Senin, 29 Desember 2014

Fithriany: Jurnal Pionir, Volume II, Nomor 1, Juli-Desember 2014, hal. 1-8

PENGARUH PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP PEMBERIAN IMNUNISASI HB0 DI
KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN
NAGAN RAYA TAHUN 2013

Oleh:
Fithriany


ABSTRAK
Penyakit Hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Untuk mencegahnya maka sangat diperlukan pemberian vaksininasi rutin Hepatitis B yang dapat mengurangi transmisi infeksi Hepatitis B kronis yang penularannya dari ibu Hepatitis B kepada bayinya. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil berjumlah 97 ibu yang mempunyai bayi usia 8 hari sampai 2 bulan yang berada di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Teknik pengambilan sampel adalah porpusive sampling Instrument penelitian berupa kuisioner, Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chis-square. Persentase ibu yang memberikan imunisasi HB0 lebih besar didapatkan pada ibu yang berpengetahuan baik 87,0%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan ( p value < 0,05) yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi HB0. Persentase ibu yang memberikan imunisasi HB0 lebih besar didapatkan pada ibu yang mempunyai dukungan keluarga 77,1%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan ( p value < 0,05) yang signifikan antara sikap dengan pemberian imunisasi HB0. Pengetahuan ( p value < 0,000) dan Dukungan Keluarga ( p value < 0,000) hal ini menunjukkan ada hubungan ( p value < 0,05) yang signifikan antara pengetahuan dan dukunga keluarga dengan pemberian imunisasi HB0. Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk dapat memberikan penyuluhan atau konseling tentang pemberian imunisasi HB0.

