Senin, 29 Desember 2014

Andriani: Jurnal Pionir, Volume II, Nomor 1, Juli-Desember 2014, hal. 25-36

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM UKGMD DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR PENYEBAB DI DESA KANDANG KECAMATAN DARUL IMARAH  KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2014

Oleh:
Andriani

ABSTRAK
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) merupakan program pokok puskesmas yang seharusnya rutin dilaksanakan. Kenyataan yang diperoleh dari puskesmas Darul Imarah, program UKGMD yang pernah berjalan di desa KANDANG Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar dalam  tidak pernah lagi dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, sedangkan data status kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Kandang masih jauh dari target pemerintah yaitu OHI-S ≤1,2, DMF-T ≤2 dan PTI ≥20%. Dimana status OHIS masih buruk (3,3), indeks rata-rata DMF-T sedang (3,1) dan PTI masih rendah (11%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab di Desa Kandang kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.  Penelitian adalah studi kasus dengan analisa deskriftif. Subjek dalam  penelitian ini adalah 3 orang tenaga pelaksana program UKGMD di puskesmas Darul Imarah, Kepala puskesmas Darul Imarah dan 7 orang kader kesehatan di desa Kandang  kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Faktor penyebab biaya operasional untuk pelaksanaan program UKGMD tidak tersedia (100%). Sarana dan prasarana program UKGMD masih kurang lengkap (75%). Sementara itu Sumber daya manusia di puskesmas Darul Imarah sebagai tenaga pelaksana program sudah mencukupi untuk melaksanakan program dan peran serta masyarakat/kader kesehatan di desa Kandang  dalam program UKGMD sudah baik. Penyebab tidak berjalannya program UKGMD di Desa Kandang adalah karena tidak tersedianya biaya operasional untuk melaksanakan program UKGMD dan kurang lengkapnya sarana dan prasarana di Puskesmas Darul Imarah. Disarankan kepada pihak puskesmas yang berwenang menyusun perencanaan program pokok puskesmas agar lebih rinci dan lebih menekankan pentingnya pelaksanaan program UKGMD untuk masyarakat sehingga dinas terkait sebagai penyedia dana operasional puskesmas dapat menyediakan dana khusus untuk pelaksanaan program UKGMD.

