ANALISIS PELAKSANAAN
PROGRAM UKGMD DITINJAU DARI BERBAGAI FAKTOR PENYEBAB DI DESA KANDANG KECAMATAN DARUL
IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2014
Oleh:
Andriani
ABSTRAK
Upaya
Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) merupakan program pokok puskesmas yang seharusnya
rutin dilaksanakan. Kenyataan yang diperoleh dari puskesmas Darul Imarah,
program UKGMD yang pernah berjalan di desa KANDANG Kecamatan Darul Imarah Aceh
Besar dalam tidak pernah lagi
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, sedangkan data status kesehatan gigi dan
mulut masyarakat Desa
Kandang
masih jauh dari target pemerintah yaitu OHI-S ≤1,2, DMF-T ≤2 dan PTI
≥20%. Dimana status OHIS masih buruk (3,3), indeks rata-rata DMF-T sedang (3,1)
dan PTI masih rendah (11%). Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program UKGMD ditinjau dari
berbagai faktor penyebab di Desa Kandang kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun
2014. Penelitian adalah studi kasus
dengan analisa deskriftif. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang tenaga pelaksana
program UKGMD di puskesmas Darul Imarah,
Kepala puskesmas Darul Imarah dan 7 orang kader kesehatan di desa Kandang kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Faktor
penyebab
biaya operasional untuk pelaksanaan program UKGMD tidak tersedia (100%). Sarana
dan prasarana program UKGMD masih kurang lengkap (75%). Sementara itu
Sumber daya manusia di puskesmas Darul Imarah sebagai tenaga pelaksana program
sudah mencukupi untuk melaksanakan program dan peran serta masyarakat/kader
kesehatan di desa Kandang dalam program UKGMD sudah baik. Penyebab
tidak berjalannya program UKGMD di Desa Kandang adalah karena tidak tersedianya
biaya operasional untuk melaksanakan program UKGMD dan kurang lengkapnya sarana
dan prasarana di Puskesmas Darul Imarah. Disarankan kepada pihak puskesmas
yang berwenang menyusun perencanaan program pokok puskesmas agar lebih rinci
dan lebih menekankan pentingnya pelaksanaan program UKGMD untuk masyarakat
sehingga dinas terkait sebagai penyedia dana operasional puskesmas dapat menyediakan
dana khusus untuk pelaksanaan program UKGMD.
Kata kunci: Program
UKGMD
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
. Kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan
tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk
mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka. Mengingat
kegunaannya yang demikian penting maka penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini
mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut (Ariningrum, 2000).
Gigi dan mulut
merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam
mempersiapkan zat makan sebelum absorbsi nutrisi pada saluran pencernaan,
disamping fungsi psikis dan sosial. Mengingat fungsinya yang sangat penting
maka perlu mendapatkan prioritas utama yang diperhatikan. Penyakit gigi dan mulut, akan
sangat berpengaruh pada derajat kesehatan, Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas
menurunkan selera makan sehingga dapat mengganggu aktifitas kita sehari-hari.
Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut juga
masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit
mulut di Indonesia yang cenderung meningkat. Sejak awal kehidupan manusia,
banyak dijumpai catatan yang menunjukkan bahwa organ gigi adalah penting dalam
kehidupan. Pada era modern sekarang ini, menunjukkan gambaran tentang
kecenderungan peningkatan jumlah kerusakan gigi.
Dampak yang sangat
besar tersebut disebabkan karena karies gigi sangat menggangu aktifitas
seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti bekerja dan belajar.
Situmorang (2005) dalam penelitiannya membuktikan bahwa karies gigi mempunyai
dampak yang luas, yaitu gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan
fungsi gigi (sulit mengunyah, makanan sangkut, nafas bau, pencernaan
terganggu), disabilitas fisik (diet tidak memuaskan, menghindari makanan
tertentu, tidak bisa menyikat gigi dengan baik), keluhan rasa sakit setiap
mengunyah makanan, ngilu, sakit kepala, sakit di rahang), ketidaknyamanan
psikis (merasa rendah diri, sangat menderita, kuatir), dan disabilitas psikis
(tidur terganggu, sulit berkonsentrasi, merasa malu).