Kata Kunci: Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Imunisasi HB0

A.  Pendahuluan
         Penyakit Hepatitis B merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Virus Hepatitis B telah menginfeksi lebih dari 350 juta orang di dunia atau sekitar 5% penduduk dunia dan 78% diantaranya terdapat di Asia Tenggara termasuk Indonesia (Depkes RI, 2002). Menurut Markum, 1997 dalam Ranuh, (2001) infeksi hepatitis B ini cenderung meningkat dari tahun ke tahun. bila  bayi terinfeksi pada waktu lahir atau  pada usia 1-5 tahun maka akan terjadi penyakit hati yang kronik. Infeksi yang berjalan kronis mempunyai kemungkinan untuk menjadi cirrhosis hepatitis dan kanker hati. Mereka yang menderita infeksi kronis ini merupakan sumber untuk penularan penyakit hepatitis B.
Untuk mencegahnya maka sangat diperlukan pemberian vaksinasi rutin Hepatitis B yang dapat mengurangi transmisi infeksi Hepatitis B kronis yang penularannya dari ibu terinfeksi Hepatitis B kepada bayinya atau dari anak ke anak pada tahun pertama kehidupannya, sehingga dosis pertama vaksin Hepatitis B harus diberikan sesegera mungkin setelah kelahiran terutama dalam waktu 24 jam (Depkes RI, 2002).
Hasil estimasi WHO (World Health Organitation) terhadap kematian akibat PD3I  (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) adalah dalam satu tahun tidak kurang 1000 balita meninggal karena polio, 4000 anak karena dipteria,15.000 anak karena demam kuning (yellow fever), 198.000 anak karena tetanus,294.000 anak karena pertusis, 386.000 anak karena Hepatitis B/Hib, dan 540.000 anak karena campak. Selain itu 600.000 orang dewasa mengalami kematian karena infeksi Hepatitis B (WHO, 2006). Menurut New York State Departement of Health  di Amerika Serikat terdapat atau dari dua puluh orang atau sekitar 5% dari populasi penduduk yang terinfeksi VHB selama hidupnya. Dan ditemukan sekitar 200.000 sampai 300.000 kasus baru infeksi VHB di Amerika Serikat setiap tahunnya. Penelitian di Taiwan pada 3.654 pria Cina yang HbsAg positif bahkan mendapatkan angka yang lebih besar, yaitu 40-50% (Soewignjo, 2008).
Imunisasi bayi universal dikenal sebagai strategi yang sesuai bagi setiap  negara untuk pengendalian jangka panjang terhadap infeksi VHB kronis dan sequelae (cirrhosis dan kanker hati). Imunisasi efektif mencegah 95% infeksi kronis yang berkembang dan merupakan vaksin pertama yang dapat melawan kanker pada manusia. Pada tahun 1992, vaksin Hepatitis B direkomendasikan World Health Assembly (WHA) ke dalam program imunisasi nasional pada negara-negara dengan tingkat prevalensi HBsAg 8% atau lebih ( Maryanti, 2011).
Pada bulan November 1987 sampai dengan Oktober 1990 telah dilakukan ujicoba (pilot project) imunisasi Hepatitis B selama 3 tahun di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Kegiatan tersebut berhasil menurunkan angka prevalensi infeksi Hepatitis B dari 6% menjadi 1,4%.Tahun 1996 - 1997 dikembangkan secara nasional di 27 propinsi. Pada April 1997 imunisasi Hepatitis B ditambahkan kedalam program imunisasi secara nasional (Depkes RI, 2002).
Berdasarkan epidemiologi dunia, Indonesia dikelompokkan ke dalam daerah endemik menengah sampai tinggi.Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari 10 juta pengidap penyakit Hepatitis B di Indonesia dan  menurut PPHI (Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia) pada Pekan Peduli Hepatitis B tahun 2001 lebihdari 11 juta pengidap Hepatitis B di Indonesia. Pada populasi umum usia di bawah usia 4 tahun 6,2%, Depkes RI, 2002). Di Indonesia cakupan imunisasi cakupan HB0 pada bayi 0-7 hari secara Nasional baru mencapai 29,2% dari target yang ditetapkan Pemerintah yaitu 80% (Yadipa, 2006).
 Retnaninggsih (2010) yang menyatakan pengetahuan dan wawasan yang banyak tentang kesehatan khususnya imunisasi akan memberikan suatu pengambilan keputusan yang tepat untuk memberikan imunisasi pada bayi. Dukungan keluarga juga merupakan salah satu faktor penting yang mempunyai dampak terhadap derajat kesehatan yang tinggi oleh karena itu seluruh keluarga harus tahu bagaimana cara memberi dukungan gizi yang sesuai, mencegah dan mengobati penyakit yang sering didapat (termasuk mengetahui bagaimana cara merawat anak sakit), dan melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan.
 Menurut WHO dalam Fadliyana, (2008) merekomendasikan 12 upaya pokok yang dapat dilakukan oleh keluarga untuk meningkatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangan, anak/balita, salahsatu di antaranya adalah Berikan anak imunisasi yang lengkap sebelum usia 1 tahun sesuai jadwal, yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak. Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit terinfeksi pada bayi dan anak.
Selain itu keberhasilan suatu program imunisasi dimasyarakat berkaitan dengan dukungan dari kelompok masyarakat, salah satunya adalah keluarga. Tanggung jawab keluarga terhadap imunisasi bayi/ balita sangat memegang peranan penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan anak. 
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Aceh Tahun 2011 bahwa pencapaian imunisasi dasar untuk Provinsi Aceh tahun 2011 adalah 86,4%, dimana BCG adalah 95,0%, DPT/HB I adalah 93,5%, DPT/HB 2 adalah 85,0%, DPT/HB 3 adalah 87,8% dan Polio adalah 89,2%, campak mencapai 86,36%. Sedangkan HB0 hanya 68% sementara target yang diharapkan oleh Dinkes Propinsi adalah 90% (Profil Dinkes Aceh Tahun 2011).
Berdasarkan survey pendahuluan yang didapat dari Puskesmas Beutong Kecamatan Beutong  Kabupaten Nagan Raya didapatkan jumlah sasaran  bayi di Kecamatan Beutong pada bulan Januari sampai Desember adalah 275 2012 bayi sedangkan cakupan imunisasinya hanya 50,5% bayi yang mendapatkan imunisasi HB0 dan Jumlah sasaran bayi yang mendapatkan imunisasi pada bulan Januari sampai Mei 2013 adalah 173 bayi sedangkan bayi yang mendapatkan imunisasi bayi laki–laki terdiri dari 38 bayi (41,8%) dan bayi perempuan terdiri dari 29 bayi (35,4%).
Berdasarkan uraian  diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “ Faktor Pengetahuan dan Dukungan Keluarga yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya.

B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah Bagaimanakah pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhada pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya tahun 2013?

C.       Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya tahun 2013.

D.       Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan ,menggunakan desain cross sectional . Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2013 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 8 hari sampai 1 bulan yang berada di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya berjumlah 130 bayi. Pengambilan sampel di lakukan dengan menggunakan rumus minimal simple size (Lameshow 1997), yaitu :
           
Keterangan :
                        n          = Besar simple minimal
                        Z          = Standar deviasi normal untuk 1,96 dengan CI 95%
                        D         = Derajat ketepatan yang digunakan 90% atau 0,1
                        P          = Proporsi target adalah 50% atau 0,5
                        Q         = Proporsi tanpa atribut 1- P = 0,5
Maka,     = 96,04= 97
Teknik pengambilan sampel menggunakan tehnik cluster random sampling yaitu dengan mengacak beberapa kelompok (desa) yaitu untuk dijadikan sampel, setelah mengacak desa dengan cara lotre maka didapat 6 desa dari 24 desa yang akan dijadikan sampel yaitu desa Keude Seumot, Lhouk Seumot, Blang Seumot, Menasah Dayah, Mns Tengeh dan Blang Baro Rambong. Instrumen penelitian adalah kuisioner. Pengolahan Data menggunakan uji statistic chi-square (x2).