Kata kunci: Program UKGMD

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
       . Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat kegunaannya yang demikian penting maka penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut (Ariningrum, 2000).
Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makan sebelum absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan, disamping fungsi psikis dan sosial. Mengingat fungsinya yang sangat penting maka perlu mendapatkan prioritas utama yang  diperhatikan. Penyakit gigi dan mulut, akan sangat berpengaruh pada derajat kesehatan, Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan sehingga dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari. Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut juga masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Sejak awal kehidupan manusia, banyak dijumpai catatan yang menunjukkan bahwa organ gigi adalah penting dalam kehidupan. Pada era modern sekarang ini, menunjukkan gambaran tentang kecenderungan peningkatan jumlah kerusakan gigi.
Dampak yang sangat besar tersebut disebabkan karena karies gigi sangat menggangu aktifitas seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bekerja dan belajar. Situmorang (2005) dalam penelitiannya membuktikan bahwa karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan sangkut, nafas bau, pencernaan terganggu), disabilitas fisik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan tertentu, tidak bisa menyikat gigi dengan baik), keluhan rasa sakit setiap mengunyah makanan, ngilu, sakit kepala, sakit di rahang), ketidaknyamanan psikis (merasa rendah diri, sangat menderita, kuatir), dan disabilitas psikis (tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, merasa malu).
Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi, rata-rata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja (Niam, 2004).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 menunjukkan prevalensi Nasional gigi dan mulut adalah 25,9%, sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional. Tercatat 62,9% penduduk di Propinsi Aceh  mengalami karies gigi dan umumnya masyarakat mengosok gigi setiap harinya pada waktu mandi pagi dan sore sebanyak 90,7%, sementara proporsi masyarakat yang mengosok gigi setiap hari sesudah makan pagi hanya 12,6% dan sebelum tidur hanya 20,7%. Dengan tingginya angka kesakitan gigi dan mulut di masyarakat, menggambarkan bahwa kesadaran individu untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut masih rendah, untuk itu diperlukan upaya pendekatan secara interpersonal melalui jalur peran serta masyarakat/kader yang turut peduli dan secara terus menerus mendorong tumbuhnya kesadaran individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Program-program yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat berupa penyuluhan, pelatihan kader-kader kesehatan gigi dan mulut dan sebagainya. Salah satu strategi yang dapat dijalankan adalah dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif pada masyarakat melalui Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) (Depkes RI, 2009).
Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa adalah suatu program edukatif yang diupayakan oleh Departemen Kesehatan berupa tindakan promotif dan preventif untuk masyarakat yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan Gigi. Keberhasilan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) adalah suatu usaha kesehatan yang beralokasi pada lingkungan pedesaan. Yang merupakan salah satu program dari kegiatan pengenbangan posyandu. UKGMD dapat dilakukan terpadu dengan Posyandu karena menitikberatkan pada upaya penyuluhan dan pembinaan, sedangkan untuk tindakan perawatan dilakukan dengan cara dirujuk ke puskesmas (Kosterman, 2001). Melalui Posyandu, program UKGMD dilaksanakan oleh petugas kesehatan gigi baik itu Dokter Gigi dan perawat gigi yang bernaung pada Puskesmas diwilayah desa tertentu yang dibantu oleh Kader UKGMD atau Kader Posyandu yang telah diberikan pembakalan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut. Petugas kesehatan kemudian memberikan pelayanan kesehatan berupa bimbingan, penyuluhan, pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar, Frekuensi menyikat gigi dan cara merawat serta memelihara gigi mereka. UKGMD merupakan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya di bidang kesehatan gigi dan mulut yang mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Pada pelaksanaannya timbul kendala diantaranya terbatasnya jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk melaksanakan pembinaan upaya Promotif dan Preventif melalui posyandu. Untuk menunjang hal tersebut maka perlu dilaksanakan Pelatihan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Kader Posyandu atau Kader UKGMD yang sudah dibentuk (Sutiway, 2010).UKGMD sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari masyarakat dengan melibatkan petugas atau tenaga kesehatan untuk membimbing dan memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut agar mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal (Depkes RI, 2000).
Desa Kandang merupakan desa siaga dimana kondisi masyarakat tingkat desa atau kelurahan memiliki kesiapan sumber daya potensi dan kemauan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Di Desa Kandang terdapat 8 orang Kader, petugas kesehatan terdiri dari 5 orang, 1 orang Dokter gigi dan 4 orang perawat gigi. Desa Kandang  merupakan salah satu desa siaga dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kepala desa Kandang,pekerjaan masyarakat desa ada yang pegawai negeri,petani,serta wiraswasta Dari hasil survei diperoleh data bahwa 81% masyarakat masih mengalami keluhan sakit gigi, ini menunjukkan bahwa kesehatan gigi dan mulut masyarakat di desa Kandang  tersebut masih jauh dari harapan. Indeks rata-rata OHI-S masyarakat masih pada kriteria buruk, yaitu 3,3. Persentase masyarakat yang mengalami karies aktif masih  tinggi, yaitu mencapai 80,3%, dengan indeks rata-rata DMF-T 3,1 Penanganan terhadap penyakit karies gigi yang dialami masyarakat masih sangat rendah, hal ini terlihat dari indeks PTI mayarakat yaitu 11%. Sedangkan pemerintah telah menetapkan berbagai indikator kesehatan gigi masyarakat antara lain adalah OHI-S ≤1,2, DMF-T ≤2 dan PTI ≥20%. Bertdasarkan wawancara awal dengan 30 orang masyarakat Desa Kandang diketahui  masih ada sebagian masyarakat menyikat gigi dengan frekuensi 1 kali, yaitu pada saat mandi pagi saja,
Masyarakat hendaknya meyakini bahwa dirinya sendiri lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan gigi dan mulutnya daripada dokter gigi atau perawat gigi, karena gigi dan mulut itu adalah miliknya. Namun masyarakat bersikap seolah-olah  petugas kesehatan lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan gigi dan mulutnya. Telah terbukti masyarakat yang mempunyai motivasi memelihara diri dapat mencegah dan mengontrol penyakit karies gigi (Usri, 2001). Untuk itu strategi pemberdayaan masyarakat yang tujuannya agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka haruslah dijalankan. Salah satu strategi yang dapat dijalankan adalah dengan meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif pada masyarakat desa melalui Program Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). Program tersebut merupakan suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif dan kuratif kesehatan gigi kedalam program desa siaga.
Di Indonesia Program UKGMD telah dilaksanakan sejak tahun 1979. Dimana upaya Promotif, Preventif dilaksanakan secara terpadu dengan upaya kesehatan lainnya terutama melalui posyandu (Nastyaningsih, 2008). Di Nanggroe Aceh Darussalam kegiatan program UKGMD belum aktif dilaksanakan di masyarakat desa termasuk desa siaga. Sedangkan Upaya kesehatan gigi dan mulut ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara lebih merata dan sedekat mungkin kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat desa teringgal dalam rangka upaya mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan seringkali mengurangi akses masyarakat untuk mencapai prasyarat dasar untuk hidup sehat. Selain kemiskinan tingkat pendidikan masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku hidup sehat. Partisipasi masyarakat dalam hal ini sangat diharapkan karena pencegahan dan penanggulangan akan kerusakan gigi akan berdampak sejak dini. Namun masalahnya adalah mengapa program UKGMD tidak dipandang penting untuk dilaksanakan sedangkan menurut Depkes tahun 2006 UKGMD merupakan program pokok puskesmas setiap tahun yang harus dilaksanakan.
Di desa Kandang sendiri program UKGMD dulu sudah pernah dilaksanakan,  UKGMD dilakukan terpadu dengan kegiatan posyandu, pelaksanaannya dilakukan oleh perawat gigi yang dibantu oleh Kader di desa tersebut. Berdasarkan wawancara awal dengan tenaga kesehatan gigi di Puskesmas Darul Imarah, hasil dari pelaksanaan UKGMD pada saat itu menunjukan bahwa status kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa Kandang masih jauh dari harapan.  Status OHIS masih sedang, DMF-T tinggi dan PTI masih rendah. Dengan melihat kenyataan yang ada timbul pertanyaan mengapa Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa yang dulu pernah dijalankan sekarang tidak lagi dijalankan oleh tenaga kesehatan? Padahal dengan melihat kenyataan yang ada, gambaran kebersihan gigi dan mulut masyarakat masih jauh dari target pemerintah dan sangat perlu untuk diperhatikan. Beranjak dari permasalahan yang ada penulis tertarik untuk menganalisis pelaksanaan program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab di Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
B.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk menganalisis pelaksanaan program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab di Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014

2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk mengetahui gambaran faktor sumber daya manusia terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
b.      Untuk mengetahui gambaran faktor biaya operasional terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
c.       Untuk mengetahui gambaran faktor sarana dan prasarana terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang  Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014



C.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
a.       Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi tentang program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor Penyebab di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
b.      Sebagai penentu kebijakan pihak terkait pengembangan pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014

METODE PENELITIAN
A.       Jenis Penelitian
       Jenis penelitian adalah studi kasus dengan analisa deskriptif yaitu untuk mengetahui  pelaksanaan UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab.  Subjek dalam  penelitian ini adalah 3 orang tenaga pelaksana program UKGMD di puskesmas Darul Imarah, Kepala puskesmas Darul Imarah dan 7 orang kader kesehatan di desa Kandang  
Subjek Penelitian
        Subjek dalam  penelitian ini adalah 4 orang tenaga pelaksana program UKGMD di puskesmas Darul Imarah, Kepala puskesmas Darul Imarah dan 8 orang kader kesehatan di desa Kandang  

B.       Cara Pengumpulan data
1.      Data Primer
Pengumpulan data diperoleh langsung berdasarkan hasil  wawancara pada Kepala puskesmas, tenaga pelaksana UKGMD, Kader desa Kandang dengan menggunakan pedoman wawancara.
2.      Data skunder
Berupa data kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Kandang yang  diperoleh dari pihak Puskesmas.

C.       Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang ditanyakan langsung kepada kepala puskesmas,petugas kesehatan gigi dan mulut,serta kader.

D.       Rencana Pengolahan dan analisa data
1.      Cara Pengolahan data :
a)      Editing : Memeriksa kembali hasil pengisian pedoman wawancara
b)      Coding: Usaha untuk mengklarifikasi jawaban dengan cara menandakan masing-masing jawaban dengan kode tertentu
c)      Tabulating : Data frekuensi yang telah diperoleh dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi



2.      Analisa data
Analisa secara deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dari setiap variable faktor penyebab rendahnya pelaksanaan UKGMD



HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 20 Oktober 2014 pada Kepala Puskesmas, 4 orang tenaga pelaksana UKGMD dan 8 Kader desa Kandang ,  maka didapatkan  hasil  penelitian sebagai berikut:
A.     Data Umum
1.      Gambaran Umum Desa Kandang
Desa Kandang terletak di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Sebagain besar wilayah kerja Desa Kandang merupakan areal perkebunan dan persawahan. Kader didesa Kandang berjumlah 8 orang dengan tingkat pendidikan kader sebagai berikut :

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Kader di desa Kandang Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar Tahun 2014

No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
%
1.       
Rendah (SD – SMP)
0
0
2.       
Sedang (SMU)
8
100
3.       
Tinggi (Perguruan Tinggi)
0
0
Jumlah
8
100%
           
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan Kader di desa Kandang  seluruhnya  tingkat pendidikan dalam katagori sedang (SMU) (100%)

2.      Gambaran Umum Puskesmas Darul Imarah
Puskesmas Darul Imarah terletak di Lampeuneurut kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan batas-batas sebagai berikut :
1.    Sebelah Utara berbatas dengan Kota Madya Banda Aceh.
2.    Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Darul Imarah.
3.    Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lhok’nga.
4.    Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Ingin Jaya. 
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jumlah Perawat Gigi di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar Tahun 2014

No
Jenis kelamin
Jumlah
%
1.       
Laki-laki
1
25
2.       
Perempuan
3
75
Jumlah
4
100%
           
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Perawat gigi yang ada di Puskesmas Darul Imarah paling banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu 3 orang (75%).

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat Gigi di Puskesmas
Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar Tahun 2014

No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
%
1.       
SPRG
3
75
2.       
Diploma
1
     25
Jumlah
4
100%
           
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan perawat gigi paling banyak yaitu tingkat pendidikan SPRG (75%)
B.     Data Khusus (Identifikasi Faktor Penyebab)
1.      Hasil Analisis Faktor Penunjang Program yang menjadi Penyebab tidak berjalannya Program UKGMD
Gambaran faktor penunjang program yang menjadi penyebab tidak berjalannya Program UKGMD dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Faktor-Faktor Penunjang Pelaksanaan Program UKGMD Di Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014

No
Faktor Penunjang Program
Kategori
1
Pengetahuan Tenaga Pelaksana
Baik
2
Sikap Tenaga Pelaksana
Baik
3
Motivasi Kerja Tenaga Pelaksana
Tinggi
4
Sumber Daya Manusia
Cukup
5
Biaya Operasional
Tidak Tersedia
6
Sarana dan Prasarana
Kurang Lengkap
7
Peran serta Masyarakat
Baik

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tenaga pelaksana program UKGMD di Puskesmas Darul Imarah yaitu perawat gigi sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang program UKGMD dan petugas UKGMD juga sudah mempunyai motivasi yang tinggi. Sumber Daya Manusia juga sudah cukup memadai untuk pelaksanaan program UKGMD. Tetapi Biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan program UKGMD di desa Kandang tidak tersedia dari dinas terkait. Sarana dan prasarana program UKGMD termasuk dalam kategori kurang lengkap. Sedangkan menurut tenaga pelaksana program UKGMD Peran serta masyarakat desa terhadap program UKGMD sudah baik.
Kepala Puskesmas Darul Imarah sebagai penanggung jawab pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang juga sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap program UKGMD. Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Darul Imarah juga sudah cukup.  Tetapi Biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan program UKGMD di desa Leugeu tidak tersedia dari dinas terkait. Sarana dan prasarana program UKGMD termasuk dalam kategori kurang lengkap. Sedangkan menurut kepala Puskesmas peran serta masyarakat desa terhadap program UKGMD sudah baik.
2.      Hasil Analisis Peran Serta Masyarakat/Kader dalam Program UKGMD
Gambaran faktor peran serta masyarakat/kader terhadap pelaksanaan  program UKGMD di desa Kandang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5
Distribusi frekuensi Peran Serta Masyarakat terhadap Program UKGMD di Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014

No
Faktor Penunjang Program
Jumlah
Persentase %
1
Pengetahuan Kader :
a.    Baik
b.    Kurang Baik
7
1
               87,5
  12,5
2
Sikap Kader :
a.    Baik
b.    Kurang Baik
8
0
100
0

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa peran serta kader dalam pelaksanaan program UKGMD sudah baik. Dari jumlah keseluruhan kader, hanya 1 orang kader (12,5%) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang program UKGMD, Keseluruhan kader memiliki sikap yang baik terhadap program UKGMD.



PEMBAHASAN
A.     Sumber Daya Manusia
a.       Petugas Pelaksana Program UKGMD
Hasil penelitian menunjukan bahwa sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Darul Imarah sudah mencukupi sebagai tenaga pelaksana program UKGMD di desa Kandang. Berdasarkan hasil wawancara peeliti dengan perawat gigi dan kepala puskesmas disimpulkan bahwa jumlah tenaga kesehatan gigi yang ada saat ini masih memenuhi untuk melaksanakan program kesehatan di luar kegiatan pelayanan di puskesmas. Penulis berasumsi bahwa selain jumlah perawat gigi yang cukup , juga sudah terjadinya komunikasi dan kerjasama yang baik diantara perawat gigi, sehingga mudah mengatur kegiatan yang harus dilakukan di dalam dan di luar puskesmas. Sesuai dengan pendapat Handoko (2002) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan aset utama suatu organisasi, karena keberhasilan dan kelestarian suatu organisasi di masa depan dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Hal ini juga terbukti dari pengetahuan perawat gigi yang baik sebagai tenaga pelaksana program UKGMD. Perawat gigi sebagai tenaga pelaksana menyadari bahwa sangat penting memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat desa Kandang melalui program UKGMD yang telah di programkan oleh Puskesmas. Mereka juga paham kegiatan apa saja yang harus dilakukan pada saat berlangsungnya program UKGMD, yaitu berupa  kegiatan promotif, preventif dan kuratif. Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan tenaga pelaksana yang baik ini diperoleh dari pengalamannya sebagai tenaga pelaksana program UKGMD yang dahulu pernah dilakukan. Meskipun pendidikan akhit tenaga pelaksana masih ada yang berpendidikan hanya sebatas Sekolah Pengatur Rawat Gigi, namun tidak mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya tentang pelaksanaan UKGMD Pengetahuan tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting bagi petugas untuk melaksanakan program UKGMD, tanpa bermodalkan pengetahuan yang baik petugas tidak mampu untuk melaksanakan program UKGMD dengan baik
Sikap tenaga pelaksana juga sudah baik, ini terlihat dari tenaga pelaksana yang menyatakan setuju bahwa program UKGMD merupakan program yang sangat efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa Kandang. Tenaga pelaksana juga menyatakan bahwa program UKGMD harus dilakukan kembali secara aktif mengingat data hasil penjaringan kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa Kandang masih jauh dari target pemerintah. Tenaga pelaksana berharap program UKGMD di desa Kandang harus kembali dilakukan. Peneliti berasumsi bahwa dengan adanya sikap positif dari tenaga pelaksana akan semakin memudahkan pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang. Menurut Sarwono (1997) Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut.
Motivasi tenaga pelaksana program UKGMD juga tinggi. Perawat gigi menyatakan bangga menjadi tenaga pelaksana pada program UKGMD karena tidak semua perawat gigi mendapatkan kesempatan untuk menjadi tenaga pelaksana. Penulis berasumsi bahwa motivasi perawat gigi yang tinggi ini terjadi karena sebagai tenaga pelaksana UKGMD memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih berprestasi didalam profesi sebagai perawat gigi. Sesuai dengan pendapat Novitasari (2008) yaitu seorang pegawai yang sukses dengan prestasi kerja mempunyai kesempatan mengembangkan karirnya untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi sesuai dengan potensi dan keahlian yang dimiliki.
b.      Kader Kesehatan
Berdasarkam hasil penelitian di tabel 5, menunjukan bahwa peran serta masyarakat yaitu Kader kesehatan di desa Kandang sudah baik. Sebagian besar kader sudah memiliki pengetahuan yang baik terhadap program UKGMD (87,5%) dan sedikitnya (12,5%) kader yang memiliki pengetahuan kurang baik. Sedangkan dari  keseluruhan kader kesehatan yang ada di desa Kandang sudah memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan program UKGMD. Penulis berasumsi bahwa pengetahuan dan sikap yang baik pada kader, diperoleh dari kesadaran dalam hal pentingnya meningkatkan kesehatan gigi individu dan keluarga sehingga menjadi tanggung jawab kader untuk menerapkannya kepada masyarakat mengingat fungsinya sebagai kader kesehatan di desanya. Sebagian kader juga sudah pernah mendapatkan pelatihan tentang kesehatan gigi sebelumnya, sehingga peran kader dalam berpartisipasi pada program UKGMD menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nastyaningsih (2008) yang mengharapkan peran serta kader kesehatan dapat mempengaruhi perilaku sehat gigi pada kelompok/ masyarakat yang ada di desa. Kader juga mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
c.       Biaya Operasional Program UKGMD
Hasil  wawancara dengan kepala Puskesmas Darul Imarah menyatakan bahwa tidak berjalannya program UKGMD di desa Leugeu dikarenakan tidak tersedianya dana atau biaya operasional dari dinas terkait. Dana yang disediakan hanya untuk program-program kesehatan tertentu saja, sehingga untuk melaksanakan program kesehatan seperti program usaha kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD) yang dulu juga pernah terlaksana menjadi terhambat. Pihak puskesmas juga mengatakan bahwa setiap tahunnya mereka selalu memasukkan program UKGMD kedalam rancangan program pokok puskesmas, namun anggaran biaya yang diberikan oleh dinas terkait yang tersedia hanya untuk program-program kesehatan seperti Program Kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana. Padahal upaya kesehatan gigi masyarakat desa juga merupakan program pokok puskesmas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Penulis berasumsi bahwa tidak tersedianya biaya operasional untuk program UKGMD dikarenakan pihak-pihak terkait tidak begitu memandang penting pelaksanaan program UKGMD untuk masyarakat di desa Kandang. Penyedia biaya operasional untuk program kesehatan lebih mengantisipasi keadaan-keadaan darurat mengenai kesehatan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, misalnya karena timbul wabah penyakit menular atau bencana alam di wilayah kerja puskesmas, untuk mengatasi kejadian daruat tersebut bisa dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain .
Hasil penelitian terhadap perawat gigi sebagai tenaga pelaksana program juga menunjukan bahwa faktor tidak tersedianya biaya operasional yang menjadi penghambat berjalannya program kesehatan gigi masyarakat. Hal ini terlihat dari kesiapan sumber daya manusia yang telah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap pelaksanaan program UKGMD, namun akibat biaya operasional yang tidak tersedia maka hal tersebut tidak dapat menjadi tolak ukur berjalannya pelaksanaan program. Sesuai dengan pendapat Praswasti (2010) yang menyatakan dana bantuan operasional kesehatan untuk Puskesmas diberikan sebagai penunjang kelancaran jalannya operasional Puskesmas mengatasi tindakan promotif dan preventif. Tujuan dana bantuan operasional kesehatan itu untuk membiayai pelayanan kesehatan masyarakat yang selama ini dinilai kurang.

d.       Sarana dan Prasarana Program UKGMD
Hasil penelitian menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang ada di puskesmas Darul Imarah untuk pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang kurang lengkap. Hal ini diperoleh dari wawancara penulis dengan petugas pelaksana dan kepala puskesmas yang menyatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana tidak dapat menunjang pelaksanaan pencegahan dalam program UKGMD, seperti kurangnya alat peraga untuk kegiatan promotif, terbatasnya peralatan pemeriksaan gigi sederhana dan tidak tersedianya peralatan tekhnologi yang mendukung seperti LCD yang berguna saat kegiatan penyuluhan kesehatan pada masyarakat. Penulis juga melakukan pengamatan terhadap sarana dan prasarana yang ada untuk melaksanakan program UKGMD dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada memang kurang lengkap. Penulis berasumsi bahwa kurangnya sarana dan prasarana ini dikarenakan pihak puskesmas kurang siap melakukan perencanaan pada saat merancang program UKGMD sehingga program yang dijalankan pun tidak maksimal, padahal Lubis (2005) menyimpulkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat menyebabkan kurang berjalannya program UKGMD. Depkes RI (2009) dalam artikel PSPPK menyimpulkan bahwa Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di Puskesmas maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya.

PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian pada petugas pelaksana UKGMD (100%) diketahui bahwa biaya operasional puskesmas merupakan faktor penyebab tidak berjalannya pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
2.      Hasil wawancara pada petugas pelaksana UKGMD  diketahui bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di puskesmas juga merupakan faktor penyebab tidak berjalannya pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
3.      Hasil penelitian pada petugas pelaksana UKGMD diketahui bahwa Sumber daya manusia yaitu perawat gigi sebagai tenaga pelaksana program dan kader kesehatan bukan merupakan faktor penyebab tidak berjalannya pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

B.     Saran
Dalam rangka meningkatkan kesadaran pentingnya pelaksanaan program UKGMD yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1.      Kepada Dinas terkait sebagai penyedia biaya operasional puskesmas untuk dapat menyediakan dana khusus untuk pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang..
2.      Kepada pihak Puskesmas, khususnya pihak yang berwewenang membuat perencanaan program puskesmas untuk lebih menekankan pentingnya pelaksanaan program UKGMD.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijaksanaan dasar pusat kesehatan masyarakat,Jakarta. Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas Depkes RI  2004
Depkes RI, 2009. Undang-undang R.I NO 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Pedoman usaha kesehatan gigi masayarakat,Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2004
Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman Survey Dasar Gigi Dan Mulut, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1989, Pelayanan Kesehatan Dasar.
Departemen Kesehatan RI 1999, pedoman pelayanan kesehatan Gigi Dan Mulut, Jakarta
Sudayasa P,Tugas pokok dan fungsi kader,2011
Pratiwi, Donna, S., 2007. Gigi Sehat, PT. Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Notoatmojo, S. (2005). Metodology Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta
,               Jakarta.