Dari hasil Survey
Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa
terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi, rata-rata 3,86 hari. Kondisi
ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi
dapat menurunkan produktivitas kerja (Niam, 2004).
Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013 menunjukkan prevalensi Nasional gigi dan mulut adalah
25,9%, sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas
angka nasional. Tercatat 62,9% penduduk di Propinsi Aceh mengalami karies gigi dan umumnya masyarakat
mengosok gigi setiap harinya pada waktu mandi pagi dan sore sebanyak 90,7%,
sementara proporsi masyarakat yang mengosok gigi setiap hari sesudah makan pagi
hanya 12,6% dan sebelum tidur hanya 20,7%. Dengan
tingginya angka kesakitan gigi dan mulut di masyarakat, menggambarkan bahwa
kesadaran individu untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut masih rendah, untuk
itu diperlukan upaya pendekatan secara interpersonal melalui jalur peran serta
masyarakat/kader yang turut peduli dan secara terus menerus mendorong tumbuhnya
kesadaran individu untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Program-program yang
dilakukan untuk memperbaiki perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat berupa
penyuluhan, pelatihan kader-kader kesehatan gigi dan mulut dan sebagainya. Salah
satu strategi yang dapat dijalankan adalah dengan meningkatkan upaya promotif
dan preventif pada masyarakat melalui Program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
Desa (UKGMD) (Depkes RI, 2009).
Usaha
Kesehatan Gigi Masyarakat Desa adalah suatu program edukatif yang diupayakan
oleh Departemen Kesehatan berupa tindakan promotif dan preventif untuk
masyarakat yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
dalam pemeliharaan kesehatan Gigi. Keberhasilan pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi
Masyarakat Desa (UKGMD) adalah suatu usaha kesehatan yang beralokasi pada
lingkungan pedesaan. Yang merupakan salah
satu program dari kegiatan pengenbangan posyandu. UKGMD dapat dilakukan terpadu
dengan Posyandu karena menitikberatkan pada upaya penyuluhan dan pembinaan,
sedangkan untuk tindakan perawatan dilakukan dengan cara dirujuk ke puskesmas
(Kosterman, 2001). Melalui Posyandu, program UKGMD dilaksanakan oleh petugas
kesehatan gigi baik itu Dokter Gigi dan perawat gigi yang bernaung pada
Puskesmas diwilayah desa tertentu yang dibantu oleh Kader UKGMD atau Kader
Posyandu yang telah diberikan pembakalan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
Petugas kesehatan kemudian memberikan pelayanan kesehatan berupa bimbingan,
penyuluhan, pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat bagaimana cara
menyikat gigi yang baik dan benar, Frekuensi menyikat gigi dan cara merawat
serta memelihara gigi mereka. UKGMD merupakan pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya di bidang kesehatan gigi dan mulut yang mempunyai nilai strategis
untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Pada pelaksanaannya timbul
kendala diantaranya terbatasnya jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk
melaksanakan pembinaan upaya Promotif dan Preventif melalui posyandu. Untuk
menunjang hal tersebut maka perlu dilaksanakan Pelatihan Kesehatan Gigi dan
Mulut bagi Kader Posyandu atau Kader UKGMD yang sudah dibentuk (Sutiway, 2010).UKGMD
sangat bergantung pada partisipasi secara aktif dari masyarakat dengan
melibatkan petugas atau tenaga kesehatan untuk membimbing dan memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut agar mampu memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat secara optimal (Depkes RI, 2000).
Desa
Kandang merupakan desa siaga dimana kondisi masyarakat tingkat
desa atau kelurahan memiliki kesiapan sumber daya potensi dan kemauan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri. Di Desa Kandang terdapat
8 orang Kader, petugas kesehatan terdiri dari 5 orang, 1 orang Dokter gigi dan 4 orang
perawat gigi. Desa Kandang merupakan salah
satu desa siaga dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh
Besar.
Berdasarkan data yang
diperoleh dari kepala desa Kandang,pekerjaan masyarakat desa ada yang pegawai
negeri,petani,serta wiraswasta Dari hasil survei diperoleh data bahwa 81%
masyarakat masih mengalami keluhan sakit gigi, ini menunjukkan bahwa kesehatan
gigi dan mulut masyarakat di desa Kandang tersebut
masih jauh dari harapan. Indeks rata-rata OHI-S masyarakat masih pada kriteria
buruk, yaitu 3,3. Persentase masyarakat yang mengalami karies aktif masih tinggi, yaitu mencapai 80,3%, dengan
indeks rata-rata DMF-T 3,1 Penanganan terhadap penyakit karies gigi yang dialami
masyarakat masih sangat rendah, hal ini terlihat dari indeks PTI mayarakat yaitu 11%.
Sedangkan pemerintah telah menetapkan berbagai indikator kesehatan gigi
masyarakat antara lain adalah OHI-S ≤1,2, DMF-T ≤2 dan PTI ≥20%. Bertdasarkan
wawancara awal dengan 30 orang masyarakat Desa Kandang diketahui masih ada
sebagian masyarakat menyikat gigi dengan frekuensi 1 kali, yaitu pada saat
mandi pagi saja,
Masyarakat
hendaknya meyakini bahwa dirinya sendiri lebih bertanggung jawab terhadap
kesehatan gigi dan mulutnya daripada dokter gigi atau perawat gigi, karena gigi
dan mulut itu adalah miliknya. Namun masyarakat bersikap seolah-olah petugas kesehatan lebih bertanggung jawab
terhadap kesehatan gigi dan mulutnya. Telah terbukti masyarakat yang mempunyai
motivasi memelihara diri dapat mencegah dan mengontrol penyakit karies gigi
(Usri, 2001). Untuk itu strategi pemberdayaan masyarakat yang tujuannya agar
masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka haruslah
dijalankan. Salah satu strategi yang dapat dijalankan adalah dengan
meningkatkan upaya promotif, preventif dan kuratif pada masyarakat desa melalui
Program Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). Program tersebut
merupakan suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan mengintegrasikan
upaya promotif, preventif dan kuratif kesehatan gigi kedalam program desa
siaga.
Di Indonesia Program UKGMD telah dilaksanakan sejak tahun
1979. Dimana upaya Promotif, Preventif dilaksanakan secara terpadu dengan upaya
kesehatan lainnya terutama melalui posyandu (Nastyaningsih, 2008). Di Nanggroe
Aceh Darussalam kegiatan program UKGMD belum aktif dilaksanakan di masyarakat
desa termasuk desa siaga. Sedangkan Upaya kesehatan gigi dan mulut ditujukan
untuk memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara lebih merata dan
sedekat mungkin kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat desa
teringgal dalam rangka upaya mengentaskan kemiskinan. Kemiskinan seringkali
mengurangi akses masyarakat untuk mencapai prasyarat dasar untuk hidup sehat.
Selain kemiskinan tingkat pendidikan masyarakat sangat berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku hidup sehat. Partisipasi masyarakat dalam hal ini sangat
diharapkan karena pencegahan dan penanggulangan akan kerusakan gigi akan
berdampak sejak dini. Namun masalahnya adalah mengapa program UKGMD tidak
dipandang penting untuk dilaksanakan sedangkan menurut Depkes tahun 2006 UKGMD
merupakan program pokok puskesmas setiap tahun yang harus dilaksanakan.
Di desa Kandang
sendiri program UKGMD dulu sudah pernah dilaksanakan, UKGMD dilakukan terpadu dengan kegiatan
posyandu, pelaksanaannya dilakukan oleh perawat gigi yang dibantu oleh Kader di
desa tersebut. Berdasarkan wawancara awal dengan tenaga kesehatan gigi di
Puskesmas Darul Imarah, hasil dari pelaksanaan UKGMD pada saat itu menunjukan
bahwa status kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa Kandang masih
jauh dari harapan. Status
OHIS masih sedang, DMF-T tinggi dan PTI masih rendah. Dengan melihat kenyataan
yang ada timbul pertanyaan mengapa Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa yang
dulu pernah dijalankan sekarang tidak lagi dijalankan oleh tenaga kesehatan?
Padahal dengan melihat kenyataan yang ada, gambaran kebersihan gigi dan mulut
masyarakat masih jauh dari target pemerintah dan sangat perlu untuk diperhatikan.
Beranjak dari permasalahan yang ada penulis tertarik untuk menganalisis pelaksanaan
program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab di Desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
B.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Untuk menganalisis pelaksanaan
program UKGMD ditinjau dari berbagai faktor penyebab di Desa Kandang Kecamatan Darul
Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk mengetahui gambaran faktor
sumber daya manusia terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul
Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
b.
Untuk mengetahui gambaran faktor biaya
operasional terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul
Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
c.
Untuk mengetahui gambaran faktor sarana
dan prasarana terhadap pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014
C.
Manfaat
Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
a.
Hasil
Penelitian dapat dijadikan sebagai evaluasi tentang program UKGMD ditinjau dari
berbagai faktor Penyebab di
desa Kandang Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014.
b.
Sebagai penentu
kebijakan pihak terkait pengembangan pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul
Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2014
METODE PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan analisa
deskriptif yaitu untuk
mengetahui pelaksanaan UKGMD ditinjau
dari berbagai faktor penyebab. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang tenaga
pelaksana program UKGMD di puskesmas Darul Imarah, Kepala puskesmas Darul Imarah
dan 7 orang kader kesehatan di desa Kandang
Subjek
Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 4 orang tenaga pelaksana program
UKGMD di puskesmas Darul Imarah,
Kepala puskesmas Darul Imarah dan 8
orang kader kesehatan di desa Kandang
B.
Cara
Pengumpulan data
1.
Data Primer
Pengumpulan data diperoleh langsung berdasarkan
hasil wawancara pada Kepala
puskesmas, tenaga pelaksana UKGMD, Kader desa Kandang dengan menggunakan pedoman
wawancara.
2.
Data skunder
Berupa data kesehatan gigi dan mulut masyarakat Desa Kandang yang diperoleh dari pihak
Puskesmas.
C.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pedoman wawancara
yang ditanyakan langsung kepada kepala puskesmas,petugas kesehatan
gigi dan mulut,serta kader.
D.
Rencana
Pengolahan dan analisa data
1.
Cara Pengolahan data :
a)
Editing : Memeriksa kembali hasil
pengisian pedoman wawancara
b)
Coding: Usaha untuk
mengklarifikasi jawaban dengan cara menandakan masing-masing jawaban dengan
kode tertentu
c)
Tabulating : Data frekuensi yang
telah diperoleh dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
2.
Analisa data
Analisa secara deskriptif untuk mengetahui distribusi
frekuensi dari setiap variable faktor penyebab rendahnya pelaksanaan UKGMD
HASIL
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 20
Oktober 2014 pada Kepala Puskesmas, 4 orang tenaga pelaksana UKGMD dan
8 Kader desa Kandang ,
maka didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
A.
Data Umum
1.
Gambaran Umum Desa Kandang
Desa
Kandang terletak di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
Sebagain besar wilayah kerja Desa Kandang merupakan areal perkebunan dan persawahan. Kader didesa
Kandang berjumlah 8 orang dengan tingkat pendidikan kader sebagai berikut :
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Tingkat
Pendidikan Kader di desa Kandang
Kecamatan
Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar
Tahun 2014
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
|
%
|
1.
|
Rendah (SD – SMP)
|
0
|
0
|
2.
|
Sedang (SMU)
|
8
|
100
|
3.
|
Tinggi (Perguruan
Tinggi)
|
0
|
0
|
Jumlah
|
8
|
100%
|
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa tingkat pendidikan Kader di desa Kandang seluruhnya tingkat pendidikan dalam katagori sedang (SMU) (100%)
2.
Gambaran Umum Puskesmas Darul Imarah
Puskesmas Darul Imarah terletak di Lampeuneurut kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar dengan batas-batas sebagai berikut :
1.
Sebelah Utara berbatas dengan
Kota Madya Banda Aceh.
2.
Sebelah Selatan berbatas dengan
Kecamatan Darul Imarah.
3.
Sebelah Barat berbatas dengan
Kecamatan Lhok’nga.
4.
Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan
Ingin Jaya.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jumlah
Perawat Gigi di Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar Tahun 2014
No
|
Jenis
kelamin
|
Jumlah
|
%
|
1.
|
Laki-laki
|
1
|
25
|
2.
|
Perempuan
|
3
|
75
|
Jumlah
|
4
|
100%
|
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa Perawat gigi yang ada di Puskesmas Darul Imarah paling
banyak berjenis
kelamin perempuan, yaitu 3 orang (75%).
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Tingkat
Pendidikan Perawat Gigi di Puskesmas
Darul Imarah Kabupaten Aceh Basar
Tahun 2014
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
|
%
|
1.
|
SPRG
|
3
|
75
|
2.
|
Diploma
|
1
|
25
|
Jumlah
|
4
|
100%
|
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa tingkat pendidikan perawat gigi
paling banyak yaitu tingkat pendidikan SPRG (75%)
B.
Data Khusus (Identifikasi Faktor Penyebab)
1.
Hasil Analisis Faktor Penunjang Program yang menjadi Penyebab tidak
berjalannya Program UKGMD
Gambaran faktor penunjang program yang menjadi
penyebab tidak berjalannya Program UKGMD dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4
Faktor-Faktor
Penunjang Pelaksanaan Program UKGMD Di Desa Kandang Kecamatan
Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014
No
|
Faktor Penunjang Program
|
Kategori
|
1
|
Pengetahuan Tenaga Pelaksana
|
Baik
|
2
|
Sikap Tenaga Pelaksana
|
Baik
|
3
|
Motivasi Kerja Tenaga Pelaksana
|
Tinggi
|
4
|
Sumber Daya Manusia
|
Cukup
|
5
|
Biaya Operasional
|
Tidak
Tersedia
|
6
|
Sarana dan Prasarana
|
Kurang
Lengkap
|
7
|
Peran serta Masyarakat
|
Baik
|
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa tenaga pelaksana program UKGMD di Puskesmas Darul Imarah yaitu
perawat gigi sudah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik tentang program
UKGMD dan petugas UKGMD juga sudah mempunyai motivasi yang tinggi. Sumber Daya
Manusia juga sudah cukup memadai untuk pelaksanaan program UKGMD. Tetapi Biaya
operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan program UKGMD di desa Kandang
tidak tersedia dari dinas terkait. Sarana dan prasarana program
UKGMD termasuk dalam kategori kurang lengkap. Sedangkan menurut tenaga
pelaksana program UKGMD Peran serta masyarakat desa terhadap program UKGMD
sudah baik.
Kepala Puskesmas Darul Imarah
sebagai penanggung jawab pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang
juga sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap program UKGMD.
Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Puskesmas Darul Imarah juga sudah
cukup. Tetapi Biaya operasional yang
dibutuhkan untuk melaksanakan program UKGMD di desa Leugeu tidak tersedia dari
dinas terkait. Sarana dan prasarana program UKGMD termasuk dalam
kategori kurang lengkap. Sedangkan menurut kepala Puskesmas peran serta
masyarakat desa terhadap program UKGMD sudah baik.
2.
Hasil Analisis Peran Serta Masyarakat/Kader dalam Program UKGMD
Gambaran faktor peran serta
masyarakat/kader terhadap pelaksanaan
program UKGMD di desa Kandang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5
Distribusi frekuensi
Peran Serta Masyarakat terhadap Program UKGMD di Desa Kandang
Kecamatan Darul Imarah
Kabupaten Aceh Besar
Tahun 2014
No
|
Faktor Penunjang Program
|
Jumlah
|
Persentase %
|
1
|
Pengetahuan Kader :
a.
Baik
b.
Kurang
Baik
|
7
1
|
87,5
12,5
|
2
|
Sikap Kader :
a.
Baik
b.
Kurang Baik
|
8
0
|
100
0
|
Berdasarkan tabel diatas, dapat
dilihat bahwa peran serta kader dalam pelaksanaan program UKGMD sudah baik.
Dari jumlah keseluruhan kader, hanya 1 orang kader (12,5%) memiliki
pengetahuan yang kurang baik tentang program UKGMD, Keseluruhan
kader memiliki sikap yang baik terhadap program UKGMD.
PEMBAHASAN
A.
Sumber Daya Manusia
a.
Petugas
Pelaksana Program UKGMD
Hasil
penelitian menunjukan bahwa sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Darul
Imarah sudah mencukupi sebagai tenaga pelaksana program UKGMD di desa Kandang.
Berdasarkan hasil wawancara peeliti dengan perawat gigi dan kepala puskesmas disimpulkan
bahwa jumlah tenaga kesehatan gigi yang ada saat ini masih memenuhi untuk
melaksanakan program kesehatan di luar kegiatan pelayanan di puskesmas. Penulis
berasumsi bahwa selain jumlah perawat gigi yang cukup , juga sudah terjadinya
komunikasi dan kerjasama yang baik diantara perawat gigi, sehingga mudah mengatur kegiatan
yang harus dilakukan di dalam dan di luar puskesmas. Sesuai dengan pendapat
Handoko (2002) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia merupakan aset utama
suatu organisasi, karena keberhasilan dan kelestarian suatu organisasi di masa
depan dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Hal
ini juga terbukti dari pengetahuan perawat gigi yang baik sebagai tenaga
pelaksana program UKGMD. Perawat gigi sebagai tenaga pelaksana menyadari bahwa
sangat penting memberikan pendidikan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat
desa Kandang melalui program UKGMD yang telah di programkan oleh
Puskesmas. Mereka juga paham kegiatan apa saja yang harus dilakukan pada saat
berlangsungnya program UKGMD, yaitu berupa
kegiatan promotif, preventif dan kuratif. Peneliti
berasumsi bahwa pengetahuan tenaga pelaksana yang baik ini diperoleh dari
pengalamannya sebagai tenaga pelaksana program UKGMD yang dahulu pernah
dilakukan. Meskipun pendidikan akhit tenaga pelaksana masih ada
yang berpendidikan hanya sebatas Sekolah Pengatur Rawat Gigi, namun tidak
mempengaruhi pengetahuan yang dimilikinya tentang pelaksanaan UKGMD Pengetahuan
tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting bagi petugas untuk melaksanakan
program UKGMD, tanpa bermodalkan pengetahuan yang baik petugas tidak mampu
untuk melaksanakan program UKGMD dengan baik
Sikap
tenaga pelaksana juga sudah baik, ini terlihat dari tenaga
pelaksana yang menyatakan setuju bahwa program UKGMD merupakan program yang
sangat efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat
desa Kandang. Tenaga pelaksana juga menyatakan bahwa program UKGMD
harus dilakukan kembali secara aktif mengingat data hasil penjaringan kesehatan
gigi dan mulut masyarakat desa Kandang masih jauh dari target pemerintah. Tenaga pelaksana
berharap program UKGMD di desa Kandang harus kembali dilakukan. Peneliti
berasumsi bahwa dengan adanya sikap positif dari tenaga pelaksana akan semakin
memudahkan pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang. Menurut
Sarwono (1997) Sikap
seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek
tersebut.
Motivasi tenaga pelaksana program UKGMD juga tinggi.
Perawat gigi menyatakan bangga menjadi tenaga pelaksana pada program UKGMD
karena tidak semua perawat gigi mendapatkan kesempatan untuk menjadi tenaga
pelaksana. Penulis berasumsi bahwa motivasi perawat gigi yang tinggi ini
terjadi karena sebagai tenaga pelaksana UKGMD memberikan kesempatan kepada
mereka untuk lebih berprestasi didalam profesi sebagai perawat gigi. Sesuai
dengan pendapat Novitasari (2008) yaitu seorang pegawai yang sukses
dengan prestasi kerja mempunyai kesempatan mengembangkan karirnya untuk
mendapatkan posisi yang lebih tinggi sesuai dengan potensi dan keahlian yang
dimiliki.
b. Kader Kesehatan
Berdasarkam
hasil penelitian di tabel 5, menunjukan bahwa peran serta masyarakat yaitu
Kader kesehatan di desa Kandang sudah baik. Sebagian besar kader sudah memiliki
pengetahuan yang baik terhadap program UKGMD (87,5%) dan
sedikitnya (12,5%) kader yang memiliki pengetahuan
kurang baik. Sedangkan dari keseluruhan
kader kesehatan yang ada di desa Kandang sudah memiliki sikap yang baik terhadap pelaksanaan program
UKGMD. Penulis berasumsi bahwa pengetahuan dan sikap yang baik pada kader,
diperoleh dari kesadaran dalam hal pentingnya meningkatkan kesehatan gigi
individu dan keluarga sehingga menjadi tanggung jawab kader untuk menerapkannya
kepada masyarakat mengingat fungsinya sebagai kader kesehatan di desanya.
Sebagian kader juga sudah pernah mendapatkan pelatihan tentang kesehatan gigi
sebelumnya, sehingga peran kader dalam berpartisipasi pada program UKGMD
menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Nastyaningsih (2008) yang
mengharapkan peran serta kader kesehatan dapat mempengaruhi perilaku sehat gigi
pada kelompok/ masyarakat yang ada di desa. Kader juga mampu memberikan
penyuluhan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.
c. Biaya Operasional Program UKGMD
Hasil
wawancara dengan kepala Puskesmas Darul
Imarah menyatakan bahwa tidak berjalannya program UKGMD di desa Leugeu
dikarenakan tidak tersedianya dana atau biaya operasional dari dinas terkait.
Dana yang disediakan hanya untuk program-program kesehatan tertentu saja,
sehingga untuk melaksanakan program kesehatan seperti program usaha kesehatan
gigi masyarakat desa (UKGMD) yang dulu juga pernah terlaksana menjadi
terhambat. Pihak puskesmas juga mengatakan bahwa setiap tahunnya mereka selalu
memasukkan program UKGMD kedalam rancangan program pokok puskesmas, namun
anggaran biaya yang diberikan oleh dinas terkait yang tersedia hanya untuk
program-program kesehatan seperti Program Kesehatan ibu dan anak dan keluarga
berencana. Padahal upaya kesehatan gigi masyarakat desa juga merupakan program
pokok puskesmas yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Penulis berasumsi bahwa
tidak tersedianya biaya operasional untuk program UKGMD dikarenakan pihak-pihak
terkait tidak begitu memandang penting pelaksanaan program UKGMD untuk
masyarakat di desa Kandang. Penyedia biaya operasional untuk program kesehatan
lebih mengantisipasi keadaan-keadaan darurat mengenai kesehatan yang dapat
terjadi sewaktu-waktu, misalnya karena timbul wabah penyakit menular atau
bencana alam di wilayah kerja puskesmas, untuk mengatasi kejadian daruat
tersebut bisa dengan mengurangi atau menunda kegiatan lain .
Hasil
penelitian terhadap perawat gigi sebagai tenaga pelaksana program juga
menunjukan bahwa faktor tidak tersedianya biaya operasional yang menjadi
penghambat berjalannya program kesehatan gigi masyarakat. Hal ini terlihat dari
kesiapan sumber daya manusia yang telah memiliki pengetahuan dan sikap yang
baik terhadap pelaksanaan program UKGMD, namun akibat biaya operasional yang
tidak tersedia maka hal tersebut tidak dapat menjadi tolak ukur berjalannya
pelaksanaan program. Sesuai dengan pendapat Praswasti (2010) yang menyatakan dana bantuan
operasional kesehatan untuk Puskesmas diberikan sebagai penunjang kelancaran
jalannya operasional Puskesmas mengatasi tindakan promotif dan preventif.
Tujuan dana bantuan operasional kesehatan itu untuk membiayai pelayanan
kesehatan masyarakat yang selama ini dinilai kurang.
d.
Sarana dan Prasarana Program UKGMD
Hasil penelitian menunjukan bahwa sarana dan prasarana
yang ada di puskesmas Darul Imarah untuk pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang
kurang lengkap. Hal ini diperoleh dari wawancara penulis dengan petugas
pelaksana dan kepala puskesmas yang menyatakan bahwa kurangnya sarana dan
prasarana tidak dapat menunjang pelaksanaan pencegahan dalam program UKGMD,
seperti kurangnya alat peraga untuk kegiatan promotif, terbatasnya peralatan
pemeriksaan gigi sederhana dan tidak tersedianya peralatan tekhnologi yang
mendukung seperti LCD yang berguna saat kegiatan penyuluhan kesehatan pada
masyarakat. Penulis juga melakukan pengamatan terhadap sarana dan prasarana
yang ada untuk melaksanakan program UKGMD dan hasil pengamatan menunjukkan
bahwa sarana dan prasarana yang ada memang kurang lengkap. Penulis berasumsi
bahwa kurangnya sarana dan prasarana ini dikarenakan pihak puskesmas kurang
siap melakukan perencanaan pada saat merancang program UKGMD sehingga program
yang dijalankan pun tidak maksimal, padahal Lubis (2005) menyimpulkan bahwa
keterbatasan sarana dan prasarana puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi pada
masyarakat menyebabkan kurang berjalannya program UKGMD. Depkes RI (2009) dalam
artikel PSPPK menyimpulkan bahwa Peralatan kesehatan merupakan salah satu
faktor penunjang yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, baik di Puskesmas maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.
Hasil
penelitian pada petugas pelaksana UKGMD (100%) diketahui bahwa biaya
operasional puskesmas merupakan faktor penyebab tidak berjalannya pelaksanaan
program UKGMD di desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
2.
Hasil wawancara pada
petugas pelaksana UKGMD diketahui bahwa
sarana dan prasarana yang tersedia di puskesmas juga merupakan faktor penyebab
tidak berjalannya pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang
Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
3.
Hasil
penelitian pada petugas pelaksana UKGMD diketahui bahwa Sumber daya manusia
yaitu perawat gigi sebagai tenaga pelaksana program dan kader kesehatan bukan
merupakan faktor penyebab tidak berjalannya pelaksanaan program UKGMD di
desa Kandang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.
B.
Saran
Dalam rangka meningkatkan
kesadaran pentingnya pelaksanaan program UKGMD yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1.
Kepada Dinas
terkait sebagai penyedia biaya operasional puskesmas untuk dapat menyediakan
dana khusus untuk pelaksanaan program UKGMD di desa Kandang..
2.
Kepada pihak
Puskesmas, khususnya pihak yang berwewenang membuat perencanaan program
puskesmas untuk lebih menekankan pentingnya pelaksanaan program UKGMD.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 128/Menkes/SK/II/2004
tentang kebijaksanaan dasar pusat kesehatan masyarakat,Jakarta. Pedoman
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Depkes RI
2004
Depkes RI, 2009. Undang-undang
R.I NO 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Pedoman usaha kesehatan gigi
masayarakat,Jakarta : Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2004
Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman Survey Dasar Gigi Dan Mulut, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1989, Pelayanan Kesehatan Dasar.
Departemen Kesehatan RI 1999, pedoman pelayanan kesehatan Gigi Dan Mulut, Jakarta
Sudayasa P,Tugas pokok dan fungsi kader,2011
Pratiwi,
Donna, S., 2007. Gigi Sehat, PT.
Kompas Media Nusantara, Jakarta.
Notoatmojo,
S. (2005). Metodology Penelitian
Kesehatan, Rineka Cipta
,
Jakarta.