E.       Hasil Penelitian dan Pembahasan
1.      Pemberian Imunisasi HB0
Tabel 1:     Distribusi Frekuensi Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

No
Pemberian Imunisasi HB0
Frekuensi
Presentase (%)
1
Diberikan
39
40,2
2
Tidak Diberikan
58
59,8

Total
97
100

Pada tabel 1 dapat kita lihat dari 97 responden sebagian besar tidak diberikan imunisasi HB0 58 responden (59,8%)
2.      Pengetahuan
Tabel 2       Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

No
Pengetahuan
Frekuensi
Presentase
1
Tinggi
23
23,7
2
Sedang
31
32
3
Rendah
43
44,3

Total
97
100

Pada tabel 2 dapat kita lihat dari 97 responden sebagian besar pengetahuan ibu renda terhadap pemberian imunisasi HB0 44,3%
3.    Dukungan Keluarga
Tabel 3:        Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

No
Pemberian Imunisasi HB0
Frekuensi
Presentase (%)
1
Mendukung
48
49,5
2
Tidak Mendukung
49
50,5

Total
97
100

Pada tabel 3 dapat dilihat dari 97 responden hanya sedikit sekali perbedaan antara yang mendapat dukungan keluarga dan tidak mendapat dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi HB0, namun didominasi pada yang tidak mendapat dukungan keluarga yaitu 50,5%.
Tabel 4: Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya

No
Pengetahuan
Pemberian Imunisasi HB0
Total
%
P Value
Diberikan
Tidak Diberikan
f
%
f
%
1
2
3
Tinggi
Sedang
Rendah
20
13
6
87
41,9
14
3
18
37
13
58,1
86
23
31
43
100
100
100
0,000

Total
39

58

97


      Signifikan p < 0.05
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan dari 23 ibu yang berpengetahuan tinggi yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (87%) dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (13%), dan dari 31 ibu yang berpengetahuan sedang yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (41,9%), dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (58,1%), dan dari 43 ibu yang berpengetahuan rendah yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (14%)  dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (86%).
Uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p- value = 0,000 yang berarti p-value < 0,05 ada pengaruh  pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi HB0.
Hal ini sejalan dengan  penelitian Retnaninggsih (2010) menunjukkan ada hubungan bermakna pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian imunisasi Hepatitis B0 pada bayinya di Puskesmas Pembina Kota Palembang. Hal ini juga sependapat dengan hasil penelitian Isfan (2006) yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi. Pendapat yang sama juga dikemukakan Ladifre (2009) menyatakan ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi mempunyai peluang 10,62 kali status imunisasi anaknya lengkap dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan rendah.
Penelitian lain juga menyatakan bahwa terdapat risiko 40,7 kali lebih besar untuk menggimunisasikan bayinya pada ibu yang berpengetahuannya baik tentang imunisasi dibanding dengan pengetahuannya kurang karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Idwar, 2000). Pengetahuan ibu mempengaruhi keyakinan dan sikap ibu dalam kepatuhannya terhadap imunisasi. Kepatuhan terhadap perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis merupakan fungsi dari keyakinan tentang kesehatan, ancaman, pertimbangan mengenai hambatan atau kerugian (misalnya biaya dan waktu), serta keuntungan yaitu efektifitas dari anjuran medis tersebut ( Smet, 1993).

Tabel 5: Hubungan Dukungan KeluargaTerhadap Pemberian Imunisasi HB0 Di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
No
Dukungan Keluarga
Pemberian Imunisasi HB0
Total
%
p
value
Diberikan
Tidak Diberikan
f
%
f
%
1
2
Mendukung
Tidak Mendukung
37
2
77,1
4,1
11
47
22,9
95,9
48
49
100
100
0,000

Total
39

58

97


      Signifikan p< 0.05
Berdasarkan tabel 5 bahwa dari 48 ibu yang mendapat dukungan keluarga dan memberikan imunisasi HB0 sebanyak (77,1%), sedangkan yang mendapatkan dukungan dan tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (22,9%). Dan dari 49 ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga yang memberikan imunisasi HB0 sebanyak (4,1%), dan yang tidak memberikan imunisasi HB0 sebanyak (95,5%). Uji Chi-Square menunjukkan nilai p-value = 0,000 yang berarti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi HB0.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hamilton (2002) mengemukakan bahwa kebutuhan dasar manusia merupakan sumber kekuatan yang mendorong kearah tujuan tertentu secara disadari maupun tidak disadari. Dorongan itu disebut dengan motivasi, motivasi bisa timbul dari dalam diri individu itu sendiri maupun yang datang dari lingkungan sekitarnya khususnya dukungan suami atau keluarga terdekat.
Hal ini sejalan dengan penelitian dengan Inaku (2009) yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi Hepatitis B pada bayi usia 12-24 bulan. Ini juga sependapat dengan Arsyad (2007) yang menyatakan dukungan keluarga terhadap pemberian imunisasi Hepatitis B 0-7 hari di Puskesmas Sangkup masih minim.
Dukungan keluarga mempengaruhi pemberian imunisasi HB0 karena keluarga berperan dalam pembentukan tingkah laku, tempat mengharapkan dan mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik maupun emosinal. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa sebagian besar dukungan yang diberikan  keluarga kepada ibu  adalah dukungan informasional, sehingga dengan adanya dukungan informasional ibu dan keluarga menjadi lebih tahu bagaimana cara mencegah dan mengobati penyakit yang sering didapat (termasuk mengetahui bagaimana cara merawat anak sakit), dan melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas termasuk  pemberian imunisasi HB0, jadi dengan tingkat pengetahuan ibu dan keluarga yang tinggi sehingga bisa mengatasi permasalahan yang timbul seperti efek samping dari imunisasi serta anggapan-anggapan yang keliru tentang imunisasi pada bayi. Maka Dukungan atau keputusan dari pihak keluarga yang baik, akam mempengaruhi tindakan dan sikap ibu menjadi yakin dan membawa bayinya untuk diimunisasi.
F.      Kesimpulan
1.      Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
2.      Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi HB0 di Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya
G.    Saran
a.         Bagi Pengambil Kebijakan
Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya perlu kiranya meningkatkan cakupan imunisasi khususnya HB 0 dengan cara peningkatan promosi kesehatan yang melibatkan suami dan keluarga.
b.         Bagi tempat Penilitian
Kepada bidan di Puskesmas Beutong, agar terus meningkatkan pemberian informasi baik melalui penyuluhan perorangan ataupun penyuluhan perkelompok dengan melibatkan suami dan keluarga yang dilaksanakan di posyandu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta. Jakarta
Ani, M. 2011. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu,Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita, http://www.skripsi-KTI.com (dikutip 5 Mei 2013)
Depkes  RI. 2002,. Pedoman Penggunaan Uniject Hepatitis B. Jakarta
_____  2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. Jakarta
_____  2006, Modul Materi Dasar 1 Kebijakan Program Imunisasi. Jakarta
_____  2009, Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisas, Depkes, Jakarta
Dwi Maryanti. Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta
Hamilton. MP. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta
Idwar, 2001. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Hepatitis B pada bayi (0-11 Bulan) di Kabupaten Aceh Besar Provinsi Daerah Istimewa Aceh Tahun a1998/1999 dari http://digilib.ac.ui.com ( 3 juli 20013)
Isfan, R, 2006. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar pada Anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006 dari http://digilip.ac.ui.com (3 juli 2013)
Juliandi, H. 2008. Evaluasi cakupan Imunisasi Hepatitis B pada usia 12-24 bulan di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara, http://www.skripsi-KTI.com (dikutip 30 April 2013)
Kartika. 2012. Konsep Dukungan Sosial. http://www.psychologymania.com (dikutip 20 Mei 2013)
Ladifre, R, 2006. Hubungan Karakteristik Ibu, Jarak ke Pelayanan Kesehatan dan Pengeluaran Keluarga dengan Status bImunisasi Dasar Lengkap pada Balita di Kabupaten Tangerang tahun 2006(Analisis Data Skunder Survei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010) dari http://digilib.ac.ui.com.( 3 juli 2013)
Markum. AH. 1997. Imunisasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi Kedua
Maryanti, D. Dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Jakarta
Notoatmodjo. S. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta
_____  2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka
            Cipta. Jakarta
Profil Dinkes. 2009. Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam
Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 Pada Bayi di Puskesmas Pembina Kota Palembang, http:// Jurnal Imunisasi.pdf.com ( 10 April 2013)
Ranuh. IGN. Dkk, 2001. Buku Imunisasi di Indonesia, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi Pertama
Ranuh. IGN. Dkk. 2005. Pedoman Imunisasi Di Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Edisi Kedua
Retnaningsih. E, 2010. Analiis Faktor Predisposisi Yang Berhubungan Dengan Soemoharjo. S, 2008, Hepatitis Virus B, Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta
Smet B ,1993. Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Yadipa. Pad, 2006. Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari Di Puskesmas Lubuk Alung Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. (Suatu Studi Kualitatif) dari http: //digilib.ac.ui.com (10 april 2013)

Yeyeh, R. 2011. Diklat Kuliah Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Trans Info Media. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar