013)
Isfan, R, 2006. Faktor –
Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar pada Anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006 dari http://digilip.ac.ui.com (3 juli 2013)
Juliandi, H. 2008. Evaluasi
cakupan Imunisasi Hepatitis B pada usia 12-24 bulan di Kabupaten Asahan
Provinsi Sumatera Utara, http://www.skripsi-KTI.com (dikutip 30
April 2013)
Ladifre, R, 2006. Hubungan
Karakteristik Ibu, Jarak ke Pelayanan Kesehatan dan Pengeluaran Keluarga dengan
Status bImunisasi Dasar Lengkap pada Balita di Kabupaten Tangerang tahun
2006(Analisis Data Skunder Survei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten
Tangerang Sehat 2010) dari http://digilib.ac.ui.com.( 3 juli 2013)
Markum. AH. 1997. Imunisasi,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Kedua
Maryanti, D.
Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi &
Balita. Jakarta
Notoatmodjo. S. 2005. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
_____ 2010. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka
Cipta. Jakarta
Profil Dinkes.
2009. Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam
Perilaku Ibu
Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 Pada Bayi di Puskesmas Pembina Kota
Palembang, http:// Jurnal Imunisasi.pdf.com ( 10 April 2013)
Ranuh. IGN. Dkk, 2001. Buku
Imunisasi di Indonesia, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Edisi Pertama
Ranuh. IGN. Dkk. 2005. Pedoman
Imunisasi Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi Kedua
Retnaningsih. E, 2010. Analiis
Faktor Predisposisi Yang Berhubungan Dengan Soemoharjo. S, 2008, Hepatitis
Virus B, Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta
Smet B ,1993. Psikologi
Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Yadipa. Pad, 2006. Perilaku
Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari Di Puskesmas Lubuk
Alung Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. (Suatu Studi
Kualitatif) dari http: //digilib.ac.ui.com (10 april 2013)
Yeyeh, R. 2011. Diklat Kuliah
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar